A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 29 April 2010

Jangan Biarkan Setan Menang!

Judul : Karena Khusyuk Begitu Indah
Meraih Shalat Penuh Makna
Penulis : Khalid Abu Syadzi
Penerbit : Insan Kamil
Tebal : 188 Hal

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS Al Baqarah : 45)

Kehidupan dunia yang begitu pelik dan penuh problematika, seakan-akan telah menyadarkan kita akan keberadaan diri kita sebagai makhluk yang lemah.

Pada ujung kesadaran tersebut, kita pun memahami bahwa hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan dan jalan keluar dari berbagai problema kehidupan kita.

Oleh sebab itu, Allah memberikan jalan pintas untuk mengadukan segala permasalahan hidup kita sekaligus mendapat pertolongan dari-Nya secara langsung melalui shalat, sebagaimana tersebut pada ayat di atas.

Namun, seringkali usaha untuk menempuh jalan tersebut menjadi begitu sulit. Shalat kita dibayangi berbagai macam angan-angan, bayangan suram tentang problematika hidup dan berbagai bisikan setan lainnya. Shalat kita pun tak lebih dari sebuah gerakan-gerakan kosong tanpa makna.

Pada akhirnya, shalat kita menjadi tak berharga karena hilangnya kekhusyukan, kita pun gagal menjalin hubungan komunikasi dengan Allah dan permasalahan kita pun menemui jalan buntu.

Demikianlah, setan begitu sering mengalahkan kita, ia tak akan pernah berhenti memutuskan tali penghubung antara kita dan Allah dengan menghancurkan kekhusyukan yang menjadi inti shalat. Padahal, setan hanyalah makhluk yang lemah, ia hanya bisa berbisik dan berbisik, tak lebih!

Lantas, bagaimana sebenarnya meraih kenikmatan dalam shalat? Pertanyaan ini cukup singkat, tapi nyaris tak ada yang mampu memberikan jawaban yang tuntas. Namun, buku ini mencoba memecahkan kebuntuan yang sering kita hadapi ketika menghadirkan kekhusyukan dalam shalat.

Intinya, rahasia ruh shalat adalah bagaimana kita menghadap kepada Allah secara total. Sebagaimana kita dilarang wajah dari kiblat ke arah lain, kita juga dilarang memalingkan hati dari Allah kepada selainnya ketika sedang shalat. Shalat laksana harta karun yang tak bisa dibuka kecuali dengan kunci menghadap kepada Allah dan berpaling dari selain-Nya. Dia tidak akan memberikan rahasia-rahasia-Nya, kecuali kepada orang yang menjadikan keinginan dan penghadapannya hanya satu. Sebagaimana gelas yang telah dipenuhi air tidak akan bisa ditambahi air lagi kecuali jika kita mengosongkan isinya. Begitu juga dengan hati, ia tidak akan dimasuki makna-makna jika dipenuhi dengan keinginan-keinginan duniawi dan beban-beban rezeki, kecuali jika kita meninggalkan semua itu ketika shalat.

Dengan sempurnanya tahapan-tahapan ini berarti seorang hamba telah mendirikan shalatnya dengan benar sehingga ia berhak mendapatkan nikmat untuk masuk ke dalam medan kelezatan oman dan hamparan anugerah Allah yang disebut dengan khusyuk.

Nah, yang berbeda dengan buku lain, buku ini disajikan dengan menyesuaikan logika masyarakat pada zaman sekarang sehingga bebas dari kesan berputar-putar, rumit, dan sulit dicerna. Selain itu, mutiara-mutiara yang disibakkan penulis dari setiap bacaan dan gerakan dalam shalat niscaya akan semakin menambah gairah kita untuk menyesap kenikmatan mendirikan shalat.

Jika kita sudah mengetahui nilai lebih dan keutamaan khusyuk dalam shalat, maka shalat pun akan menjadi begitu agung di hati sehingga kita juga bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk mengerjakannya sebaik mungkin, berupaya sebaik mungkin dalam mengonsentrasikan diri dan menjaga shalat itu. Karena pada hakekatnya, shalat adalah hal pertama yang akan dihisab yang akan menentukan nasib kita di akhirat kelak. Apakah di surga dengan segala kenikmatannya, ataukah di neraka dengan segala kesengsaraannya.

Jadi, jangan biarkan setan menang sekali lagi, dan selamat meraih shalat yang penuh makna!

Tidak ada komentar: