Asmiah Baseri, Kepala Sekolah SDN Kelayan Selatan 9, mendadak populer beberapa hari belakangan ini. Ia menjadi pembicaraan hangat setelah media mengekspos persoalan rusaknya salah satu dari tiga ruang kelas di sekolah tersebut yang baru saja direhabilitasi dengan dana sebesar Rp 321 juta lebih pada tahun 2008 lalu selang waktu setahun kemudian
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
Sebelum hadir di acara rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Rabu sore lalu, Asmiah mengaku sempat didatangi anggota kepolisian dari Poltabes Banjarmasin ke sekolahnya. Dikatakannya, para polisi itu datang karena ingin mengecek kebenaran pemberitaan di media soal kondisi SDN Kelayan Selatan 9 yang dikabarkan ambruk.
“Polisi itu datang jam setengah tiga. Karena saya ada undangan ke sini, jadi mereka saya tinggal saja di sekolah. Saya serahkan kunci sekolah dan saya persilakan mereka untuk mengecek sendiri,” ujarnya.
Pada Jum’at hari ini, Asmiah rencananya kembali akan dipanggil, kali ini oleh Kejaksaan Negeri Banjarmasin karena Kejari membaui gelagat pelanggaran dalam kasus ini.
Ya, dalam sepekan ini hari-hari Asmiah menjadi tak tenang karena dirinya harus bolak-balik memenuhi panggilan sejumlah pihak yang ingi meminta keterangannya. Tak pelak kondisi ini membuat perempuan berusia 58 tahun itu sedikit merasakan takut dan kekhawatiran. Namun, ia juga mengaku ada hikmah di balik permasalahan yang sedang membelitnya saat ini.
“Saya senang karena dengan begini orang-orang jadi tahu bagaimana kondisi sekolah kami. Mudah-mudahan sekolah kami bisa cepat diperbaiki,” ujarnya.
Asmiah sudah menjadi kepala sekolah di SDN Kelayan Selatan 9 sejak tahun 1991. Selama itu, ia mengaku sudah sering meminta agar dirinya dipindahkan ke sekolah lain. Namun, hingga menjelang masa pensiunnya, keinginan itu tak pernah terpenuhi karena tak ada orang yang mau menggantikan posisinya.
“SDN Kelayan Selatan 9 ini kan tempatnya terpencil, jadi tidak ada kepala sekolah lain yang mau ditempatkan di sana,” terangnya.
Selain itu, warga setempat juga rupanya sudah cocok dengan Asmiah sehingga ia tetap dipertahankan sebagai kepsek hingga sekarang. Sementara, menurut cerita asmiah, dengan para kepsek-kepsek sebelum dirinya, warga sering bermasalah.
(liputan tanggal 11 Februari 2010)
NAZAT FITRIAH, Banjarmasin
Sebelum hadir di acara rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPRD Kota Banjarmasin Rabu sore lalu, Asmiah mengaku sempat didatangi anggota kepolisian dari Poltabes Banjarmasin ke sekolahnya. Dikatakannya, para polisi itu datang karena ingin mengecek kebenaran pemberitaan di media soal kondisi SDN Kelayan Selatan 9 yang dikabarkan ambruk.
“Polisi itu datang jam setengah tiga. Karena saya ada undangan ke sini, jadi mereka saya tinggal saja di sekolah. Saya serahkan kunci sekolah dan saya persilakan mereka untuk mengecek sendiri,” ujarnya.
Pada Jum’at hari ini, Asmiah rencananya kembali akan dipanggil, kali ini oleh Kejaksaan Negeri Banjarmasin karena Kejari membaui gelagat pelanggaran dalam kasus ini.
Ya, dalam sepekan ini hari-hari Asmiah menjadi tak tenang karena dirinya harus bolak-balik memenuhi panggilan sejumlah pihak yang ingi meminta keterangannya. Tak pelak kondisi ini membuat perempuan berusia 58 tahun itu sedikit merasakan takut dan kekhawatiran. Namun, ia juga mengaku ada hikmah di balik permasalahan yang sedang membelitnya saat ini.
“Saya senang karena dengan begini orang-orang jadi tahu bagaimana kondisi sekolah kami. Mudah-mudahan sekolah kami bisa cepat diperbaiki,” ujarnya.
Asmiah sudah menjadi kepala sekolah di SDN Kelayan Selatan 9 sejak tahun 1991. Selama itu, ia mengaku sudah sering meminta agar dirinya dipindahkan ke sekolah lain. Namun, hingga menjelang masa pensiunnya, keinginan itu tak pernah terpenuhi karena tak ada orang yang mau menggantikan posisinya.
“SDN Kelayan Selatan 9 ini kan tempatnya terpencil, jadi tidak ada kepala sekolah lain yang mau ditempatkan di sana,” terangnya.
Selain itu, warga setempat juga rupanya sudah cocok dengan Asmiah sehingga ia tetap dipertahankan sebagai kepsek hingga sekarang. Sementara, menurut cerita asmiah, dengan para kepsek-kepsek sebelum dirinya, warga sering bermasalah.
(liputan tanggal 11 Februari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar