Tak Sejalan dengan Program SKPD
BANJARMASIN – Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kota Banjarmasin tahun 2011-2015 mesti direvisi. Hasil dari beberapa temuan audit Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) maupun Inspektorat menunjukkan bahwa
RPJMD Kota Banjarmasin 2011-2015 yang disahkan pada Mei 2011 itu sudah beda
dengan program kerja yang dilaksanakan oleh SKPD.
Selain itu, dokumen acuan pembangunan yang disusun berdasarkan visi dan misi pasangan
walikota dan wakil walikota Muhidin-M Irwan Ansyari pada Pemilukada 2010 itu kurang mengakomodir potensi
ekonomi Kota Banjarmasin. Kepala Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarmasin Fajar Desira
mengatakan, pada 2013 ini pemerintah kota akan meninjau kembali RPJMD dan
disesuaikan khususnya dengan angka-angka ekonomi, dalam hal ini produk domestik
regional bruto (PDRB).
“Kita lihat dalam PDRB kita yang dominan
hanya tiga sektor. Berdasarkan data 2011, sektor pengangkutan dan komunikasi memberi
kontribusi 24 persen, nomor dua perdagangan dan jasa 21 persen, ketiga industri
pengolahan 16 persen,” ujarnya.
Kontribusi ketiga sektor ini jika
ditotal sudah 61 persen. Sektor lain-lain kontribusinya sangat kecil, sehingga
pemerintah kota mestinya lebih fokus pada ketiga sektor tadi. Misalnya,
pengembangan Pelabuhan Trisakti sebagai penyumbang terbesar di sektor pengangkutan
dan komunikasi karena menjadi pintu keluar masuk barang. “Tapi kita lihat di Pelabuhan Trisakti kapal
harus antre minimal lima hari untuk menurunkan barang, tidak bisa langsung. Hal
itu akibat panjang dermaga dan lahan terminal peti kemas terbatas,” imbuhnya.
Dengan kondisi yang sekarang ini saja,
pertumbuhan arus barang di Pelabuhan Trisakti mampu menjadi yang tertinggi nomor
dua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Kalau waktu bongkar
muat barang bisa diturunkan dengan menambah panjang dermaga dan luar terminal
peti kemas, kata Fajar, maka ekonomi juga akan bertumbuh lagi.
“Di sektor kedua, perdagangan dan
jasa, yang mendorong adalah pasar-pasar. Tapi kondisi pasar kita, seperti Pasar
Lima, Pasar Sudimampir, Pasar Ujung Murung, atau Pasar Antasari memprihatinkan.
Meski begitu, omzetnya perhari miliaran. Bayangkan kalau pasar-pasar itu
dikembangkan seperti Tanah Abang atau Thamrin City yang nyaman untuk
pengunjung,” lanjutnya.
Untuk sektor industri pengolahan,
walau kontribusinya terhadap perekonomian merupakan yang terbesar nomor tiga,
tapi belum menyentuh industri hilir. Produk yang diekspor mayoritas masih
setengah jadi, sehingga nilai ekonominya kecil.
“Lihat di Pelabuhan Trisakti, peti
kemas yang masuk isinya penuh, tapi kalau keluar paling 30 persen saja yang
terisi. Itu karena kita tidak punya industri hilir yang hasilnya bisa diekspor
keluar. Padahal kita punya potensi sawit dan kayu,” tukasnya.
Ia menambahkan, tiga sektor inilah yang harus masuk agar perencanaan pembangunan
kota logis dan realistis. Sebelumnya, pada Januari 2011 Walikota Banjarmasin
Muhidin menyampaikan RPJMD 2011-2015.
Saat mencalonkan diri di Pemilukada
2010, Muhidin-M Irwan Anshari
yang diusung Partai Bintang
Reformasi (PBR) dan Partai Gerindra tersebut memiliki visi mewujudkan
masyarakat Banjarmasin yang mandiri, harmonis, religius, beriman, dan bertakwa.
Visi tersebut kemudian dijabarkan dalam beberapa misi, antara lain mewujudkan Banjarmasin
sebagai kota wisata religius, serta bersih, sehat, nyaman, hijau dan berwawasan
lingkungan. Kemudian, mewujudkan tata pemerintahan yang baik, membangun ekonomi
kerakyatan, serta mewujudkan Banjarmasin sebagai kota perdagangan dan jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar