A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 13 Juli 2011

Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III Diprediksi Lebih Tinggi

BANJARMASIN - Perekonomian Kalimantan Selatan pada triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh pada kisaran 6,5-7,0 persen year on year, lebih tinggi dari perkiraan untuk triwulan II-2011 sebesar 6,15 persen year on year.
Peneliti Senior Madya Bank Indonesia (BI) Banjarmasin Taufik Saleh mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor pendorong pertumbuhan tersebut, diantaranya permintaan batubara dunia yang tinggi dan peningkatan produksi batu bara karena dukungan cuaca.
“Faktor lainnya adalah masih tingginya daya dorong konsumsi masyarakat dan peningkatan aktivitas ekspor seiring terjaganya harga CPO, karet, dan batubara pada level yang cukup tinggi,” jelasnya.
Meningkatnya harga minyak bumi dunia memang membuat permintaan batubara sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi tetap tinggi. Di sisi lain, penjualan dengan sistem kontrak melindungi dari fluktuasi harga pasar maupun nilai tukar, dan penguatan rupiah yang diiringi penguatan harga komoditas di pasar dunia dalam eskalasi yang lebih besar telah menopang terjaganya pendapatan bersih para eksportir.
“Ekspor batubara lebih dipengaruhi kemampuan produksi batu bara yang tergantung pada kondisi cuaca dan realisasi investasi,” katanya.
Dari sisi inflasi, sampai bulan Juni 2011 pergerakannya pun cenderung melambat. Kondisi ini utamanya disebabkan oleh relatif terjaganya pasokan gula pasir dan pasokan ikan segar seperti ikan gabus, udang basah, dan ikan patin yang sudah kembali normal, serta penurunan harga komoditas bensin nonsubsidi.
“Inflasi Kalsel relatif lebih rendah dibandingkan provinsi lain di Kalimantan, yang disebabkan oleh turunnya harga beras dan gula pasir,” tukasnya.
Sedangkan inflasi yang terjadi di Kalteng, Kalbar, dan Kaltim terjadi karena kenaikan harga pada kelompok ikan segar yang cukup signifikan akibat air pasang. Ditambah lagi di Kalteng terjadi wabah flu burung dibeberapa kabupaten sehingga harga daging ayam ras naik tajam.
Namun demikian, pada triwulan III-2011 inflasi Kalsel diprediksi naik pada kisaran 6,01 persen plus minus 1 persen, sedikit lebih tinggi dari inflasi pada triwulan II-2011. Diungkapkan Taufik, tekanan terutama berasal dari sisi permintaan seiring faktor musiman bulan Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri.
“Harga emas perhiasan juga diperkirakan masih berpotensi meningkat dan memberikan tekanan pada inflasi inti,” ucapnya.
Ditambahkannya, kondisi antrean solar bersubsidi, isu kenaikan harga (pembatasan) BBM, dan rencana kenaikan elpiji 12 kilogram di tengah proses konversi mitan di Kalsel juga dapat berdampak meningkatkan ekspektasi inflasi masyarakat.
Hasil Survei Konsumen Juni 2011 menunjukkan ekspektasi harga 6 bulan dalam tren meningkat sejak awal tahun 2011. Pada Juni 2011, angka tersebut menunjukkan nilai 170,5, lebih tinggi dari Mei 2011 yang hanya 165,80.
“Koordinasi pengendalian inflasi daerah dalam kerangka TPID (Tim Pengendali Inflasi Daerah, red) perlu diintensifkan agar tekanan inflasi dapat diredam, terutama yang terkait ekspektasi masyarakat,” tandasnya.

Tidak ada komentar: