A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 05 Desember 2010

Yang Penting Keseriusan

Dicari Perawat Untuk Dikirim ke Jepang

BANJARMASIN – Setelah utusan Japan-Indonesia Association for Economy Coorporation (JIAEC) menepati janjinya melakukan sosialisasi rencana pengiriman perawat asal Banua untuk bekerja di rumah sakit dan panti jompo di negeri matahari terbit Jepang, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan akan menindaklanjutinya dengan mencari peserta yang berminat mengisi lowongan tersebut serta melakukan koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja soal jadwal penerimaan
“Selama ini kita hanya mengirim TKW (tenaga kerja wanita), kalau bisa selangkah lebih maju dengan mengirim tenaga profesional kan bagus,” ujar Kepala Dinkes Kalsel, drg Rosihan Adhani MS.
Untuk perawat di rumah sakit, disyaratkan harus memiliki pengalaman minimal selama dua tahun. Sedangkan untuk perawat lansia, tidak harus berpengalaman. Namun, yang lebih penting lagi sebetulnya adalah keseriusan. Makanya, sebelum diikutkan training di Jakarta, Dinkes merasa perlu untuk melakukan tes keseriusan calon peserta.
“Wawancara saja, karena orang kita ini semangatnya kurang kuat. Sesudah training, ternyata dikawinkan, berat meninggalkan orang tua yang sudah tua, atau tiba-tiba ada pendafataran PNS. Beda dengan orang Filipina atau India yang ada dimana-mana, kita senangnya ngumpul, mencari bidan untuk ditempatkan di desa terpencil saja sulit. Nah, semangat bekerja dimana saja ini yang harus kita dorong,” tuturnya.
Adapun training akan dilaksanakan selama 6 bulan di Jakarta, dimana mereka akan dibekali dengan bahasa dan budaya Jepang, pengelolaan keuangan, serta persiapan menghadapi tes. Jika lulus tes, mereka akan langsung disalurkan ke tempat-tempat yang membutuhkan dan bekerja sebagai asisten selama 3 tahun. Selanjutnya, setiap tahun mereka harus mengikuti tes kembali. Kalau berhasil lulus seluruhnya, baru mereka bisa bekerja penuh. Tapi kalau tidak, maka mereka akan dipulangkan.
Seperti diketahui, JIAEC sedang gencar-gencarnya menjajaki kerja sama pengiriman perawat dari Indonesia ke Jepang. Ada dua profesi yang dicari, yakni perawat untuk rumah sakit dan perawat untuk lansia (care worker) di panti jompo.
Usia harapan hidup penduduk Jepang yang naik hampir 90 tahun membuat komposisi penduduknya seperti piramida terbalik, dimana perbandingan orang lanjut usia dan kaum muda adalah 10:5. Para lansia ini tentu membutuhkan penanganan, sementara sedikit sekali yang mau jadi perawat. Oleh karena itu, Jepang memerlukan tenaga kerja dari luar.
“Dan mereka senang orang Indonesia karena attitude-nya baik. Mereka mencari sekitar 100 ribu orang, tapi baru 700 yang terpenuhi. Sedangkan kita punya banyak lulusan perawat, ada 10 sekolah perawat yang menghasilkan 500 orang lulusan per tahun. Ini satu kesempatan,” katanya.
Yang menarik, JIAEC nampaknya juga akan menjalin kerja sama dengan sejumlah sekolah perawat di Kalsel untuk membuka kelas bahasa Jepang guna mempersiapkan tenaga yang akan dikirim berikutnya lebih awal. Kabarnya, utusan JIAEC sudah berkunjung ke dua sekolah, yakni STIKES Muhammadiyah Banjarmasin dan Poltekes Banjarbaru.
“Kendala perawat kita bukan pada kompetensi keterampilan, tapi bahasa,” tandasnya.

Tidak ada komentar: