BANJARMASIN - Nilai ekspor sementara Kalimantan Selatan pada bulan Februari 2011 tercatat sebesar USD 609,33 juta atau naik 15,19 persen dibanding ekspor bulan lalu yang hanya sebesar USD 528,97 juta. Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalsel, Bambang Pramono dalam pemaparan rutin bulanannya mengungkapkan, angka ini juga naik 6,11 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor pada bulan yang sama tahun 2010 yang hanya sebesar USD 574,22 juta.
Meski demikian, secara kumulatif nilai ekspor Kalsel selama bulan Januari-Februari 2011 justru mengalami penurunan bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yaitu sebesar 8,64 persen dari USD 1.246,01 juta menjadi USD 1.138,30 juta.
Sementara negara utama tujuan ekspor Kalsel pada bulan Februari 2011 masih tertuju ke Jepang sebesar USD 149,26 juta, India sebesar USD 130,44 juta, dan China sebesar USD 94,51 juta.
”Jepang masih memiliki andil terbesar terhadap nilai ekspor Februari 2011, yaitu sebesar 24,50 persen dengan komoditi terbesar berupa bahan bakar mineral, hanya turun 4,55 persen dibandingkan dengan nilai ekspor ke Jepang bulan Januari. Sedangkan nilai ekspor ke India dan China punya andil sebesar 21,41 persen, dan 15,51 persen,” ujarnya.
Adapun komoditi utama penyumbang ekspor terbesar Kalsel bulan Februari 2011 antara lain kelompok barang bahan bakar mineral sebesar USD 535,31 juta, kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati sebesar USD 49,69 juta, kelompok barang kayu dan barang dari kayu sebesar USD 10,65 juta, kelompok barang bijih, kerak dan abu logam sebesar USD 8,29 juta, serta kelompok barang garam, belerang, dan kapur sebesar USD 1,53 juta.
”Kelompok barang bahan bakar mineral memiliki andil 87,85 persen dari total ekspor bulan Februari 2011. Negara utama tujuan ekspor bahan bakar mineral seperti Jepang, India, China, Taiwan, dan Malaysia,” ungkapnya.
Nilai ekspor sementara bahan bakar mineral Kalsel sendiri pada bulan Februari 2011 naik 14,56 persen jika dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Januari 2011. Demikian pula dengan nilai ekspor komoditas lemak dan minyak hewan/nabati. Sedangkan nilai ekspor kelompok barang bijih, kerak dan abu dari logam serta kelompok barang kayu dan barang dari kayu justru mengalami penurunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar