Kartu Sudah Dibagi,
Instansi Terkait Tak Tahu
BANJARMASIN –
Tertatih-tatih Nurhayah (85) berjalan kaki dari rumahnya di Jl Alalak Tengah RT
3 RW 1 menuju kantor kelurahan setempat. Sampai di sana, tubuhnya yang renta
harus ikut berdesakan dengan ratusan warga lainnya sesama penerima raskin.
Tapi mereka bukan
ingin mengambil jatah beras murah bulanan, melainkan sedang antre mengambil
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) yang didistribusikan PT Pos Indonesia (Persero),
Sabtu (15/6). Kartu inilah yang nanti akan digunakan dalam pencairan Bantuan
Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) sebagai kompensasi atas kenaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Setiap kepala keluarga akan menerima Rp 150 ribu perbulan selama lima bulan.
“Saya sudah tidak bisa
bekerja. Suami saya meninggal. Saya tinggal dengan anak, kerjanya buruh,” ucap
Nurhayah.
Lucunya, Nurhayah dan sejumlah
warga yang ditanya terkait fungsi kartu tersebut banyak yang mengaku tak tahu.
Salah seorang warga malah menyodorkan amplop yang baru saja diterimanya dari
petugas PT Pos dibantu staf kelurahan kepada Radar Banjarmasin dan meminta
tolong diberitahu isinya.
“Mata saya kabur.
Lagipula saya tidak bisa membaca,” kata perempuan paruh baya warga RT 2 itu
polos.
Di dalam amplop putih berlabel
pribadi dan rahasia itu, terdapat sebuah kartu mirip ATM berwarna kuning
keemasan. Di salah satu sisinya bertuliskan data si pemegang kartu, di sisi
satunya lagi tertera tanda tangan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Armida
Alisjahbana dan
masa berlaku kartu tahun 2013-2014.
Selain
kartu itu, di dalam amplop juga terselip lembaran kertas yang berisi penjelasan
seputar KPS. Namun, di situ hanya disebutkan bahwa dengan memiliki KPS, rumah
tangga miskin dan rentan berhak menerima raskin, tidak menyinggung soal BLSM
sama sekali.
Namun,
ada pula warga yang mencium informasi bahwa akan ada pembagian uang dengan
menggunakan kartu tersebut. Lurah Alalak Tengah Ujud Yuliarno mengatakan,
penerima KPS diwilayahnya adalah para penerima raskin, dengan data terakhir
mencatat angka 429 kepala keluarga (KK).
“Awalnya
penerima raskin ada 451 KK, berkurang jadi 429 KK. Selama enam bulan berjalan, timbul lagi kartu
ini. Masyarakat yang tahu dari berita ini untuk BLSM, akan dapat bantuan, ya
jadi ribut lagi yang tidak dapat,” tuturnya.
Padahal, saat penerima
jatah raskin berkurang pada awal 2013 lalu, warga juga sudah komplain. Ditambah
lagi sekarang akan ada pembagian uang, gejolak pasti tak bisa dihindari.
“Data kan dari tim di
pusat, kelurahan ini cuma ketuyukannya
saja. Tapi sudah juga kami usulkan warga yang tidak masuk, cuma sampai sekarang
tidak ada penambahan,” imbuhnya.
Di
lain tempat, Ketua RT 15 Jl Veteran Kelurahan Melayu, Martin, juga mengaku ada
warga yang tak lagi menerima raskin diwilayahnya yang protes tak mendapat KPS.
Bahkan, sampai mengancam akan demo.
“Yang
dapat 5 KK, dulu 18 KK. Sudah dijelaskan kartu cuma untuk yang dapat raskin,
katanya kami akan protes, kami akan demo. Besok (hari ini, Red) rencana ada
warga mau ke kelurahan. Tapi demonya yang bagaimana dulu,” selorohnya.
Untuk Kelurahan
Melayu, KPS juga dibagikan Sabtu (16/5). Ada 178 KK yang menerima sesuai jumlah
warga penerima raskin. Sebelum ada pemangkasan, penerima raskin di kelurahan
ini mencapai 500 KK lebih.
Pendistribusian KPS di
Banjarmasin sendiri dimulai sejak tanggal 12 Juni 2013 sampai batas akhir 30
Juni 2013. Sebanyak 19.182 kartu dibagikan secara bergiliran untuk 52 kelurahan,
langsung oleh petugas dari PT Pos.
Dalam surat
pemberitahuan pembagian KPS yang dilayangkan PT Pos ke kelurahan, tertulis
bahwa PT Pos ditunjuk oleh pemerintah untuk mencetak sekaligus mendistribusikan
KPS ke seluruh wilayah Indonesia. Juga disebutkan bahwa KPS terkait dengan BLSM
yang akan diberikan pemerintah sebagai konsekuensi atas rencana kenaikan harga
BBM.
Yang aneh, saat
masalah pembagian KPS di Banjarmasin ini dikonfirmasi ke sejumlah pihak terkait
di Pemerintah Kota Banjarmasin, semua mengatakan tak tahu-menahu. Salah satunya
Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Nortajidi melalui Kasubag Kesra
Surgiannor, yang mengaku tak mendapat informasi ada pembagian kartu untuk
pencairan BLSM itu di kelurahan. Hal itu membuatnya bertanya-tanya bagaimana
mekanisme penetapan penerima KPS.
“Coba-coba tanya ke
Bappeda,” ujarnya.
Meskipun di KPS
terdapat tanda tangan Menteri/Kepala Bappenas, Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjarmasin Nurul Fajar Desira pun ternyata
juga bingung saat ditanya perihal pembagian kartu tersebut.
“Kami tidak tahu sama
sekali. Aneh juga untuk BLSM ditandatangani Kepala Bappenas,” gumamnya.
Sementara itu, Kepala
Kantor Mail Processing Centre (MPC) Banjarmasin Zamroni yang bertanggung jawab
untuk pendistribusian KPS di Kota Banjarmasin mengatakan, pihaknya sudah
berkoordinasi dengan Wakil Walikota M Irwan Anshari.
“Memang waktunya mepet
sekali untuk berkoordinasi dengan instansi-instansi yang terkait, kami Cuma
sempat komunikasi dengan wawali,” terangnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar