A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 05 Oktober 2010

Punya Aset Rp 11,7 M

Laporan Keuangan LPI Sabilal Muhtadin Dapat Opini WTP

BANJARMASIN - Dengan visi menjadi lembaga pendidikan yang bermutu dan berakar di masyarakat, Lembaga Pendidikan Islam (LPI) Sabilal Muhtadin melakukan audit independen atas laporan keuangannya selama 1,5 tahun terakhir. Hasilnya, laporan keuangan LPI Sabilal Muhtadin mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Ketua LPI Sabilal Muhtadin H Abdul Khair Amrullah SSosI mengungkapkan bahwa dilakukannya audit independen ini merupakan upaya untuk menyelenggarakan sistem pendidikan yang modern serta dapat dipertanggungjawabkan.
“Terutama hubungannya dengan masalah keuangan, karena keuangan ini adalah masalah yang sensitif, kami sepakat agar keuangan kita diaudit dengan akuntan publik meski sebelumnya kita punya auditor internal. Sehingga kita minta dilakukankalah audit ini mulai periode 1 juli 2008-31 juni 2009, kemudian dilanjutkan 1 juli-31 desember 2009,” tuturnya.
Dari hasil audit itu pula, diketahui bahwa LPI Sabilal mempunyai aset yang nilainya mencapai Rp 11,7 miliar, tidak termasuk tanah karena kompleks sekolah ini berdiri di atas tanah milik negara. Sedangkan dari segi pendapatan, pada tahun 2009 lalu tercatat sampai Rp 12 miliar, terbesar bersumber dari SD karena jumlah muridnya paling banyak.
“Laporan keuangan LPI Sabilal Muhtadin selama ini hanya berupa laporan penerimaan dan pengeluaran. Dari segi laporan keuangan itu tidak cukup karena tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Nah, dari hasil audit kami, hanya klasifikasinya saja yang harus diperbaiki, sedangkan semua bukti-bukti mendukung dan tidak ada masalah,” ujar Drs H Gt Mahfuz Ak, auditor independen yang mengaudit laporan keuangan LPI Sabilal Muhtadin.
“Dari segi likuiditas, laporan keuangan LPI sangat likuid, artinya perbandingan antara jumlah kas, piutang, dan sebagainya dengan utang adalah Rp 2,6 miliar berbanding Rp 0,5 miliar. Bagusnya kelebihan itu jangan sampai menganggur, tapi diproduktifkan, baik diinvestasikan dalam bentuk bangunan atau didepositokan di bank,” tambahnya.
Dengan hasil audit yang baik ini, maka persoalan gaji guru dan karyawan semestinya tidak ada masalah. Ia pun berharap dengan semakin besarnya pendapatan, maka kesejahteraan guru dan karyawan perlu ditingkatkan.
“Kemudian saran saya supaya lebih akurat perlu juga ada pertanggungjawaban masing-masing lembaga pendidikan mulai dari TK sampai SMA sehingga nanti LPI ini sudah bagus namanya ke luar, ke dalam pun bagus. Ini juga salah satu jalan keluar agar setiap orang merasa diawasi,” tukasnya.

Tidak ada komentar: