A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 28 September 2011

Penyerapan Pupuk Bersubsidi Hanya 56 Persen

BANJARMASIN – Penyerapan pupuk urea bersubsidi di Kalimantan Selatan sampai pertengahan September lalu hanya mencapai 56 persen dari kuota tahun 2011. Kepala Bidang Penjualan PT Pupuk Kaltim Kantor Pemasaran Kaltengsel Slamet Sunardi mengungkapkan bahwa pupuk bersubsidi yang telah disalurkan baru sekitar 29 ribu ton.
“Sejak diterapkan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok, Red), penggunaan pupuk jadi sangat terkontrol,” ujarnya.
Adapun kuota pupuk bersubsidi untuk Provinsi Kalsel tahun 2011 ini sebesar 52 ribu ton. Kuota tersebut ditetapkan berdasarkan kebutuhan kabupaten dan kota. Di awal tahun, para penyuluh pertanian mengumpulkan data kebutuhan pupuk petani di kabupaten dan kota masing-masing, sehingga didapatlah angka yang akan menjadi dasar penentuan kuota.
“Tapi kita tetap melihat lagi kondisi di lapangan. Kalau dianggap tidak rasional, jatah bisa ditambah atau dikurang,” terangnya.
Selanjutnya, alokasi pupuk ini disalurkan bertahap sesuai dengan kebutuhan pertani perbulan.
Sementara itu, guna mempersempit celah penyimpangan penggunaan pupuk bersubsidi, pemerintah berancang-ancang untuk membedakan warna pupuk bersubsidi dan pupuk nonsubsidi. Seperti dituturkan Slamet, penelitian sudah dilakukan agar pemberian warna tidak berdampak pada mutu produk.
“Sudah ada contohnya, warnanya pink,” katanya.
Warna pink dipilih karena dianggap netral. Sedangkan untuk pupuk nonsubsidi tetap berwarna putih. Pemberian warna untuk pupuk bersubsidi didasarkan pada pertimbangan bahwa lebih sulit untuk menghilangkan warna daripada mengubah warna jika pupuk subsidi ingin diselewengkan.
Jadi, maksudnya bukan petani yang mau dikorbankan, semua sudah dipertimbangkan agar kualitas pupuk tidak terganggu dengan penambahan warna,” tukasnya.
Rencananya, penyaluran pupuk bersubsidi berwarna pink ini akan dimulai awal tahun depan. Namun, bisa juga lebih cepat jika stok pupuk bersubsidi yang berwarna putih sudah habis sebelum awal tahun.
“Ini akan makin mempersempit celah penyimpangan. Dulu hanya warna karung yang dibedakan, tapi isinya tetap sama,” tambahnya.
Sejauh ini, adanya tambahan zat warna pada pupuk bersubsidi belum berpengaruh terhadap harga jualnya. Harga pupuk bersubsidi sendiri sepenuhnya dikendalikan oleh pemerintah.

Tidak ada komentar: