A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Senin, 24 Januari 2011

Banjarmasin Ternyata Kepulauan

Rumuskan Nama, Tapem Bentuk Tim

BANJARMASIN – Peta Kota Banjarmasin yang dibagikan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel ke sekolah-sekolah terpaksa ditarik karena masih menggunakan luasan serta batas-batas lama yang akurasinya ternyata kurang tepat.
Ya, berdasarkan hasil pemetaan satelit yang dilakukan oleh Bagian Tata Pemerintah (Tapem) Setdako Banjarmasin dengan menggunakan teknologi GPS (Global Positioning System) pada tahun 2010, diketahui bahwa luas Kota Banjarmasin yang sebenarnya adalah 98 kilometer persegi, bukan 72 kilometer persegi seperti yang diyakini selama ini.
“Kita surati Disdik agar peta-peta itu ditarik dari sekolah karena jika sampai dipelajari oleh murid-murid akan salah besar dan sangat fatal kalau dibiarkan,” ujar Kepala Bagian Tapem Setdako Banjarmasin, Ichwan Noorchalik.
Dari pengukuran ulang ini pula, terungkap fakta bahwa Kota Banjarmasin sejatinya adalah sebuah kepulauan yang terdiri dari sedikitnya 25 buah pulau kecil yang dipisahkan oleh sungai-sungai. Hal ini sesuai dengan definisi pulau yang dituangkan PBB dalam UNCLOS (United Nations Convention on the Law of the Sea), bahwa pulau adalah sebuah daratan yang dikelilingi oleh perairan. Setelah dikonsultasikan ke Kementerian Dalam Negeri pun, kenyataan bahwa Kota Banjarmasin adalah daerah kepulauan juga telah disepakati. Hanya saja, kondisi tersebut memang agak sulit dilihat secara kasat mata mengingat sekarang ini banyak sungai yang sudah tertutup oleh bangunan maupun jembatan.
“Tahun 2011, kita akan melacak lebih lanjut di lapangan dengan melihat posisi daratan saat air surut. Kalau pada saat air surut ternyata sungai menjadi daratan yang saling menyambung, berarti bukan pulau. Tapi kalau waktu surut ternyata tetap sungai, berarti betul pulau,” terangnya. Pada tahun 2011 pula, pihaknya sudah berancang-ancang untuk melakukan penamaan pulau-pulau yang berhasil dideteksi dengan membentuk tim toponimi (penamaan rupa bumi).
“Kalau seperti Pulau Tatas, itu memang sudah ada namanya sejak dulu. Nah, untuk pulau yang lain kita sesuaikan saja dengan historisnya dulu bagaimana, kita gali dari tokoh-tokoh masyarakat. Jadi, bukan kita yang menamai,” katanya.

Tidak ada komentar: