A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 15 Mei 2011

Bisnis Kapal Wisata Tumbuh Subur

Ingin ke Terapung dari Tayangan TV

Meski belum tergarap dengan baik, namun potensi wisata sungai yang ada di Banjarmasin telah menggerakkan ekonomi masyarakatnya, salah satunya dapat dilihat dari suburnya bisnis kapal wisata, baik yang dijalankan oleh masyarakat maupun kalangan perhotelan.

NAZAT FITRIAH, Banjarmasin

Masih ingat dengan sosok wanita yang duduk di atas perahu bermuatan sayur dan buah yang dulu kerap muncul di salah satu stasiun televisi swasta nasional seraya mengacungkan jempolnya? Tayangan itu telah menjadi alat yang efektif untuk mempromosikan objek wisata Pasar Terapung, sehingga banyak orang dari luar daerah yang penasaran.

“Mereka ingin ke Pasar Terapung karena melihat tayangan itu,” ujar Abbas (32), salah satu pemilik usaha kapal wisata di Jl Kuin Selatan Kelurahan Kuin Cerucuk Banjarmasin Utara.

Di sepanjang Jl Kuin Selatan, sedikitnya ada 15 buah usaha kapal wisata. Sedangkan ia sendiri baru enam bulan belakangan ini melakoni bisnis tersebut.

“Awalnya saya usaha jual beli minyak ke kapal-kapal. Tapi karena sekarang situasinya sulit, saya berhenti,” katanya.

Oleh salah satu kerabatnya, ia lantas disarankan untuk membuka usaha kapal wisata.

“Hasilnya lumayanlah, cukup buat makan,” selorohnya seraya tertawa.

Dengan modal sekitar Rp 21 juta, ia pun membeli sebuah kelotok second. Sekarang, penghasilannya paling minim Rp 1,5 juta perbulan.

“Hari-hari biasa ada juga yang carter, cuma kadang-kadang saja. Hari Minggu yang ramai, bisa double, dari pagi sampai siang,” ungkapnya.

Kebanyakan, penumpangnya berasal dari luar daerah, seperti Samarinda, Balikpapan, hingga Pulau Jawa.

“Habis Salat Subuh, kita sudah jaga-jaga kalau-kalau ada penumpang,” tambahnya.

Sedangkan objek wisata yang dituju antara lain Pasar Terapung Kuin, Pulau Kembang, Pasar Terapung Lok Baintan, Jembatan Barito, dan Pulau Kaget. Tarifnya bervariasi, antara Rp 150 ribu kalau ke satu tujuan saja, sampai Rp 400 ribu kalau penumpang ingin berkeliling.

“Yang aneh, pedagang Pasar Terapung itu ramai kalau hari biasa, tapi Minggu justru sepi, malah pengunjungnya yang banyak. Apalagi sekarang pasarnya terbagi dua, yang jual buah dan sayur di Alalak, yang jual ikan di Kuin,” katanya.

Disinggung soal kelangkaan bahan bakar solar yang terjadi akhir-akhir ini, menurutnya tidak terlalu berdampak terhadap bisnisnya.

“Pemakaian seminggu paling banyak 35 liter. Itupun hari Minggu saja, Senin-Sabtu jarang keliling,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: