A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 27 Desember 2011

Pedagang Tak Bisa Angkut Barang

Serbuan Sampah di Sungai Martapura Berlanjut

BANJARMASIN – Kiriman sampah kayu dan eceng gondok dari sejumlah daerah seperti Kabupaten Banjar dan Hulu Sungai ke Kota Banjarmasin masih berlangsung hingga kemarin. Sampah-sampah itu kembali tertahan dan menumpuk di bawah Jembatan Pangeran Antasari. Beberapa kelotok yang ingin melintas pun terpaksa berputar haluan karena tak bisa lewat dan harus mencari jalur lain, seperti memutar melalui Kuin.

Kondisi ini sendiri dikeluhkan para pedagang di Pasar Baru yang biasa mengambil barang dagangan di Pasar Ujung Murung. Pasalnya, sebagian dari mereka ada yang menggunakan kelotok untuk mengangkut barang karena muatannya lebih banyak daripada mobil atau gerobak sehingga lebih murah dan efisien.
“Kalau kondisinya begini tidak bisa pakai kelotok, harus pakai mobil atau gerobak,” tutur Rafi’i, salah seorang sopir taksi kelotok di Dermaga Pasar Baru yang terkadang juga melayani jasa pengangkutan barang.
Dituturkannya, fenomena ini selalu terjadi jika musim baah (meningkatnya volume air karena hujan besar, Red). Sampah-sampah dari berbagai daerah yang lebih tinggi hanyut terbawa arus sungai ke daerah yang lebih rendah, seperti Kota Banjarmasin.
“Masalahnya banyak sampah-sampah kayu, kalau itu tersangkut sampah yang lain jadi ikut tertahan. Tapi kalau kayu-kayunya bisa diloloskan, yang lain mudah dibersihkan,” katanya.
Sebenarnya, sejak pagi sejumlah petugas sudah berjibaku untuk mengurai tumpukan sampah tersebut. Namun, arus Sungai Martapura yang begitu deras membuat petugas kewalahan. Sedangkan serbuan sampah kayu dan eceng gondok yang datang tanpa henti volumenya lebih banyak daripada yang mampu dialirkan sehingga tumpukannya justru makin meluas.

Tidak ada komentar: