A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Kamis, 29 Juli 2010

Disdik Tidak Tahu Ada Sekolah Kekurangan Buku

BANJARMASIN – Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Drs H Nor Ipansyah ternyata tak mengetahui persis bahwa ada sekolah yang mengalami kekurangan buku teks pelajaran yang menjadi buku acuan wajib guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah orang tua siswa di SDN Sungai Miai 7 Banjarmasin mengaku harus membeli sendiri beberapa jenis buku teks karena tidak tersedia di sekolah. Alasan yang dikemukakan pihak sekolah karena dana untuk mengadakan beberapa buku tersebut tidak tersedia dari dana bantuan operasional sekolah (BOS).

“Rasanya tidak begitu jelas ada atau tidak kasus seperti itu karena setiap tahun sudah dialokasikan untuk buku apa. Dulu memang ada khusus BOS buku dan BOS reguler, tapi tahun ini ada perubahan kebijakan dimana keduanya disatukan, tidak lagi dipisah,” ujarnya.

Sedangkan menanggapi masalah sekolah yang mengalami kekurangan buku teks, Ipansyah mengatakan kemungkinan dana BOS untuk pengadaan buku di sekolah yang bersangkutan dialokasikan belakangan setelah beberapa kebutuhan yang lain.

“Kan dana BOS itu dipatok sekian persen untuk ini untuk ini, karena dihitung setelah dipresentasekan lalu tidak cukup. Tapi sekali lagi walau dimintakan kepada orang tua, tidak boleh ada unsur pemaksaan. Sekolah hanya menganjurkan bahwa buku yang dipakai di sekolah adalah ini,” katanya.

Sementara itu, dari dana alokasi khusus (DAK) pendidikan yang dikucurkan pemerintah pusat pada tahun lalu juga tidak ada yang diperuntukkan untuk pengadaan buku teks pelajaran. Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Banjarmasin, Adenan Fauzi mengatakan DAK pendidikan sebesar Rp 25 miliar pada tahun 2009 lalu seluruhnya hanya ditujukan untuk peningkatan sarana dan prasarana fisik.

“DAK itu ada dua, untuk peningkatan sarana dan prasarana fisik atau rehab, dan peningkatan mutu atau pengadaan buku. Berapa untuk buku dan berapa untuk fisik itu tergantung juknis (petunjuk teknis, red). Tapi tahun lalu tidak ada untuk pengadaan buku, khusus fisik saja,” terangnya.

Sedangkan dari APBD sendiri, sejauh ini belum ada alokasi untuk pengadaan buku teks pelajaran ini.

Tidak ada komentar: