Dari Serangan Mamin Impor
BANJARMASIN – Serangan produk makanan dan minuman (mamin) impor dari sejumlah negara di kawasan ASEAN kian deras saja. Hal ini dikhawatirkan akan menekan industri pangan di tanah air.
Di Kalimantan Selatan, tak ada data pasti mengenai berapa jumlah mamin impor yang beredar. Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalsel, Gt Yasni Iqbal melalui Kepala Seksi Impor, Ramlan kemarin mengatakan, itu disebabkan karena Kalsel tidak melakukan impor mamin langsung dari negara asalnya. Hampir semua produk mamin yang ada di pasaran didatangkan dari Pulau Jawa.
“Seperti buah-buahan, asalnya memang dari luar, tapi kita mengambil dari Jawa,” jelasnya.
Dalam aturan perdagangan antarpulau, semua barang bisa masuk dengan bebas, sehingga pihaknya tidak bisa memantau peredarannya. Disperindag sendiri hanya melakukan pengawasan terkait label SNI, kehalalan, dan tanggal kadaluarsa melalui Seksi Perlindungan Konsumen.
“Di pelabuhan di Jawa atau perusahaan mungkin ada data mengenai berapa jumlah barang yang dikirim ke sini. Tapi kita sendiri tidak tahu,” tambahnya.
Sementara itu, menurut Kepala Bidang Industri Kehutanan, Agro, dan Hasil Hutan (IKAHH) Disperindag Kalsel, Zainuddin, secara umum dampak membajirnya produk mamin impor belum begitu terasa terhadap industri pangan lokal.
“Paling hanya buah-buahan. Kalau makanan atau minuman, belum terasa,” katanya.
Hal ini dikarenakan industri mamin di Kalsel kebanyakan berskala kecil dan hasil produksinya pun sebagian besar berupa makanan tradisional.
“Yang lebih dikhawatirkan justru industri besar, mereka bisa kalah bersaing. Tapi makanan tradisional saya yakin masih bisa tetap eksis, karena sesuai dengan lidah masyarakat kita,” tukasnya.
Saat ini, di Kalsel terdapat sekitar 14 ribu unit usaha di lingkup industri kecil dan menengah (IKM) pangan. Dari jumlah tersebut, ada beberapa bidang usaha yang memiliki potensi cukup besar, antara lain penggaraman dan pengeringan ikan, roti, kerupuk, minuman ringan, dan kue basah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar