BANJARMASIN – Di tengah pro kontra penggunaan smart card dalam pengisian bahan bakar minyak (BBM) di Kalimantan Selatan, Pertamina terus melakukan berbagai persiapan. Rencananya, hari ini (12/5) Pertamina bakal melakukan uji coba sistem jaringan online di SPBU.
Asistant Manager External Relation Pertamina Region VI Kalimantan Bambang Irianto mengungkapkan, tujuan uji coba ini sekadar untuk mengetes koneksi sistem di masing-masing SPBU secara parsial, bukan uji coba seluruh sistem. Smart card juga belum akan digunakan. Identitas kendaraan roda empat yang mengisi BBM di SPBU direkam secara manual saja.
“Kalau kartu itu kan gampang. Yang penting sistemnya jalan dulu,” ujarnya yang ditemui saat sedang meninjau SPBU Km 9 Kertak Hanyar Kabupaten Banjar bersama anggota tim lainnya yang terkait dengan penerapan smart card, baik dari Pertamina pusat maupun vendor sistem, Jumat (11/5) sore.
Selain empat SPBU swasta yang telah ditunjuk, SPBU KM 9 yang merupakan SPBU Coco (Corporate Owned Corporate Operated) atau murni milik Pertamina juga akan ikut menerapkan smart card. Kalau di empat SPBU lainnya alat pemindai kartu baru dipasang beberapa waktu lalu, sejak awal SPBU Coco sudah didesain sedemikian rupa dengan dilengkapi alat pemindai itu berserta sistem jaringannya, sehingga tinggal dikoneksikan kalau saatnya difungsikan. Hanya saja di Kalsel selama ini belum dimanfaatkan.
Dituturkan Bambang, smart card dalam pengisian BBM di SPBU bukan barang baru. Di Pulau Jawa, smart card yang menyimpan informasi identitas kendaraan dan kuota pengisisan BBM itu sudah digunakan, tapi masih terbatas pada pengguna Pertamax dan kalangan corporate. Karena jumlah penggunanya kecil, maka relatif tidak ada masalah dalam pelaksanaannya. Dengan kata lain, penerapan smart card untuk kendaraan umum di Kalsel adalah pertama kali di Indonesia.
“Makanya dilakukan uji coba dulu. Apapun itu kalau di awal kan nggak perlu sampai ready banget. Nanti kalau ternyata lebih bagus pakai kartu ya sudah pakai kartu. Tapi sistemnya dulu kita yakinkan,” tegasnya.
Dijelaskannya, pada uji coba hari ini setiap mobil yang mengisi BBM akan diinput nomor polisinya oleh operator SPBU ke alat pemindai yang ditempel di dispenser. Selanjutnya, sistem akan membaca informasi yang dimasukkan apakah nomor polisi kendaraan tersebut terdaftar atau tidak.
“Database kendaraan sudah ada di server kita. Sumbernya dari Polda, data itu sudah diinput ke server. Nantinya jaringan akan konek ke semua SPBU, tapi di awal mulai bertahap dulu,” imbuhnya. Sebelum semua SPBU terkoneksi, maka kendaraan yang bolak-balik mengisi BBM belum bisa terdeteksi. Untuk kendaraan dengan plat non-Kalsel, tetap bisa mengisi. Disinggung soal penolakan yang disuarakan Hiswana Migas Kalsel terkait penerapan smart card, pihaknya tak berkomentar banyak.
“Bagi kami semua itu bukan hambatan dan kesulitan. Inti dari kebijakan ini adalah agar bisa mengetahui kebutuhan BBM yang rill, tidak lagi berdasar asumsi, seperti yang diinginkan Pak Dahlan Iskan,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar