BANJARMASIN – Meski stok BBM premium untuk wilayah Kota Banjarmasin dinyatakan aman, namun antrean panjang warga di sejumlah SPBU masih berlanjut hingga hari ini (1/6).
Seperti di SPBU Jl Brigjen Hasan Basry, antrean mulai terjadi sejak pukul delapan pagi. Agar pembeli tidak terlalu lama mengantre, oleh petugas antrean dibagi menjadi empat jalur sehingga setiap orang cukup menunggu lima hingga sepuluh menit saja. Selain itu, petugas juga tegas melarang pedagang bensin eceran ikut mengantre. Bahkan, seorang warga yang datang dengan menenteng jeriken dan sempat memaksa untuk membeli bensin di sana terpaksa ditolak dengan halus meski orang tersebut beralasan untuk pemakaian pribadi.
Noviana, salah seorang petugas mengatakan bahwa sehari sebelumnya sampai kemarin malam antrean panjang juga terjadi di SPBU ini sehingga menyebabkan stok sempat kosong.
“Jam lima sore mendapatkan kiriman, jam 11 malamnya sudah habis,” ujarnya.
Pemandangan yang hampir mirip juga terlihat di SPBU Jl Sultan Adam. Pasokan bensin sebanyak 10 ribu liter yang datang pada pukul 09.00 pagi kemarin langsung ludes hanya dalam selang waktu tiga jam kemudian. Menurut seorang petugas, hal itu sudah terjadi selama tiga hari terakhir.
“Antrian panjang karena di eceran tidak ada yang jual,” katanya.
Sedangkan dari pantauan di beberapa SPBU lainnya, antrean berlangsung dari pagi hingga menjelang sore, bahkan panjangnya hampir tidak pernah berkurang. Di SPBU samping Mesjid Raya Sabilal Muhtadin misalnya, antrean warga nampak mengular sampai ke pintu masuk.
Lucunya, sejumlah warga yang ditemui mengaku baru mengetahui kalau BBM di Kota Banjarmasin mulai langka. Taufik, warga Jl Sultan Adam mengatakan bahwa ia baru kemarin mengetahuinya karena baru kemarin ia mengisi bensin di SPBU.
“Saya justru kurang tahu, baru hari ini saja mengisi bensin karena kebetulan habis. Tapi katanya dari kemarin memang kosong,” ucapnya.
Pernyataan ini diamini oleh H Dayat, warga Jl KS Tubun.
“Baru hari ini saya antri. Gara-gara isu pembatasan itu, masyarakat jadi dikorbankan dengan panjangnya antrian ini,” katanya.
Sementara itu, meski dalam beberapa hari belakangan ini warga Kota Banjarmasin harus berlelah-lelah antri untuk mendapatkan BBM di SPBU, pedagang bensin eceran justru mendadak marak seperti yang terlihat di sepanjang Jl A Yani kilometer 3 sampai kilometer 6 serta Jl Zafri Zam-Zam. Harga bensin di eceran pun melambung antara Rp 6 ribu sampai Rp 12 ribu.
“Dapatnya susah. Selain itu juga harus disedot dulu dari tangki motor ke jeriken karena kita tidak dibolehkan membeli dengan menggunakan jeriken, salah-salah bisa tertelan. Makanya terpaksa jualnya mahal,” ujar Enor, salah seorang pedagang.
Namun, tidak semua SPBU menolak untuk melayani pedagang bensin eceran. Hal inilah yang menyebabkan antrean meluber hingga ke bahu jalan seperti yang terlihat di SPBU Jl Adhyaksa. Petugas tetap melayani pedagang bensin eceran, namun pembelian dibatasi maksimal hanya lima liter.
Meski demikian, para pedagang ini tak kehilangan akal. Segala cara dipakai untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kelangkaan BBM yang terjadi sekarang, seperti menggunakan tanki motor sampai membeli bergantian dengan anggota keluarga lainnya. Tak adanya aparat berwajib yang berjaga-jaga menyebabkan aktivitas pelangsiran ini dapat berjalan dengan mulus.
Seperti di SPBU Jl Brigjen Hasan Basry, antrean mulai terjadi sejak pukul delapan pagi. Agar pembeli tidak terlalu lama mengantre, oleh petugas antrean dibagi menjadi empat jalur sehingga setiap orang cukup menunggu lima hingga sepuluh menit saja. Selain itu, petugas juga tegas melarang pedagang bensin eceran ikut mengantre. Bahkan, seorang warga yang datang dengan menenteng jeriken dan sempat memaksa untuk membeli bensin di sana terpaksa ditolak dengan halus meski orang tersebut beralasan untuk pemakaian pribadi.
Noviana, salah seorang petugas mengatakan bahwa sehari sebelumnya sampai kemarin malam antrean panjang juga terjadi di SPBU ini sehingga menyebabkan stok sempat kosong.
“Jam lima sore mendapatkan kiriman, jam 11 malamnya sudah habis,” ujarnya.
Pemandangan yang hampir mirip juga terlihat di SPBU Jl Sultan Adam. Pasokan bensin sebanyak 10 ribu liter yang datang pada pukul 09.00 pagi kemarin langsung ludes hanya dalam selang waktu tiga jam kemudian. Menurut seorang petugas, hal itu sudah terjadi selama tiga hari terakhir.
“Antrian panjang karena di eceran tidak ada yang jual,” katanya.
Sedangkan dari pantauan di beberapa SPBU lainnya, antrean berlangsung dari pagi hingga menjelang sore, bahkan panjangnya hampir tidak pernah berkurang. Di SPBU samping Mesjid Raya Sabilal Muhtadin misalnya, antrean warga nampak mengular sampai ke pintu masuk.
Lucunya, sejumlah warga yang ditemui mengaku baru mengetahui kalau BBM di Kota Banjarmasin mulai langka. Taufik, warga Jl Sultan Adam mengatakan bahwa ia baru kemarin mengetahuinya karena baru kemarin ia mengisi bensin di SPBU.
“Saya justru kurang tahu, baru hari ini saja mengisi bensin karena kebetulan habis. Tapi katanya dari kemarin memang kosong,” ucapnya.
Pernyataan ini diamini oleh H Dayat, warga Jl KS Tubun.
“Baru hari ini saya antri. Gara-gara isu pembatasan itu, masyarakat jadi dikorbankan dengan panjangnya antrian ini,” katanya.
Sementara itu, meski dalam beberapa hari belakangan ini warga Kota Banjarmasin harus berlelah-lelah antri untuk mendapatkan BBM di SPBU, pedagang bensin eceran justru mendadak marak seperti yang terlihat di sepanjang Jl A Yani kilometer 3 sampai kilometer 6 serta Jl Zafri Zam-Zam. Harga bensin di eceran pun melambung antara Rp 6 ribu sampai Rp 12 ribu.
“Dapatnya susah. Selain itu juga harus disedot dulu dari tangki motor ke jeriken karena kita tidak dibolehkan membeli dengan menggunakan jeriken, salah-salah bisa tertelan. Makanya terpaksa jualnya mahal,” ujar Enor, salah seorang pedagang.
Namun, tidak semua SPBU menolak untuk melayani pedagang bensin eceran. Hal inilah yang menyebabkan antrean meluber hingga ke bahu jalan seperti yang terlihat di SPBU Jl Adhyaksa. Petugas tetap melayani pedagang bensin eceran, namun pembelian dibatasi maksimal hanya lima liter.
Meski demikian, para pedagang ini tak kehilangan akal. Segala cara dipakai untuk mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari kelangkaan BBM yang terjadi sekarang, seperti menggunakan tanki motor sampai membeli bergantian dengan anggota keluarga lainnya. Tak adanya aparat berwajib yang berjaga-jaga menyebabkan aktivitas pelangsiran ini dapat berjalan dengan mulus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar