A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Jumat, 19 November 2010

Lunas Tahun 2018

Jika Restrukturisasi Hutang PDAM Disetujui

BANJARMASIN – PDAM Bandarmasih tak berani pasang target soal kapan bisa berpartisipasi untuk menyumbang pendapatan asil daerah (PAD) sebelum mampu melunasi hutang dan kondisi perusahaan sudah benar-benar sehat.
Direktur Utama PDAM Bandarmasih, Ir Muslih mengungkapkan bahwa hutang PDAM kepada pemerintah pusat diperkirakan baru akan terbayar tuntas pada tahun 2018. Itu pun kalau usulan restrukturisasi atau penghapusan sebagian hutang benar-benar terealisasi.
Sebelumnya, usulan restrukturisasi hutang PDAM yang membengkak hingga Rp 120 miliar sudah diajukan pada tahun 2008 dan baru mendapat persetujuan awal Pebruari 2010. Direncanakan, pemerintah pusat bersedia menghapus hutang PDAM sebesar Rp 30,5 miliar.
“Sisanya yang Ro 90 miliar dibayar dicicil selama 10 tahun, tapi bunganya tetap masih 11,75 persen per tahun,” katanya.
Namun, restrukturisasi ini juga disertai dengan sejumlah konsekuensi, antara lain PDAM harus membayar cicilan tepat waktu serta menjalankan depalan poin kinerja sesuai business plan secara konsisten selama lima tahun ke depan.
“Yang Rp 30,5 miliar itu belum betul-betul dihapus. Kita harus membayar cicilan sesuai jadwal, kemudian ada delapan kinerja yang harus dipertahankan sesuai business plan, antara lain soal kehilangan air, tarif harus naik, dan tidak boleh setor PAD selama hutang belum lunas. Kalau kita patuhi itu selama lima tahun, maka yang Rp 30,5 miliar tadi akan dihapus secara permanen,” bebernya.
Sementara itu, cicilan hutang PDAM setiap tahunnya semakin menurun. Tahun 2009 cicilan hutang yang dibayar sebesar Rp 19 miliar, tahun 2010 Rp 18 miliar, tahun 2011 Rp 17 miliar, dan tahun 2018 Rp 10 miliar.
Sedangkan soal kapan PDAM dapat menyumbang PAD, ia tak berani memastikan karena sangat tergantung pada kondisi PDAM sendiri. Jika kondisi perusahaan belum benar-benar sehat, maka pemerintah mau tak mau harus tetap melakukan investasi. Meski demikian, menurutnya tak berarti selama ini PDAM tak memberikan kontribusi apa-apa. Selain patuh bayar pajak dan retribusi, keberadaan PDAM juga membawa multiflier effect yang tidak kecil.
“Tumbuhnya hotel-hotel apa tidak menarik PAD? Dari sisi kesehatan, penyebaran penyakit kurang. Jadi, yang dilihat sementara multiflier effect pembangunan peningkatan pelayanan PDAM, “ tandasnya.

Tidak ada komentar: