A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 05 September 2010

Sopir Pelabuhan Keluhkan PKL

Meluber Ke Jalan, Hambat Arus Lalulintas

BANJARMASIN – Meski telah beberapa kali ditertibkan, pedagang kaki lima (PKL) Pasar THR yang berada di tepi Jl Gubernur Subarjo, tak jauh dari Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, kembali meluber sampai ke bahu jalan. Bahkan, terkadang hingga ke seberang jalan sehingga posisi jalan yang berada di tengah-tengah pasar kian sempit. Hal ini semakin diperparah lagi dengan parkir kendaraan pengunjung pasar yang kerap memakai sebagian badan jalan.

Tak pelak kesemrawutan ini telah mengakibatkan arus lalulintas angkutan barang yang keluar masuk pelabuhan menjadi terganggu dalam kurun waktu hampir sebulan ke belakang. Para sopir pun mengeluh dan meminta aparat untuk bertindak cepat mengatasi persoalan tersebut.

“Untuk saat ini kami lihat kayaknya pengawasan dari pemerintah sudah mendingin. Kami harap pemerintah tanggap untuk menyelesaikannya, terutama parkir yang melebar sampai ke jalan supaya jalan jangan sampai terganggu, sedangkan kami mengangkut barang-barang sembako untuk keperluan masyarakat juga,” ujar Fahmi, Ketua Kelompok Mobil Besar Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Sabtu (28/8).

Selain menghambat arus lalulintas, juga dikhawatirkan rawan kecelakaan karena semua angkutan yang melintas di jalan yang merupakan akses utama dari pelabuhan menuju ke luar kota seperti Tanah Bumbu, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan, sampai Muara Teweh itu semuanya berbadan besar dan bermuatan berat, seperti truk tronton, trailer, fuso, dan lain-lain.
Apalagi, menurut Ketua DPC Organda Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Joko Wahono, kenaikan jumlah angkutan selama bulan Ramadan ini cukup signifikan. Untuk truk/pick up terjadi kenaikan sekitar 49 unit per hari atau 589 unit per bulan, sedangkan untuk fuso/tronton/trailer terjadi kenaikan sekitar 37 unit per hari atau 613 unit per bulan.

“Untuk di areal pelabuhan kami tidak menemui kendala apapun. Namun, ada sedikit kendala di Jl Gubernur Subarjo tepatnya di area Pasar THR yang melebar sampai ke jalan sehingga menghambat angkutan barang dari pelabuhan menuju arah luar kota dan rawan kecelakaan,” tuturnya.

Ia mengungkapkan bahwa saat lalulintas angkutan barang tengah padat-padatnya, sering terjadi kemacetan panjang karena angkutan yang ingin melintas harus lewat satu-satu akibat jalan yang menyempit. Pihaknya sendiri sudah pernah beberapa kali melayangkan surat kepada instansi terkait, baik di tingkat kota maupun provinsi agar dapat mengambil langkah antisipasi.

“Beberapa bulan lalu memang ada penertiban dari Dishub dan Satpol PP. Tapi di bulan Ramadan ini kemungkinan volume pasar membesar dan akhirnya melebar lagi sampai ke badan jalan karena pengawasan tidak ada berhubung letaknya di pinggir kota,” katanya.

Ia pun meminta agar masalah ini dimasukkan dalam program 100 hari walikota yang baru sehingga ada perhatian lebih dari pemerintah untuk menyelesaikannya.

“Kami ingin pasar itu tetap jalan seperti biasa dan kami pun bisa jalan tanpa gangguan. Jadi, kami memohon agar pasar itu diperjelas statusnya dan ditata supaya tidak di pinggir jalan dan arus lalulintas bisa lancar,” tandasnya.

Tidak ada komentar: