A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 23 Juli 2010

Rp 20 M Untuk Rehab Sekolah

Disdik Tertutup Soal Data

BANJARMASIN – Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin mendapat kucuran dana segar sebesar Rp 20 miliar rupiah yang berasal dari dana alokasi khusus (DAK) untuk rehabilitasi bangunan sekolah SD dan SMP pada tahun 2010 ini. Jumlah bantuan menurun jika dibandingkan dengan tahun 2009 lalu, yaitu sebesar Rp 25 miliar.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Disdik Kota Banjarmasin, Ir HM Fauzi Adenan mengatakan bahwa sampai saat ini rehabilitasi sekolah memang masih sangat mengandalkan APBN mengingat kemampuan APBD yang terbatas. Meski demikian, pemerintah daerah tetap berkontribusi dengan memberikan dana pendamping sebesar 10 persen.

Adapun bantuan ini akan diperuntukkan untuk pembangunan ruang kelas baru, rehabilitasi ruang kelas yang rusak sedang dan rusak berat, serta pembangunan perpustakaan. Realisasinya sendiri belum dapat dipastikan waktunya karena petunjuk teknis (juknis) dari pusat terkait penggunaan dana belum terbit.

“Sampai sekarang petunjuk teknisnya belum turun. Dananya memang ada, petunjuk teknisnya belum turun. Jadi, kita masih menunggu juknisnya,” ujarnya.

Anehnya, Disdik sangat tertutup saat ditanya mengenai kondisi riil bangunan sekolah yang ada di Banjarmasin. Ada kesulitan untuk meminta data tentang berapa sebenarnya jumlah bangunan sekolah yang sudah baik dan berapa yang masih perlu diperbaiki, Fauzi hanya bersedia menyebut bahwa bangunan sekolah yang akan direhabilitasi pada tahun ini adalah mayoritas SMP.

“Nanti kita melihat kondisi sekolahnya dan dana itu kita arahkan ke sekolah yang perlu direhabilitasi. Terutama untuk tahun ini yang akan direhab adalah SD dan SMP. Mayoritas SMP,” katanya.

Ditambahkannya, sekolah-sekolah yang akan direhabilitasi baru akan ditetapkan setelah juknis diterima.

“Nanti setelah ada juknis, kita menetapkan sekolah mana yang masuk untuk diperbaiki,” ucapnya.

Sementara itu, sampai tahun 2009, Disdik mengklaim 60 persen bangunan SD sudah dalam kondisi baik. Pada tahun 2009 sendiri, ada sekitar 101 SD yang direhabilitasi yang tersebar hampir merata baik di tengah kota maupun daerah pinggiran. Bantuan yang diterima masing-masing sekolah bervariasi antara Rp 100 juta sampai Rp 350 juta tergantung tingkat kerusakannya dan digunakan secara swakelola. Kerusakan umumnya terjadi karena usia bangunan yang tua. Rata-rata SD di Banjarmasin dibangun pada tahun 1975 sampai tahun 1980.

“Sudah berapa tahun sedangkan kondisinya dari kayu, otomatis dimakan usia. Kalau sudah bata, relatif tingkat kerusakan mulai kurang. Karena bangunan kita itu dari kayu, semua papannya lapuk dan harus segera diperbaiki,” ujar Fauzi.

Tidak ada komentar: