Hari Pertama UKG Kacau
BANJARMASIN - Hari pertama Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diikuti guru-guru SMP di Banjarmasin kemarin (30/7) diwarnai sejumlah kekacauan. Dari pantauan di salah satu ruang ujian di SMKN 2, gelombang pertama yang dijadwalkan mulai ujian pukul 09.00 molor hingga pukul 11.00 karena ada masalah pada jaringan sistem online UKG di server pusat .
Para guru sudah memasuki ruang ujian sejak pukul 08.30 WITA. Ada dua ruangan yang dipakai untuk UKG di SMKN 2, yakni lab praktik jurusan multimedia dan lab praktik jurusan teknik komputer jaringan, masing-masing ruangan ada 19 unit komputer.
Selesai registrasi, para guru tampak duduk santai di depan komputer masing-masing yang sudah dinyalakan operator. Beberapa asyik mengobrol sambil menunggu ujian dimulai. Sebagian ada yang membuka-buka bahan bacaan.
"Informasi dari pusat, input data peserta belum semuanya selesai," ujar Mufti Hidayati, staf Lembaga Pengembangan Mutu Pendidik (LPMP) Kalsel yang memantau UKG di SMKN 2 terkait alasan keterlambatan.
Sekitar pukul 09.30, peserta baru bisa login. Tapi empat orang guru mata pelajaran muatan lokal (mulok) mengalami kesulitan. Meski nomor peserta dan NUPTK yang dimasukkan sudah benar, tapi tulisan yang muncul di layar komputer menyatakan salah. Karena soal tak kunjung bisa diakses, akhirnya keempatnya batal ikut ujian.
“Terkait masalah ini belum ada konfirmasi dari pusat. Kami sudah buatkan berita acaranya, nanti dilaporkan ke pusat,” kata Mufti.
Peserta lain yang berhasil login juga sempat kesulitan membuka soal. Sampai pukul 10.00, layar komputer masih menunjukkan proses validasi data. Para guru pun gelisah karena khawatir waktu ujian mereka terpotong.
Tapi menurut Mufti tidak ada pengaruh dengan waktu ujian, karena timer di aplikasi baru jalan begitu soal dibuka. Hanya saja jadwal UKG peserta gelombang kedua yang sedianya dimulai pukul 12.00 harus dimundurkan hingga sekitar pukul 13.30. Bahkan, UKG gelombang ketiga yang jadwalnya pukul 15.00 terpaksa ditunda hingga tanggal 9 Agustus karena waktu yang tersisa terlalu mepet.
“Sengaja ditunda sampai hari terakhir UKG supaya tidak mengganggu jadwal gelombang yang berikutnya,” imbuhnya.
Tak sampai di situ, salah satu peserta UKG gelombang kedua di SMKN 2 mengaku ada sekitar 6-7 soal cacat.
“Ada soal yang tidak ada gambarnya. Ada juga yang tidak ada pilihan jawabannya. Tapi kata petugas jawaban tidak boleh kosong, jadi tetap diisi,” tutur Ariana, guru Matematika SMPN 6 Banjarmasin.
Keterlambatan waktu ujian juga terjadi di lokasi ujian lainnya, seperti di SMAN 6. Menurut teknisi lab SMAN 6 Rafija Ahmad, ujian molor sekitar 30 menit.
“Masalahnya sama di semua provinsi, menunggu waktu server di pusat buka. Baru bisa sinkron ke server lokal di masing-masing tempat ujian," terangnya.
Namun, masalah jaringan yang lambat hanya terjadi pada gelombang pertama. Selanjutnya, ujian berlangsung lancar. Untuk mengejar waktu, jam istirahat antara gelombang pertama dengan gelombang kedua ditiadakan. Di SMAN 6 sendiri hanya ada satu ruang ujian dengan kapasitas 23 unit komputer.
Di SMKN 4, kendala juga hanya terjadi pada gelombang pertama. Sedangkan ujian gelombang kedua dan ketiga tetap dapat dilaksanakan pada hari yang sama meski ada keterlambatan setengah jam dari jadwal yang ditetapkan.
“Tapi jam istirahat dan waktu latihan dipercepat,” kata Kepala SMKN 4 Muryadi.
Waktu ujian sendiri berlangsung selama 120 menit. Ada 100 soal yang harus dijawab, terdiri dari 24 soal aspek pedagogik dan 76 soal sesuai mata pelajaran guru bersangkutan. Salah satu peserta, Siti Rukiah yang merupakan guru Bahasa Indonesia di SMPN 28 mengaku soalnya cukup sulit.
“Kalau pakai komputernya tidak ribet, kayaknya kalaupun ada guru yang tidak pernah pegang komputer bisa saja menguasai aplikasinya. Sebelum mengerjakan soal kita juga sempat latihan cara mengerjakan soal di komputer,” ucapnya.
Para guru sudah memasuki ruang ujian sejak pukul 08.30 WITA. Ada dua ruangan yang dipakai untuk UKG di SMKN 2, yakni lab praktik jurusan multimedia dan lab praktik jurusan teknik komputer jaringan, masing-masing ruangan ada 19 unit komputer.
Selesai registrasi, para guru tampak duduk santai di depan komputer masing-masing yang sudah dinyalakan operator. Beberapa asyik mengobrol sambil menunggu ujian dimulai. Sebagian ada yang membuka-buka bahan bacaan.
"Informasi dari pusat, input data peserta belum semuanya selesai," ujar Mufti Hidayati, staf Lembaga Pengembangan Mutu Pendidik (LPMP) Kalsel yang memantau UKG di SMKN 2 terkait alasan keterlambatan.
Sekitar pukul 09.30, peserta baru bisa login. Tapi empat orang guru mata pelajaran muatan lokal (mulok) mengalami kesulitan. Meski nomor peserta dan NUPTK yang dimasukkan sudah benar, tapi tulisan yang muncul di layar komputer menyatakan salah. Karena soal tak kunjung bisa diakses, akhirnya keempatnya batal ikut ujian.
“Terkait masalah ini belum ada konfirmasi dari pusat. Kami sudah buatkan berita acaranya, nanti dilaporkan ke pusat,” kata Mufti.
Peserta lain yang berhasil login juga sempat kesulitan membuka soal. Sampai pukul 10.00, layar komputer masih menunjukkan proses validasi data. Para guru pun gelisah karena khawatir waktu ujian mereka terpotong.
Tapi menurut Mufti tidak ada pengaruh dengan waktu ujian, karena timer di aplikasi baru jalan begitu soal dibuka. Hanya saja jadwal UKG peserta gelombang kedua yang sedianya dimulai pukul 12.00 harus dimundurkan hingga sekitar pukul 13.30. Bahkan, UKG gelombang ketiga yang jadwalnya pukul 15.00 terpaksa ditunda hingga tanggal 9 Agustus karena waktu yang tersisa terlalu mepet.
“Sengaja ditunda sampai hari terakhir UKG supaya tidak mengganggu jadwal gelombang yang berikutnya,” imbuhnya.
Tak sampai di situ, salah satu peserta UKG gelombang kedua di SMKN 2 mengaku ada sekitar 6-7 soal cacat.
“Ada soal yang tidak ada gambarnya. Ada juga yang tidak ada pilihan jawabannya. Tapi kata petugas jawaban tidak boleh kosong, jadi tetap diisi,” tutur Ariana, guru Matematika SMPN 6 Banjarmasin.
Keterlambatan waktu ujian juga terjadi di lokasi ujian lainnya, seperti di SMAN 6. Menurut teknisi lab SMAN 6 Rafija Ahmad, ujian molor sekitar 30 menit.
“Masalahnya sama di semua provinsi, menunggu waktu server di pusat buka. Baru bisa sinkron ke server lokal di masing-masing tempat ujian," terangnya.
Namun, masalah jaringan yang lambat hanya terjadi pada gelombang pertama. Selanjutnya, ujian berlangsung lancar. Untuk mengejar waktu, jam istirahat antara gelombang pertama dengan gelombang kedua ditiadakan. Di SMAN 6 sendiri hanya ada satu ruang ujian dengan kapasitas 23 unit komputer.
Di SMKN 4, kendala juga hanya terjadi pada gelombang pertama. Sedangkan ujian gelombang kedua dan ketiga tetap dapat dilaksanakan pada hari yang sama meski ada keterlambatan setengah jam dari jadwal yang ditetapkan.
“Tapi jam istirahat dan waktu latihan dipercepat,” kata Kepala SMKN 4 Muryadi.
Waktu ujian sendiri berlangsung selama 120 menit. Ada 100 soal yang harus dijawab, terdiri dari 24 soal aspek pedagogik dan 76 soal sesuai mata pelajaran guru bersangkutan. Salah satu peserta, Siti Rukiah yang merupakan guru Bahasa Indonesia di SMPN 28 mengaku soalnya cukup sulit.
“Kalau pakai komputernya tidak ribet, kayaknya kalaupun ada guru yang tidak pernah pegang komputer bisa saja menguasai aplikasinya. Sebelum mengerjakan soal kita juga sempat latihan cara mengerjakan soal di komputer,” ucapnya.
5 Tempat Gagal Ujian
Selain di Banjarmasin, Uji Kompetensi Guru (UKG) di beberapa kota dan kabupaten lain di Kalsel juga tak berjalan mulus. Bahkan, ada lima tempat ujian yang tidak bisa melaksanakan UKG sama sekali pada hari pertama, masing-masing dua tempat di Kota Banjarbaru, dua tempat di Kabupaten Balangan, dan satu tempat di Kabupaten Banjar.
“Sistemnya nyambung, tapi soal tidak bisa dibuka,” ujar Kasubag Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalsel Rosyianita yang ditemui di SMKN 4 Banjarmasin.
Di Banjarbaru sendiri ada enam tempat penyelenggara UKG, termasuk tiga tempat untuk guru-guru di Kabupaten Tanah Laut yang menumpang karena infrastruktur di daerah tersebut tak siap. Sedangkan di Balangan dan Banjar masing-masing ada dua tempat ujian.
Jadwal UKG guru-guru yang semestinya mengikuti ujian kemarin pun diputuskan untuk dialihkan ke hari terakhir yang disesuaikan dengan jadwal UKG masing-masing kota/kabupaten. Untuk soal mata pelajaran muatan lokal (mulok) yang tak bisa dibuka, menurut Rosyianita masalah itu sepertinya terjadi di seluruh daerah.
“Mungkin karena rumpun pelajarannya banyak. Ini akan kami laporkan ke pusat,” katanya.
Selain mulok, pihaknya juga menerima laporan soal mata pelajaran Bahasa Inggris yang ternyata berisi soal untuk guru SMA. Tapi guru-guru tetap diminta untuk mengerjakan soal.
“Ini juga kami sampaikan ke pusat, apakah guru-guru bisa mengulang kembali ujian dengan soal yang sesuai,” sambungnya.
Banyaknya masalah pada penyelenggaraan UKG menurut Rosyianita bisa dimaklumi karena baru pertama kali diadakan. UKG secara online diikuti 985.409 orang guru di 448 kota/kabupaten se-Indonesia, dan secara manual di 49 kota/kabupaten di wilayah Indonesia Timur yang diikuti 20.802 orang guru. Dengan sistem online, hasil UKG tidak dapat dimanipulasi karena dapat dipantau langsung di pusat.
“UKG tidak ada kaitan dengan tunjangan profesi guru. Tujuannya hanya untuk pemetaan, pembinaan, dan penilaian kinerja guru. Selama ini kan pembinaan sifatnya general, tapi dengan adanya UKG kita akan punya data yang riil tentang kompetensi masing-masing guru, misalnya berapa jumlah guru yang masih perlu dibina, lemahnya dimana,” tuturnya.
Ditambahkannya, pada tahun 2013 seluruh guru termasuk yang nonsertifikasi wajib ikut UKG. Sementara pada tahun 2012 ini terlebih dulu diprioritaskan bagi guru-guru yang sudah ikut sertifikasi.
“Sistemnya nyambung, tapi soal tidak bisa dibuka,” ujar Kasubag Umum Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Kalsel Rosyianita yang ditemui di SMKN 4 Banjarmasin.
Di Banjarbaru sendiri ada enam tempat penyelenggara UKG, termasuk tiga tempat untuk guru-guru di Kabupaten Tanah Laut yang menumpang karena infrastruktur di daerah tersebut tak siap. Sedangkan di Balangan dan Banjar masing-masing ada dua tempat ujian.
Jadwal UKG guru-guru yang semestinya mengikuti ujian kemarin pun diputuskan untuk dialihkan ke hari terakhir yang disesuaikan dengan jadwal UKG masing-masing kota/kabupaten. Untuk soal mata pelajaran muatan lokal (mulok) yang tak bisa dibuka, menurut Rosyianita masalah itu sepertinya terjadi di seluruh daerah.
“Mungkin karena rumpun pelajarannya banyak. Ini akan kami laporkan ke pusat,” katanya.
Selain mulok, pihaknya juga menerima laporan soal mata pelajaran Bahasa Inggris yang ternyata berisi soal untuk guru SMA. Tapi guru-guru tetap diminta untuk mengerjakan soal.
“Ini juga kami sampaikan ke pusat, apakah guru-guru bisa mengulang kembali ujian dengan soal yang sesuai,” sambungnya.
Banyaknya masalah pada penyelenggaraan UKG menurut Rosyianita bisa dimaklumi karena baru pertama kali diadakan. UKG secara online diikuti 985.409 orang guru di 448 kota/kabupaten se-Indonesia, dan secara manual di 49 kota/kabupaten di wilayah Indonesia Timur yang diikuti 20.802 orang guru. Dengan sistem online, hasil UKG tidak dapat dimanipulasi karena dapat dipantau langsung di pusat.
“UKG tidak ada kaitan dengan tunjangan profesi guru. Tujuannya hanya untuk pemetaan, pembinaan, dan penilaian kinerja guru. Selama ini kan pembinaan sifatnya general, tapi dengan adanya UKG kita akan punya data yang riil tentang kompetensi masing-masing guru, misalnya berapa jumlah guru yang masih perlu dibina, lemahnya dimana,” tuturnya.
Ditambahkannya, pada tahun 2013 seluruh guru termasuk yang nonsertifikasi wajib ikut UKG. Sementara pada tahun 2012 ini terlebih dulu diprioritaskan bagi guru-guru yang sudah ikut sertifikasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar