A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 27 Januari 2013

RPJMD Tak Relevan Lagi



Tak Sejalan dengan Program SKPD

BANJARMASIN – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarmasin tahun 2011-2015 mesti direvisi. Hasil dari beberapa temuan audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat menunjukkan bahwa RPJMD Kota Banjarmasin 2011-2015 yang disahkan pada Mei 2011 itu sudah beda dengan program kerja yang dilaksanakan oleh SKPD.
Selain itu, dokumen acuan pembangunan yang disusun berdasarkan visi dan misi pasangan walikota dan wakil walikota Muhidin-M Irwan Ansyari pada Pemilukada 2010 itu kurang mengakomodir potensi ekonomi Kota Banjarmasin.  Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarmasin Fajar Desira mengatakan, pada 2013 ini pemerintah kota akan meninjau kembali RPJMD dan disesuaikan khususnya dengan angka-angka ekonomi, dalam hal ini produk domestik regional bruto (PDRB).
“Kita lihat dalam PDRB kita yang dominan hanya tiga sektor. Berdasarkan data 2011, sektor pengangkutan dan komunikasi memberi kontribusi 24 persen, nomor dua perdagangan dan jasa 21 persen, ketiga industri pengolahan 16 persen,” ujarnya.
Kontribusi ketiga sektor ini jika ditotal sudah 61 persen. Sektor lain-lain kontribusinya sangat kecil, sehingga pemerintah kota mestinya lebih fokus pada ketiga sektor tadi. Misalnya, pengembangan Pelabuhan Trisakti sebagai penyumbang terbesar di sektor pengangkutan dan komunikasi karena menjadi pintu keluar masuk barang.  “Tapi kita lihat di Pelabuhan Trisakti kapal harus antre minimal lima hari untuk menurunkan barang, tidak bisa langsung. Hal itu akibat panjang dermaga dan lahan terminal peti kemas terbatas,” imbuhnya.
Dengan kondisi yang sekarang ini saja, pertumbuhan arus barang di Pelabuhan Trisakti mampu menjadi yang tertinggi nomor dua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kalau waktu bongkar muat barang bisa diturunkan dengan menambah panjang dermaga dan luar terminal peti kemas, kata Fajar, maka ekonomi juga akan bertumbuh lagi.
“Di sektor kedua, perdagangan dan jasa, yang mendorong adalah pasar-pasar. Tapi kondisi pasar kita, seperti Pasar Lima, Pasar Sudimampir, Pasar Ujung Murung, atau Pasar Antasari memprihatinkan. Meski begitu, omzetnya perhari miliaran. Bayangkan kalau pasar-pasar itu dikembangkan seperti Tanah Abang atau Thamrin City yang nyaman untuk pengunjung,” lanjutnya.
Untuk sektor industri pengolahan, walau kontribusinya terhadap perekonomian merupakan yang terbesar nomor tiga, tapi belum menyentuh industri hilir. Produk yang diekspor mayoritas masih setengah jadi, sehingga nilai ekonominya kecil.
“Lihat di Pelabuhan Trisakti, peti kemas yang masuk isinya penuh, tapi kalau keluar paling 30 persen saja yang terisi. Itu karena kita tidak punya industri hilir yang hasilnya bisa diekspor keluar. Padahal kita punya potensi sawit dan kayu,” tukasnya.  
Ia menambahkan, tiga sektor  inilah yang harus masuk agar perencanaan pembangunan kota logis dan realistis. Sebelumnya, pada Januari 2011 Walikota Banjarmasin Muhidin menyampaikan RPJMD 2011-2015.
Saat mencalonkan diri di Pemilukada 2010, Muhidin-M Irwan Anshari yang diusung Partai Bintang Reformasi (PBR) dan Partai Gerindra tersebut memiliki visi mewujudkan masyarakat Banjarmasin yang mandiri, harmonis, religius, beriman, dan bertakwa. Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa misi, antara lain mewujudkan Banjarmasin sebagai kota wisata religius, serta bersih, sehat, nyaman, hijau dan berwawasan lingkungan. Kemudian, mewujudkan tata pemerintahan yang baik, membangun ekonomi kerakyatan, serta mewujudkan Banjarmasin sebagai kota perdagangan dan jasa.

Tidak ada komentar: