A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 15 Mei 2011

Sasirangan Minim Dukungan Perbankan

BI Kembangkan Lending Model Sasirangan

BANJARMASIN – Meski sasirangan merupakan salah satu komoditas yang menjadi ikon Kalimantan Selatan, namun dukungan perbankan terhadap industri kerajinan kain tradisional tersebut selama ini masih sangat minim.

Hal ini setidaknya terlihat dari masih terbatasnya kucuran kredit perbankan untuk industri sasirangan, yakni kurang dari Rp1 miliar atau hanya 0,033 persen dari total kredit yang disalurkan untuk sektor industri pengolahan di Kalsel yang mencapai Rp1,7 triliun.

Menyikapi persoalan ini, Bank Indonesia (BI) Banjarmasin berinisiatif untuk menyusun informasi mengenai sektor-sektor usaha yang layak dibiayai oleh perbankan yang dikenal dengan pola pembiayaan atau lending model untuk industri kerajinan kain sasirangan.

“Menyadari masih cukup banyaknya pelaku UMKM, khususnya usaha mikro dan kecil, yang terkendala dalam mengembangkan usahanya, BI memandang perlu adanya upaya-upaya untuk memberdayakan mereka, antara lain penguatan permodalan melalui peningkatan fungsi intermediasi perbankan,” ujar Khairil Anwar, Pemimpin BI Banjarmasin yang juga menjabat Direktur Regional Kantor BI Kalimantan dalam siaran persnya, kemarin.

Sebelumnya, BI Banjarmasin sendiri juga telah menyusun lending model untuk berbagai komoditas lain di Kalimantan Selatan, antara lain Itik Alabio pada tahun 2010, Ikan Haruan pada tahun 2009, Jeruk Batola pada tahun 2008, dan Ikan Papuyu pada tahun 2007. Beberapa bank bahkan telah membiayai komoditas yang telah dijadikan lending model sebelumnya, seperti Itik Alabio dan Jeruk Batola.

“Untuk penyusunan lending model di tahun 2011 ini, sasirangan menjadi komoditas yang kami pilih dan diharapkan hasilnya nanti dapat direspon positif oleh kalangan perbankan,” katanya.

Selain sebagai panduan bagi perbankan yang berencana membiayai sektor usaha atau komoditas potensial tertentu, lending model juga menjadi bahan informasi yang berharga bagi para calon pelaku usaha yang ingin memasuki bidang usaha tertentu. Lending model atau pola pembiayaan tersebut bukan hanya hasil kajian yang berisi informasi aspek keuangan kelayakan usaha saja, tetapi juga meliputi aspek pemasaran, teknis produksi, dampak ekonomi-sosial dan lingkungan, serta aspek usaha lainnya.

“Melalui lending model kerajinan sasirangan ini, kami ingin membantu mengangkat industri khas daerah ini, sehingga mampu meningkatkan daya saing produk, serta lebih memasyarakatkan penggunaan sasirangan. Selain itu, kami juga ingin menggugah perbankan daerah untuk meningkatkan perhatian terhadap industri ini, khususnya yang berskala mikro dan kecil,” tuturnya.

Ditambahkannya, untuk memperkuat permintaan pasar terhadap sasirangan, BI Banjarmasin juga turut serta melestarikan salah satu komoditas ikon Kalsel ini dengan mewajibkan para karyawannya untuk mengenakan sasirangan setiap hari Selasa.

“Ini upaya kecil dan sederhana. Tetapi jika kita lakukan secara konsisten, sasirangan akan bertahan dan dapat terus berkembang menjadi kebanggaan banua,” pungkasnya.

Tidak ada komentar: