A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 05 Oktober 2010

Pejabat Harus Hati-hati

Papadah Urang Tuha di Hari Jadi

BANJARMASIN – “Berhati-hatilah dengan orang-orang di sekeliling pian.” Demikian salah satu pesan budayawan Adjim Arijadi kepada Walikota Banjarmasin H Muhidin saat membawakan papadah urang tuha dalam peringatan Hari Jadi Kota Banjarmasin ke-484 di halaman Balaikota, kemarin.

Kehati-hatian ini perlu agar tidak terkena papadah orang tua zaman dulu seperti yang diabadikan dalam lirik lagu Ampar-Ampar Pisang. Meski lagu ciptaan Hamiedan AC itu sudah tak asing lagi di telinga urang Banjar, namun barangkali tak banyak yang tahu makna di balik liriknya. Padahal, filosofi lagu tersebut sebenarnya sangat dalam dan mengandung pelajaran hidup yang sangat berarti.

“Macam itu becungul, macam itu ditabang urang. Macam itu muncul, macam itu diperubuti, jauh pada manunjul ke atas. Untung saja walikota banyak punya pisang,” ucapnya seraya tergelak.

Sebetulnya, kehati-hatian ini menurutnya harus dimiliki oleh setiap pejabat di lingkungan pemerintahan, terutama saat berbicara. Sebab, kalau kaki yang terperosok masih bisa dicabut. Tapi kalau salah dalam berucap, tentu tak bisa ditarik lagi dan bisa memicu perselisihan.

Terkait perkembangan Kota Banjarmasin di usianya yang ke-484 tahun, dramawan kawakan Kalsel itu mengingatkan agar pembangunan yang dilakukan harus tetap berpegang teguh pada adat istiadat dan budaya daerah.

“Mudah-mudahan walikota ada tim urun rembug untuk memberikan masukan dan pemikiran dalam melaksanakan pembangunan dan pembangunan yang dilakukan harus juga bertolak dari hasil pemikiran-pemikiran orang tua dulu. Sebagai kerajaan yang paling permulaan, Banjarmasin ini harus dijaga kebungasan, keharuman, dan kewibaannya,” katanya.

Sementara itu, mantan walikota Banjarmasin di era tahun 1984-1985, M Effendi Ritonga yang juga hadir dalam kesempatan yang sama mengatakan bahwa pembangunan pesat yang terjadi di Kota Banjarmasin saat ini harus dikendalikan agar tidak merusak lingkungan.

“Sungai-sungai yang ada di Banjarmasin merupakan anugerah tuhan, harus dijaga dan jangan dirusak. Nanti sama seperti di Jakarta. Makanya, pembangunan yang pesat harus dikendalikan, terutama dalam hal perizinan. Jangan lihat PAD-nya saja, tapi bagaimana agar serasi dengan lingkungan,” ujarnya.

Tidak ada komentar: