A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 28 Juni 2011

Produsen Minyak Goreng Besar Banting Harga

Gara-gara Banjir Produk IRT

BANJARMASIN – Jelang kedatangan bulan puasa yang tinggal hitungan sebulan lagi, harga-harga kebutuhan pokok di Banjarmasin relatif masih belum menunjukkan gejolak yang berarti. Justru, sejumlah komoditas mengalami penurunan harga, di antaranya minyak goreng kemasan.

Banjir minyak goreng produksi industri rumah tangga di pasaran rupanya membuat produsen minyak goreng besar cukup tertekan. Pasalnya, para pemain baru tersebut memasang harga yang lebih miring. Imbasnya, para produsen besar pun terpaksa menurunkan harga jual mereka agar tidak kalah saing.

Hal ini diakui Bambang, Sales Manager distributor satu merek minyak goreng terkenal untuk wilayah Banjarmasin. Bahkan, banjir minyak goreng produksi IRT juga telah membuat pasaran minyak goreng yang disuplai oleh pihaknya mulai sepi.

“Karena banyak merek-merek baru yang muncul dan harganya di bawah produk kita,” keluhnya.

Fenomena tersebut ikut diamini Dailami, salah satu distributor sembako di Banjarmasin.

“Harga minyak goreng kemasan ada penurunan karena banyak home industry di Jawa yang memproduksi minyak goreng dengan merek mereka sendiri dan dengan harga yang lebih murah,” ujarnya.

Para pemain baru itu antara lain Tropimas, Lovina, dan Teva. Harga jualnya rata-rata berada di bawah Rp 10 ribu perliter.

“Sedangkan harga minyak goreng kemasan yang sudah terkenal sekitar Rp 12 ribu perliter, sebelumnya Rp 12.500 perliter,” imbuhnya.

Sementara itu, penurunan harga juga dialami minyak goreng curah dari Rp 8 ribu-Rp 8.500 perliter pada bulan lalu menjadi Rp 7.700-Rp 8 ribu perliter.

“Mungkin karena pengaruh panen sawit dan peningkatan produksi CPO,” katanya.

Kondisi sebaliknya terjadi pada harga gula pasir yang naik tipis antara Rp 50-Rp 100 perkilogram. Di tingkat distributor, harga jual gula pasir saat ini berkisar Rp 8.850-Rp 9 ribu perkilogram.

“Saya tidak berani memastikan apa penyebabnya, tapi kalau stok aman-aman saja,” tambahnya.

Sedangkan harga tepung masih stabil di kisaran Rp 5.500-Rp 7 ribu perkilogram setelah bulan lalu naik rata-rata Rp 500 perkilogram mengikuti fluktuasi harga gandum dunia.

Tidak ada komentar: