A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 05 Desember 2010

Ganti Dokumen Lain

SPPGRAP Terlalu Rumit

BANJARMASIN – Agar kelangkaan gula yang memicu meroketnya harga gula di tingkat pengecer seperti yang terjadi sekarang tidak terulang lagi di waktu-waktu yang akan datang, birokrasi rumit yang membelit perdagangan gula antar pulau, khususnya gula rafinasi dinilai perlu diubah.
Demikian pendapat yang dikemukan oleh Ketua Komisi II DPRD Provinsi Kalsel, M Ihsanudin.
“SPPGRAP (Surat Persetujuan Perdagangan Gula Rafinasi Antar Pulau) perlu ditinjau,” ujarnya.
Seperti diketahui, menipisnya stok gula Kalsel diakibatkan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan SPPGRAP yang juga merupakan dokumen wajib yang harus disertakan dalam pengangkutan gula antar pulau.
“Diajukan bulan Agustus sebanyak 10 ribu ton, keluar 24 November. Hampir empat bulan. Itupun yang disetujui akhirnya hanya seribu ton,” katanya.
Oleh sebab itu, rantai prosedur penerbitan SPPGRAP yang terlalu panjang, yakni dari distributor ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dari Disperindag ke Menteri Perdangangan, dan dari Menteri Perdagangan baru ke produsen, menurutnya perlu dipangkas dan diganti dengan birokrasi yang lebih sederhana.
“Mungkin ada jenis dokumen lain yang tidak serumit itu, kalau bisa disederhanakan,” tambahnya.
Nah, jika usulan tersebut dianggap sebagai solusi jangka panjang, maka untuk solusi jangka pendek guna memastikan pasokan gula Kalsel mencukupi seluruh kebutuhan masyarakat, pihaknya berencana untuk duduk bersama dengan para distributor gula, Senin (6/12). Dikumpulkannya para distributor ini merupakan tindak lanjut dari hasil inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Komisi II ke beberapa buah gudang gula dua hari lalu.
Diungkapkannya, dari hasil sidak itu di CV Benteng ada sekitar 1.700 ton. Gudang-gudang lain relatif kosong. Kalaupun ada, jumlahnya sangat sedikit, kurang dari lima ton. Adapun gula yang beredar di pasar saat ini diperkirakan sekitar 5 ribu ton.
Memang, beberapa distributor ada yang sudah melakukan order gula, namun dipastikan jumlah yang disetujui sangat kecil.
“Sedangkan kebutuhan kita sekitar 10 ribu ton, walaupun dari jumlah itu ada juga yang merembes ke Kalteng. Makanya, yang jadi concern kita sekarang adalah kesiapan distributor mendatangkan pasokan gula sehingga mencukupi sampai akhir tahun,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: