Sejak Jembatan Jahri Saleh Dibongkar
BANJARMASIN – Sejumlah
warga Jl Jahri Saleh 2 Kelurahan Sungai Jingah mengeluhkan perbaikan jembatan
di lingkungan mereka. Terutama warga yang tinggal di tepi jalan di sekitar
jembatan dan memiliki usaha kecil. Sejak jembatan lama dibongkar dan pengguna
jalan yang biasa melintas harus memutar lewat jalan lain, usaha mereka jadi
sepi dan pendapatan turun.
“Biasanya dalam sehari
habis 60 liter. Sejak jembatan dibongkar, 20 liter dalam empat hari tidak habis-habis,” ujar
salah seorang warga yang berdagang bensin eceran sekitar 10 meter dari
jembatan, Kamis (9/8).
Padahal sebelum bulan puasa ia sempat berancang-ancang menyetok untuk mengantisipasi hari raya. Tapi sudah beberapa hari ini ia malah libur berjualan karena sepinya pembeli. Sementara ia punya tujuh anak yang harus diberi makan dan suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Warga lain yang memiliki usaha bengkel, jual pulsa, dan sejumlah tukang ojek yang mangkal tak jauh dari kios bensinnya ikut mengeluhkan hal yang sama.
Padahal sebelum bulan puasa ia sempat berancang-ancang menyetok untuk mengantisipasi hari raya. Tapi sudah beberapa hari ini ia malah libur berjualan karena sepinya pembeli. Sementara ia punya tujuh anak yang harus diberi makan dan suaminya hanya bekerja sebagai buruh bangunan. Warga lain yang memiliki usaha bengkel, jual pulsa, dan sejumlah tukang ojek yang mangkal tak jauh dari kios bensinnya ikut mengeluhkan hal yang sama.
“Kami bersyukur jembatan diperbaiki. Tapi kalau
bisa jangan ditutup mati begini, diberi jembatan sementara supaya kendaraan
tetap bisa lewat,” kata warga.
Menurut warga
pembongkaran jembatan dilakukan pada awal puasa lalu. Dari papan keterangan
proyek yang dipasang, rencananya jembatan lama yang terbuat dari kayu akan diubah
menjadi jembatan box. Tapi sejak dibongkar, tidak tampak ada pekerjaan lanjutan
oleh kontraktor.
Selain dituding
mematikan usaha warga, warga di tiga jalur jalan yang menjadi alternatif selama
jembatan diperbaiki juga ikut mengeluh. Mereka terganggu dengan kebisingan
kendaraan yang lebih ramai dari sebelumnya dan
debu yang ditimbulkan karena jalanan belum beraspal . Bahka, sejak
beberapa waktu lalu warga di Gg Bersama yang berada tepat di turunan jembatan
memblokir jalan masuk gang dengan kayu galam bersilang.
Menanggapi keluhan
warga, Kepala Dinas Bina Marga Kota Banjarmasin M Amin yang dikonfirmasi
meminta masyarakat bersabar menunggu hingga jembatan baru selesai dibangun. Selain
anggaran terbatas untuk membuat jembatan sementara, waktu pelaksanaan proyek
juga tak lama.
“Yang ada memang hanya
titian untuk pejalan kaki. Untuk kendaraan, bisa memutar lewat beberapa jalan
lain. Kecuali kalau tidak ada jalan lagi, baru kita buatkan jembatan
sementara,” katanya.
Proyek satu paket
dengan pembangunan jembatan box di tiga lokasi lain, yakni di Jl Seberang
Mesjid, Jl Bulokindo, dan Jl Batu Benawa. Waktu pelaksanaan proyek yang menelan
anggaran Rp 475.850.000 itu selama 120 hari mulai 19 Juli 2012. Pihaknya
memaklumi adanya keluhan warga. Tapi ia menekankan bahwa perbaikan jembatan
yang dilakukan juga atas usulan dan untuk kepentingan warga.
“Kalau jalan-jalan
alternatif yang dipakai untuk memutar sekarang jadi padat, itu bagian dari
konsekuensi. Tapi pekerjaan tidak lama, jadi kita minta masyarakat memaklumi
dan bisa bersabar sampai jembatan selesai,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar