BANJARMASIN – Potensi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Banjarmasin diduga jauh lebih besar dari yang telah diperoleh selama ini. Hal ini terjadi karena belum diadakan pengkajian secara ilmiah tentang potensi PAD itu sendiri. Akibatnya, target PAD yang ditetapkan setiap tahun hanya dibuat berdasarkan perkiraan.
“Dan yang namanya perkiraan pasti dibuat minimal karena takut tidak terlampaui,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Awan Subarkah STP.
Oleh sebab itu, ia meminta agar dilakukan pengkajian ilmiah terhadap semua objek PAD dengan menggandeng lembaga penelitan atau akademisi sehingga pada saat menentukan target tidak sekadar mengira-ngira.
Selain itu, politisi PKS tersebut juga mendesak pemerintah untuk serius dalam menekan kebocoran PAD yang menjadi penyebab lain kecilnya PAD Kota Banjarmasin.
“Ada indikasi sebenarnya potensi PAD jauh lebih besar dari yang diperoleh sehingga yang perlu ditekankan adalah bagaimana mengurangi kecurangan-kecurangan. Jangan nantinya pendapatan yang disetorkan ke kas daerah melalui pajak dan retribusi sebagian diambil pihak-pihak tertentu,” katanya.
Hal lain yang juga dituding sebagai penyebab kecilnya PAD adalah karena pemerintah tidak transparan kepada publik. Padahal, ini penting guna memancing kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi secara sukarela.
“Kenapa? Karena mereka tahu uang yang mereka bayarkan benar-benar masuk ke kas daerah untuk pembangunan,” tukasnya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan transparansi, lanjutnya, adalah dengan menerapkan sistem pembayaran pajak online meski secara bertahap karena sistem online ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Nanti akan kita lihat dalam pembahasan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, red), kalau anggarannya melambung tinggi akan kita sesuaikan mungkin prioritas beberapa objek pajak dulu secara bertahap,” katanya.
“Dan yang namanya perkiraan pasti dibuat minimal karena takut tidak terlampaui,” ujar Wakil Ketua DPRD Kota Banjarmasin Awan Subarkah STP.
Oleh sebab itu, ia meminta agar dilakukan pengkajian ilmiah terhadap semua objek PAD dengan menggandeng lembaga penelitan atau akademisi sehingga pada saat menentukan target tidak sekadar mengira-ngira.
Selain itu, politisi PKS tersebut juga mendesak pemerintah untuk serius dalam menekan kebocoran PAD yang menjadi penyebab lain kecilnya PAD Kota Banjarmasin.
“Ada indikasi sebenarnya potensi PAD jauh lebih besar dari yang diperoleh sehingga yang perlu ditekankan adalah bagaimana mengurangi kecurangan-kecurangan. Jangan nantinya pendapatan yang disetorkan ke kas daerah melalui pajak dan retribusi sebagian diambil pihak-pihak tertentu,” katanya.
Hal lain yang juga dituding sebagai penyebab kecilnya PAD adalah karena pemerintah tidak transparan kepada publik. Padahal, ini penting guna memancing kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi secara sukarela.
“Kenapa? Karena mereka tahu uang yang mereka bayarkan benar-benar masuk ke kas daerah untuk pembangunan,” tukasnya.
Salah satu cara untuk menumbuhkan transparansi, lanjutnya, adalah dengan menerapkan sistem pembayaran pajak online meski secara bertahap karena sistem online ini memerlukan biaya yang tidak sedikit.
“Nanti akan kita lihat dalam pembahasan KUA-PPAS (Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara, red), kalau anggarannya melambung tinggi akan kita sesuaikan mungkin prioritas beberapa objek pajak dulu secara bertahap,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar