Sanitasi Buruk, Rugi Rp 56 T
BANJARMASIN – Akibat sanitasi yang buruk yang salah satunya tercermin dari tingginya angka buang air sembarangan (BABS), keuangan negara dirugikan sebesar Rp 56 triliun rupiah setiap tahunnya. Demikian diungkapkan Direktur PD PAL Kota Banjarmasin Ir Muhiddin ST MM yang ditemui baru-baru ini. Data ini berdasarkan studi Bank Dunia pada tahun 2007 yang mencakup biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas masyarakat yang terganggu akibat sakit. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya melakukan terobosan untuk mengatasi permasalahan ini.
“Harapannya agar biaya kesehatan yang mahal tadi dapat dialihkan untuk biaya pendidikan, misalnya,” ujarnya.
Akan tetapi, ternyata tak semua masyarakat menyambut antusias niatan tersebut. Seperti program kloset murah yang dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas BAB yang pada tahun 2010 ini digalakkan untuk warga di sepanjang Sungai Pekapuran oleh PD PAL Kota Banjarmasin, sampai saat ini baru segelintir rumah yang dapat dilayani.
“Banyak masyarakat yang tidak mau dan lebih memilih ke sungai,” cetusnya.
Muhiddin mengatakan bahwa pihaknya telah secara maksimal melakukan sosialiasi mengenai program tersebut kepada warga melalui lurah, RT, dan tokoh masyarakat setempat. Namun, ia juga menyadari bahwa untuk membuat masyarakat memahami tentang arti pentingnya sanitasi yang baik harus dilakukan secara bertahap. Ditambahkannya, saat ini baru sekitar tiga puluhan rumah di Sungai Baru arah ke Pekapuran Laut yang sudah memanfaatkan program kloset murah ini.
“Kalau ledeng dan WC sudah di rumah kan enak tidak perlu keluar rumah lagi,” katanya.
Dijelaskannya lebih lanjut, program kloset murah adalah program kerja PD PAL Kota Banjarmasin pada tahun 2010 ini untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki WC di rumah maupun tidak mampu untuk mengadakannya dimana PD PAL akan memfasilitasi untuk membuatkannya. Program ini dibiayai dengan menggunakan dana hibah dari Australia. Selain itu, program kloset murah ini juga dimaksudkan untuk mengejar salah satu target Millenium Development Goals (MDG’s), yakni mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
“Bagi yang ingin berlangganan dengan PD PAL, kami juga akan menggratiskan rekeningnya selama tiga bulan pertama. Setelah itu, tarifnya sebesar 25 persen dari rekening PDAM. Tapi kalau tidak berlangganan PDAM, tarifnya dihitung berdasarkan jenis bangunan,” paparnya.
Untuk sementara ini, masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Pekapuran dan Sungai Kelayan memang menjadi prioritas karena kedua sungai tersebut berada di pusat kota. Meski demikian, imbuhnya, PD PAL juga akan melayani permintaan masyarakat di kawasan lain yang berminat dengan program kloset murah ini.
“Kalau langsung Sungai Martapura sulit karena lintas provinsi. Tapi dengan seperti ini, paling tidak Banjarmasin sudah berusaha untuk mengurangi pencemaran sungai akibat tinja,” ucapnya.
(liputan tanggal 28 Maret 2010)
BANJARMASIN – Akibat sanitasi yang buruk yang salah satunya tercermin dari tingginya angka buang air sembarangan (BABS), keuangan negara dirugikan sebesar Rp 56 triliun rupiah setiap tahunnya. Demikian diungkapkan Direktur PD PAL Kota Banjarmasin Ir Muhiddin ST MM yang ditemui baru-baru ini. Data ini berdasarkan studi Bank Dunia pada tahun 2007 yang mencakup biaya kesehatan dan hilangnya produktivitas masyarakat yang terganggu akibat sakit. Oleh karena itu, pihaknya terus berupaya melakukan terobosan untuk mengatasi permasalahan ini.
“Harapannya agar biaya kesehatan yang mahal tadi dapat dialihkan untuk biaya pendidikan, misalnya,” ujarnya.
Akan tetapi, ternyata tak semua masyarakat menyambut antusias niatan tersebut. Seperti program kloset murah yang dimaksudkan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas BAB yang pada tahun 2010 ini digalakkan untuk warga di sepanjang Sungai Pekapuran oleh PD PAL Kota Banjarmasin, sampai saat ini baru segelintir rumah yang dapat dilayani.
“Banyak masyarakat yang tidak mau dan lebih memilih ke sungai,” cetusnya.
Muhiddin mengatakan bahwa pihaknya telah secara maksimal melakukan sosialiasi mengenai program tersebut kepada warga melalui lurah, RT, dan tokoh masyarakat setempat. Namun, ia juga menyadari bahwa untuk membuat masyarakat memahami tentang arti pentingnya sanitasi yang baik harus dilakukan secara bertahap. Ditambahkannya, saat ini baru sekitar tiga puluhan rumah di Sungai Baru arah ke Pekapuran Laut yang sudah memanfaatkan program kloset murah ini.
“Kalau ledeng dan WC sudah di rumah kan enak tidak perlu keluar rumah lagi,” katanya.
Dijelaskannya lebih lanjut, program kloset murah adalah program kerja PD PAL Kota Banjarmasin pada tahun 2010 ini untuk membantu masyarakat yang tidak memiliki WC di rumah maupun tidak mampu untuk mengadakannya dimana PD PAL akan memfasilitasi untuk membuatkannya. Program ini dibiayai dengan menggunakan dana hibah dari Australia. Selain itu, program kloset murah ini juga dimaksudkan untuk mengejar salah satu target Millenium Development Goals (MDG’s), yakni mengurangi hingga separuh jumlah orang yang tidak memiliki akses air bersih pada tahun 2015.
“Bagi yang ingin berlangganan dengan PD PAL, kami juga akan menggratiskan rekeningnya selama tiga bulan pertama. Setelah itu, tarifnya sebesar 25 persen dari rekening PDAM. Tapi kalau tidak berlangganan PDAM, tarifnya dihitung berdasarkan jenis bangunan,” paparnya.
Untuk sementara ini, masyarakat yang tinggal di sepanjang Sungai Pekapuran dan Sungai Kelayan memang menjadi prioritas karena kedua sungai tersebut berada di pusat kota. Meski demikian, imbuhnya, PD PAL juga akan melayani permintaan masyarakat di kawasan lain yang berminat dengan program kloset murah ini.
“Kalau langsung Sungai Martapura sulit karena lintas provinsi. Tapi dengan seperti ini, paling tidak Banjarmasin sudah berusaha untuk mengurangi pencemaran sungai akibat tinja,” ucapnya.
(liputan tanggal 28 Maret 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar