A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 05 Desember 2010

Komunitas Jadi Sasaran

Penanggulangan AIDS Harus Komprehensif

BANJARMASIN – Temuan kasus HIV-AIDS dewasa ini lebih banyak ditemui pada kelompok usia produktif, yakni 20-49 tahun. Ini berarti, kemungkinan mereka sudah terinfeksi di usia belasan tahun alias di usia sekolah.
Oleh sebab itu, Pengelola Program HIV-AIDS PKBI Kalsel, Hapniah kemarin (30/11) mengatakan bahwa penanggulangan AIDS tidak lagi hanya yang bersifat parsial, tapi harus komprehensif.
“Sekarang pendekatan yang sedang kita bangun adalah pendekatan intervensi struktural, artinya tidak hanya individu per individu, tapi meliputi areal yang lebih luas, yaitu komunitas,” ujarnya.
Penanggulangan yang dimaksud tidak terbatas pada pemberian informasi dan edukasi seperti bagi-bagi brosur, diskusi, atau talk show, tapi juga ada intervensi perubahan perilaku dan intervensi terhadap komunitas yang beresiko, seperti pekerja seksual, pengguna narkoba suntik (penasun), dan kaum transgender.
“Tren penularan HIV-AIDS saat ini lebih banyak melalui hubungan seksual. Maka, intervensi yang harus dilakukan adalah ke tempat-tempat dimana di situ ada transaksi seksual. Sebelumnya, kasus HIV-AIDS lebih banyak terdapat di penasun. Tapi karena intervensinya sangat gencar, seperti mendorong mereka menggunakan jarum suntik yang steril atau pengalihan dari suntik ke oral atau terapi, akhirnya bisa ditekan. Sedangkan penularan melalui hubungan seksual belum bisa ditekan karena pemakaian kondom belum 100 persen,” tuturnya.
Bicara soal jumlah penderita HIV-AIDS di Kalsel, memang setiap tahun trennya meningkat. Apalagi, seperti diketahui Indonesia adalah negara dengan pertambahan kasus HIV-AIDS tercepat di Asia.
“Meningkat iya karena temuan HIV-AIDS juga semakin gencar, beda dengan berapa tahun lalu yang hanya melewati sero survei setahun sekali. Tapi sekarang ada wadah voluntary counseling and testing sehingga temuan-temuan juga lebih banyak. Di samping itu, dengan gencarnya informasi, orang jadi sadar dengan kegiatannya yang beresiko sehingga tidak jarang mereka melakukan pemeriksaan,” katanya.
Sementara itu, terkait tema peringatan Hari AIDS Sedunia 2010 yang jatuh hari ini (1/12), yakni “Universal Acces & Human Right” dengan slogan “Stop AIDS, Akses dan Hak Pendidikan Untuk Semua”, diharapkan orang-orang yang terinfeksi HIV-AIDS yang kerap termarginalkan memperoleh perlakuan yang sama dalam hal mengakses hak-hak dasar sebagai manusia dan warga negara, salah satunya pendidikan.
“Persoalan AIDS terutama di Indonesia, diskriminasi terhadap orang-orang dengan HIV-AIDS masih sangat tinggi. Anggapan di masyarakat, mereka identik dengan orang yang tidak bermoral. Akibatnya, mereka mendapat hambatan untuk menikmati segala pelayanan dasar sebagai warga negara. Contohnya, dalam kaitan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan hak-hak sipil yang lain,” tukasnya.

Tidak ada komentar: