SMP-SMA Kelebihan, SD Kekurangan
BANJARMASIN – Pemetaan guru yang dilakukan pada 2012 lalu
bakal segera ditindaklanjuti dengan redistribusi. Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP) pun kabarnya akan turun untuk memastikan guru benar-benar
mengajar 24 jam pelajaran perminggu.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin Hesly Junianto
melalui Kabid Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anwari Delmi mengatakan, jika
ada guru khususnya yang sudah bersertifikasi tidak memenuhi kewajibannya,
konsekuensinya harus mengembalikan tunjangan yang diterima.
“Rencananya 2013 BPKP mau turun ke lapangan. Mendata jumlah
guru, jumlah murid, lalu dikaitkan dengan beban mengajar guru, benarkah guru
bersertifikasi sudah mengajar 24 jam pelajaran,” ujarnya, kemarin.
Jika fakta di lapangan tidak sesuai, sambungnya, kepala
sekolah juga bisa ikut menanggung konsekuensi yang sama. Untuk redistribusi
guru sendiri masih menunggu mutasi dan promosi para kepala sekolah yang tinggal
menunggu dilantik oleh walikota.
“Yang mutasi dan promosi sekitar 65 orang kepala sekolah,
ada yang mengisi kekosongan ada juga untuk penyegaran. Jadwalnya masih menunggu
waktu walikota,” katanya.
Setelah urusan kepala sekolah rampung, menyusul redistribusi
guru yang datanya sudah siap. Menurutnya, di SMP dan SMA banyak kelebihan di
sejumlah mata pelajaran tertentu. Antara lain IPS, IPA, matematika, bahasa
Indonesia, dan bahasa Inggris. Tapi di jenjang SD justru masih kekurangan guru.
Ia mengatakan, untuk mengisi kekurangan ini pihaknya
kesulitan mengingat sementara ini untuk pengangkatan guru tidak ada karena tidak
diberi formasi dari pusat.
“Mata pelajaran guru SMP dan SMA spesifik, kalau diturunkan
jadi guru kelas di SD sulit. Lebih baik pengangkatan, buka formasi. Walau alihjenjang
ada dalam SKB lima menteri (No
5 Tahun 2011 tentang Redistribusi Guru), tapi sulit karena guru kelas
harus kuasai semua mata pelajaran. Kecuali kalau gurunya masih muda dan belum
sertifikasi, itu masih mungkin,” paparnya.
Untuk menutupi kekurangan guru, sementara pihak sekolah
membijaksanai dengan mengangkat guru honor supaya proses belajar mengajar tidak
terhambat. Contohnya, di SDN Sungai Lulut 7 Banjarmasin yang sejak setahun
terakhir tak punya guru PNS untuk mata pelajaran agama.
Menurut Kepala SDN Sungai Lulut 7 Ernawati, guru PNS yang
sebelumnya pindah karena faktor akses jalan ke sekolah memprihatinkan. Jalan
Veteran Simpang Layang menuju sekolah rusak parah dan langganan banjir pada
musim hujan.
"Dia pernah jatuh sampai keseleo, setelah itu jadi
takut kembali ke sekolah. Dia mengurus sendiri kepindahannya, kami tidak tahu.
Untuk sementara diisi guru honorer,” ujarnya.
Di sekolah yang
memiliki 141 orang siswa ini, tiga kelas juga tak punya guru, yakni kelas III,
IV, dan V. Kekurangan guru kelas sudah terjadi sejak setahun terakhir.
"Untuk menutupi kekurangan guru kelas, ada guru yang mengajar lebih dari satu kelas," sambungnya.
Ditambahkannya, usulan penambahan guru sudah disampaikan ke dinas. Dinas berjanji akan mencari guru pengganti dalam beberapa bulan, tapi ternyata berlangsung sampai sekarang.
"Untuk menutupi kekurangan guru kelas, ada guru yang mengajar lebih dari satu kelas," sambungnya.
Ditambahkannya, usulan penambahan guru sudah disampaikan ke dinas. Dinas berjanji akan mencari guru pengganti dalam beberapa bulan, tapi ternyata berlangsung sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar