A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 29 Juni 2011

Pasar Induk Mendesak

Demi Kelancaran Distribusi Barang dari Pelabuhan

BANJARMASIN – Keberadaan pasar induk di kawasan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin dipandang sangat mendesak. Hal ini dikarenakan truk-truk sembako berukuran besar yang datang dari luar pulau dengan kapal roro kesulitan masuk ke wilayah dalam kota Banjarmasin karena masalah kondisi jalan dan faktor teknis lainnya.

Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Kalsel Djumadri Masrun kemarin mengatakan, truk-truk itu pun harus bongkar muat dulu begitu keluar dari pelabuhan dan memindahkan muatan ke armada yang lebih kecil agar barang bisa didistribusikan.

“Barang-barang dari kapal roro yang dioperasikan Pelni sekarang agak sulit masuk ke Banjarmasin karena masalah kondisi jalan, kepanjangan truk, dan sebagainya,” ujarnya.

Nah, aktivitas ini kerap menyebabkan kemacetan karena bongkar muat dilakukan di tepi jalan, terutama di muara Komplek Lumba-lumba.

“Pemerintah perlu memikirkan kalau bisa membangun pasar induk, sehingga truk yang datang bisa langsung masuk ke situ,” katanya.

Dari pasar induk ini, barang-barang kemudian akan didistribusikan melalui mobil-mobil kecil ke pasar-pasar dan tempat lainnya. Cara ini juga dapat menjadi solusi supaya truk tidak lagi masuk kota.

“Kami sudah sampaikan ke walikota, kita cari tanah di kawasan Lingkar Basirih. Tidak perlu luas, cukup 4 hektare dan bisa menampung sekitar 200 buah truk,” imbuhnya.

Selain itu, pihaknya juga mendorong pemerintah kota untuk membangun akses jalan yang lebih baik ke pelabuhan untuk armada semut atau perahu layar yang berada di kawasan Basirih. Kapal-kapal layar dari Surabaya yang mengangkut ternak, sayur, dan buah biasanya sandar di sini. Jika dioptimalkan dengan akses jalan yang memadai, maka bisa mengurangi volume angkutan kapal roro.

“Kami juga sudah bicara dengan walikota, beliau ingin bekerjasama dengan Pelindo sebagai pengelola pelabuhan, sedangkan pihak pemerintah kota sebagai pengelola jalan,” tuturnya.

Tidak ada komentar: