BANJARMASIN – Hasil penelitian mahasiswa Stikes Muhammadiyah Banjarmasin tentang seks bebas di kalangan siswa SMA menunjukkan bahwa pergaulan remaja masa kini harus mendapat perhatian lebih besar. Terlebih zaman sekarang kemajuan teknologi komunikasi sangat pesat yang membuat akses terhadap pornografi menjadi begitu mudah.
Pendapat ini dikemukakan oleh pemerhati pendidikan DR H Karyono Ibnu Ahmad yang ditemui di rumahnya hari ini (31/5).
“Saya sudah lama curiga sebenarnya, tapi masyarakat nampaknya banyak yang tidak peduli terhadap hal-hal semacam ini,” katanya.
Diungkapkannya, pada pertengahan Desember lalu ia pernah melakukan survey dan diketahui bahwa setiap hari selalu saja ada anak usia SMP hingga SMA yang nonton bareng film porno melalui handphone.
“Kalau anak seusia itu sudah nonton film porno, ujung-ujungnya mereka pasti akan mempraktekkan,” ujarnya.
Oleh sebab itu, menurutnya perlu ada pola pendidikan yang sistematis, pengawasan serius dari orang tua, guru, masyarakat, dan terutama pemerintah dengan menutup akses terhadap pornografi tersebut, serta yang tak kalah penting adalah pendekatan agama.
“Kalaupun ada pendidikan tentang seks tapi kalau film-film porno masih berkeliaran sementara pengawasan orangtua, guru, dan masyarakat kurang kan susah. Juga perlu ada sanksi yang tegas untuk anak-anak yang melakukan pergaulan bebas agar ada efek jera,” katanya.
Sementara itu, dosen Sosiologi Komunikasi FISIP Unlam Siswanto Rawali MSi MPd yang dijumpai di tempat berbeda menilai bahwa selain perkembangan teknologi komunikasi, pergaulan bebas juga terjadi karena masyarakat semakin individualistis sehingga fungsi kontrol sosial di masyarakat tidak jalan. Hal ini tidak terlepas dari orientasi hidup masyarakat yang kini hanya mementingkan materi.
“Saya melihat masyarakat sekarang semakin materialistis. Karena tuntutan materi, orang jadi tidak peduli lagi dengan lingkungannya,” ucapnya.
Ia mencotohkan paradigma guru dalam mengajar yang hanya bersifat menyampaikan pelajaran dan tidak menyentuh aspek pengembangan karakter dan kepribadian siswa. Kemudian orang tua yang karena kesibukannya tidak lagi peduli dengan kehidupan anak-anaknya ditambah lingkungan yang acuh tak acuh. Pun tokoh-tokoh agama yang dipandangnya banyak yang tidak mengaplikasikan isi ceramanya ke dalam tindakan yang lebih konkret.
“Tidak heran kalau seks bebas marak di kalangan remaja karena lingkungannya memang mendukung,” tukasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar