A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 01 Agustus 2010

Dinsosnaker Sediakan Beasiswa Untuk Penyandang Cacat

BANJARMASIN – Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Banjarmasin menyayangkan masih banyaknya masyarakat yang menganggap anggota keluarganya yang penyandang cacat sebagai aib sehingga tidak semua penyandang cacat dapat mengenyam pendidikan.

Hal ini menjadi kendala tersendiri bagi mereka untuk bersaing dalam dunia kerja, khususnya terkait kemampuan membaca dan menulis. Padahal, peluang kerja untuk para penyandang cacat ini sebenarnya cukup terbuka.

“Banyak yang disembunyikan keluarganya karena dianggap aib, apalagi cacat fisik. Padahal ada sekolah khusus untuk mereka dan ada beberapa SLB yang mengarahkan siswanya ke perusahaan-perusahaan,” ujar Kabid Rehabilitasi Sosial Dinsosnaker Kota Banjarmasin, H Fahmi M Aini.

Memang, lanjutnya, SLB yang memproyeksikan siswanya untuk bekerja di perusahaan tersebut umumnya berada di luar pulau, terutama Pulau Jawa. Meski demikian, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan Pemerintah Daerah Makassar yang memberikan kesempatan bagi para penyandang cacat di luar daerahnya untuk mendapatkan pelatihan keterampilan secara gatis selama dua tahun. Setelah itu, para penyandang cacat tersebut akan digodok lagi di Cibinong, Jawa Barat dan ditempatkan magang di perusahaan. Jika dinilai baik, mereka bisa diterima sebagai karyawan.

“Perhatian pemda Makassar cukup bagus. Beasiswanya selama 2 tahun, asal memenuhi syarat. Nah, yang di Cibinong itu kelanjutan dari yang di Makassar, di sana segala sesuatunya modern. Mereka yang masuk dimagangkan di perusahaan, kalau baik diterima,” terangnya.

Oleh sebab itu, saat ini Dinsosnaker tengah gencar-gencarnya melakukan pendataan penyandang cacat yang berminat untuk mengikuti program beasiswa ini.

“Kita coba cari data dari camat dan kelurahan siapa yang punya keinginan, khususnya yang cacat fisik dan bisa baca tulis. Nah, kita kadang terkendala itu. Kalau tidak bisa baca tulis susah, paling keterampilan handycraft saja yang bisa,” katanya.

Tidak ada komentar: