BANJARMASIN – Distribusi paket tabung elpiji tiga kilogram dalam rangka konversi minyak tanah (mitan) ke elpiji di tiga wilayah di Kalimantan Selatan, yakni Kota Banjarmasin, Kota Banjarbaru, dan Kabupaten Banjar sudah dinyatakan closed atau sudah tersalur seratus persen, baik pada tahap pertama maupun tahap kedua. Sedangkan untuk Kabupaten Balangan, hingga saat ini cakupan distribusinya kurang lebih sudah mencapai 58 persen.
Mengenai apakah akan ada penarikan mitan bersubsidi dari pasaran dalam waktu dekat, Sales Representative Elpiji Pertamina Kalselteng Adi Bagus yang dikonfirmasi kemarin mengatakan, kalau distribusi tabung sudah dinyatakan closed, memang bisa dilakukan penarikan, tapi sedikit demi sedikit.
“Tidak langsung seratus persen, tapi disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan apakah masyarakat sendiri sudah siap,” katanya.
Berkaca dari pengalaman Kota Balikpapan yang telah melaksanakan konversi pada tahun 2009 lalu, penarikan mitan bersubdisi di kota minyak itu mulai dilakukan setelah konversi berjalan delapan puluh persen dengan cara mengurangi pasokannya secara bertahap.
Saat konversi sudah mencapai seratus persen, mitan bersubsidi tak serta-merta menghilang dari peredaran. Setelah dari hasil evaluasi dinyatakan bahwa masyarakat sudah sepenuhnya siap, barulah keberadaannya digantikan dengan mitan nonsubsidi yang harganya mengikuti fluktuasi harga minyak dunia. Transisi ini sendiri memakan waktu sedikitnya enam bulan. Saat ini, harga mitan nonsubsidi dibanderol Rp 8 ribu perliter.
Sementara itu, ketika dicecar kapan tepatnya penarikan mitan bersubsi di Kalsel akan mulai diterapkan, Adi tak memberi jawaban yang jelas. Namun demikian, ia menegaskan bahwa penarikan tidak akan dilakukan pada bulan Ramadan ini.
“Kita lihat situasinya juga. Pokoknya kalau sudah closed, pasti akan kita tarik karena ini program pemerintah, tidak mungkin dua-duanya (elpiji dan mitan, red) kita salurkan. Tapi kalau Ramadan ini belum,” tukasnya.
Bahkan, Pertamina berencana menambah pasokan mitan pada bulan Ramadan dari 478 kiloliter perhari menjadi 500 kiloliter perhari. Penambahan ini berdasarkan estimasi peningkatan konsumsi mitan selama Ramadan sebesar lima persen jika dibanding bulan biasa. Pada H-7 dan H+7 lebaran, pasokan mitan akan ditambah lagi menjadi 525 kiloliter perhari karena diperkirakan konsumsi bakal meningkat sekitar 10 persen.
Sales Area Manager Pertamina Kalselteng Iin Febrian menambahkan, Pertamina juga siap bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk melakukan operasi pasar mitan jika diperlukan.
“Jika ada peningkatan kebutuhan masyarakat, pemerintah daerah melalui camat bisa mengajukan usulan operasi pasar mitan kepada Pertamina,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar