BANJARMASIN – Sekitar 970 siswa SMP negeri di Banjarmasin diperkirakan tidak kebagian dana BOS APBD pada semester pertama tahun ajaran 2010/2011 ini. Pertambahan jumlah siswa dengan adanya penerimaan siswa baru menyebabkan dana yang telah dianggarkan sejak awal tahun lalu untuk disalurkan pada bulan Juli-Desember 2010 sebesar Rp 7,2 miliar tidak mencukupi.
“Di pendidikan ini memakai tahun ajaran dari bulan Juli sampai bulan Juni tahun berikutnya. Sedangkan siswanya setiap enam bulan berbeda. Kalau bulan Januari artinya sudah setengah tahun berjalan. Nah, kami mau memproyeksi dana misalnya kami naikkan 10 persen kan tidak mungkin, dianggap itu datanya tidak valid. Jadi, keadaan data tahun itu yang kami anggarkan,” terang Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Drs H Nor Ipansyah MPd baru-baru ini.
Diungkapkannya, pada tahun ajaran 2010/2011, SMP negeri mengalami kelebihan sekitar 999 siswa, sangat kontras dengan SMP swasta yang justru kekurangan sekitar 400 siswa. Sedangkan dana BOS APBD yang dialokasikan untuk kedua sekolah nilainya sangat jauh bedanya, yakni Rp 600 ribu per siswa per tahun untuk SMP negeri dan Rp 70 ribu per siswa per tahun untuk SMP swasta. Otomatis pergeseran jumlah siswa akan sangat terasa pengaruhnya bagi SMP negeri.
“Rata-rata naiknya per sekolah 50 siswa atau 1 kelas. Dana yang tersedia untuk dicairkan bulan Juli-Desember Rp 7,2 miliar, sedangkan yang dibutuhkan Rp 7,5 miliar, bedanya Rp 300 juta atau kalau dibagi Rp 300 ribu per siswa kekurangan sekitar 970 siswa,” paparnya.
Situasi sulit ini, lanjutnya, hampir jadi rutinitas setiap tahun. Pihaknya pun terpaksa menyalurkan sesuai dengan dana yang ada yang perhitungannya didasarkan pada data terdahulu karena anggaran di Disdik pun tidak memungkinkan untuk menutupi kekurangan itu.
Diungkapkannya, pada tahun ajaran 2010/2011, SMP negeri mengalami kelebihan sekitar 999 siswa, sangat kontras dengan SMP swasta yang justru kekurangan sekitar 400 siswa. Sedangkan dana BOS APBD yang dialokasikan untuk kedua sekolah nilainya sangat jauh bedanya, yakni Rp 600 ribu per siswa per tahun untuk SMP negeri dan Rp 70 ribu per siswa per tahun untuk SMP swasta. Otomatis pergeseran jumlah siswa akan sangat terasa pengaruhnya bagi SMP negeri.
“Rata-rata naiknya per sekolah 50 siswa atau 1 kelas. Dana yang tersedia untuk dicairkan bulan Juli-Desember Rp 7,2 miliar, sedangkan yang dibutuhkan Rp 7,5 miliar, bedanya Rp 300 juta atau kalau dibagi Rp 300 ribu per siswa kekurangan sekitar 970 siswa,” paparnya.
Situasi sulit ini, lanjutnya, hampir jadi rutinitas setiap tahun. Pihaknya pun terpaksa menyalurkan sesuai dengan dana yang ada yang perhitungannya didasarkan pada data terdahulu karena anggaran di Disdik pun tidak memungkinkan untuk menutupi kekurangan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar