A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 17 Mei 2011

‘Segarnya’ Bisnis Susu Kedelai

Mudah dan Murah, Cocok untuk Usaha Rumah Tangga

Seiring makin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan kesehatan, membuat bisnis makanan sehat belakangan ini sepertinya tengah naik daun. Tengok saja iklan-iklan yang begitu gencar di televisi, maupun gerai-gerai makanan sehat yang belakangan mendadak ramai di Banjarmasin. Momen ini pun tak disia-siakan Muttaqin (27) untuk mencoba peruntungan di bisnis susu kedelai.

NAZAT FITRIAH, Banjarmasin

“Banyak produk susu kedelai dengan berbagai merek yang diiklankan. Nah, kita masuk saja di situ. Intinya orang sudah paham susu kedelai itu bagus, jadi kita tidak perlu promosi jor-joran,” ujarnya saat ditemui di sela kegiatan pelatihan untuk IKM pangan yang diadakan Disperindag Kalsel, kemarin.

Warga Komplek Banjar Indah Banjarmasin tersebut baru kurang lebih setahun terakhir ini berbisnis susu kedelai yang diberi merek dagang ‘Faza’ itu. Sebelumnya, ia bekerja sebagai staf pengajar di sebuah bimbingan belajar.

“Saya tertarik karena melihat kandungan susu kedelai yang baik, dan penerimaannya di masyarakat juga baik,” katanya.

Dituturkannya, ilmu membuat susu kedelai sendiri didapatnya dari hasil ngobrol serta mencari bahan dari berbagai sumber. Menurutnya, bisnis susu kedelai sangat cocok untuk usaha skala rumah tangga karena prosesnya yang gampang serta modal yang tidak terlalu besar.

“Modal awalnya sekitar Rp 5 juta. Tapi alat yang saya gunakan sekarang masih sederhana sehingga kerjanya lambat,” tambahnya.

Kini, omsetnya berkisar Rp 2,5-3 juta perbulan dengan keuntungan bersih sekitar Rp 2 juta.

“Tapi kalau musim hujan, penjualan biasanya agak turun. Mungkin karena susu kedelai saya dijual dalam keadaan dingin. Tapi kalau cuaca panas pasti penjualan naik,” tukasnya.

Dibantu satu orang karyawan, dalam sehari ia memproduksi sekitar tiga puluh liter susu kedelai. Karena segmen utamanya adalah anak sekolah, maka susu kedelai produksinya dikemas dalam wadah gelas dengan ukuran 180 mililiter dan dijual dengan harga Rp 1.500 perbuah.

“Untuk pemasaran, ada sales yang mengantarkan ke toko-toko. Ada juga yang dititip di kantin-kantin, dan diantar langsung ke rumah pelanggan. Alhamdulillah sambutannya bagus,” ucapnya.

Para sales inilah yang bergerilya memasarkan susu kedelai buatannya karena sistemnya bukan gaji, tapi semakin banyak yang terjual maka semakin banyak juga bagian yang akan mereka dapatkan.

Sementara itu, walau susu kedelai produksi pabrikan besar sudah banyak yang beredar di pasaran, ia nampaknya tak terlalu cemas meski dari segi tampilan, ia boleh dibilang masih kalah. Namun demikian, ia tetap berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya.

“Produk pabrik itu bisa tahan sebulan meski tanpa pengawet, entah bagaimana caranya. Sedangkan produk saya hanya bisa sampai tiga hari. Kalau sampai tiga hari tidak habis, maka harus ditarik karena tidak bisa dijual lagi,” katanya.

Tidak ada komentar: