BANJARMASIN – Mulai tahun 2010 ini, sistem mutasi guru akan diubah dari sistem mutasi besar-besaran menjadi mutasi bertahap. Pasalnya, mutasi besar-besaran dianggap tidak efektif karena di satu sisi menyebabkan penumpukan guru di sebagian sekolah, dan di sisi lain ada sebagian sekolah yang justru mengalami kekurangan guru.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin, Drs H Nor Ipansyah MPd mengatakan bahwa untuk SMP, terjadi kelebihan guru sekitar 60 orang, khususnya untuk guru mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia.
“Kami sudah melakukan pendataan. Hasilnya di SMP untuk guru IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia paling banyak kelebihan. Makanya kita tidak menerima lagi guru pindahan dari luar daerah untuk mata pelajaran tersebut, kecuali kalau terpaksa misalnya karena tugas,” ujarnya.
Selain itu, untuk mengatasi persoalan ini, Disdik juga akan kembali melakukan mutasi agar terjadi pemerataan dimana guru dari sekolah yang berkelebihan akan dipindahkan ke sekolah yang memerlukan.
“Kami akan melakukan mutasi lagi. Tidak secara besar-besaran, tapi secara bertahap sesuai dengan permohonan atau pertimbangan sekolah yang membutuhkan dan gurunya akan diambil dari sekolah yang kelebihan,” terangnya.
Sementara itu, lanjutnya, kelebihan guru juga dialami sekolah-sekolah dasar. Namun, kelebihan hanya terjadi pada guru mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Sejarah, dan PPKn.
Kelebihan ini tidak terlepas dari program sertifikasi guru yang mewajibkan guru mengajar minimal 24 jam per minggu, sedangkan dulu hanya 18 jam per minggu. Akibatnya, jika sebelumnya diperlukan tiga orang guru misalnya, setelah sertifikasi cukup hanya dengan dua orang guru saja.
Sebaliknya, jumlah guru untuk mata pelajaran lainnya seperti Pendidikan Agama, Olahraga, Seni, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SD justru mengalami kekurangan. Selain itu, sejumlah SD juga ada yang mengalami kekurangan guru kelas. Dari data Disdik, kekurangan guru kelas SD sedikitnya mencapai 92 orang.
“Untuk tahap awal, kami akan melakukan pemerataan untuk guru Pendidikan Agama dan Olahraga, minimal satu sekolah satu guru agama dan satu guru olahraga. Tapi kekurangan lainnya tetap diminta ditutupi dalam formasi CPNS tahun 2011,” tuturnya.
“Kami sudah melakukan pendataan. Hasilnya di SMP untuk guru IPA, IPS, Matematika, dan Bahasa Indonesia paling banyak kelebihan. Makanya kita tidak menerima lagi guru pindahan dari luar daerah untuk mata pelajaran tersebut, kecuali kalau terpaksa misalnya karena tugas,” ujarnya.
Selain itu, untuk mengatasi persoalan ini, Disdik juga akan kembali melakukan mutasi agar terjadi pemerataan dimana guru dari sekolah yang berkelebihan akan dipindahkan ke sekolah yang memerlukan.
“Kami akan melakukan mutasi lagi. Tidak secara besar-besaran, tapi secara bertahap sesuai dengan permohonan atau pertimbangan sekolah yang membutuhkan dan gurunya akan diambil dari sekolah yang kelebihan,” terangnya.
Sementara itu, lanjutnya, kelebihan guru juga dialami sekolah-sekolah dasar. Namun, kelebihan hanya terjadi pada guru mata pelajaran IPA, IPS, Matematika, Sejarah, dan PPKn.
Kelebihan ini tidak terlepas dari program sertifikasi guru yang mewajibkan guru mengajar minimal 24 jam per minggu, sedangkan dulu hanya 18 jam per minggu. Akibatnya, jika sebelumnya diperlukan tiga orang guru misalnya, setelah sertifikasi cukup hanya dengan dua orang guru saja.
Sebaliknya, jumlah guru untuk mata pelajaran lainnya seperti Pendidikan Agama, Olahraga, Seni, serta Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SD justru mengalami kekurangan. Selain itu, sejumlah SD juga ada yang mengalami kekurangan guru kelas. Dari data Disdik, kekurangan guru kelas SD sedikitnya mencapai 92 orang.
“Untuk tahap awal, kami akan melakukan pemerataan untuk guru Pendidikan Agama dan Olahraga, minimal satu sekolah satu guru agama dan satu guru olahraga. Tapi kekurangan lainnya tetap diminta ditutupi dalam formasi CPNS tahun 2011,” tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar