BANJARMASIN – Penerimaan siswa baru (PSB) SD negeri di Banjarmasin akan dimulai secara serentak besok (29/6) sampai dengan tanggal 01 Juli 2010. Pendaftaran tidak dibuka secara online, melainkan calon siswa harus datang langsung ke sekolah yang ingin dimasuki.
Namun, para orang tua yang ingin mendaftarkan putra-putrinya tak perlu khawatir jika sang anak tidak memiliki ijazah TK.
Kepala Bina TK, SD, dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin Drs H Sarwani SE MM menegaskan bahwa seorang anak tidak diwajibkan sekolah TK agar bisa masuk SD. Selain itu, juga tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa masuk SD harus melalui tes tertentu.
“Yang diatur hanya usia anak, harus minimal enam tahun. Kalau kurang lebih baik nanti saja,” katanya.
Dijelaskannya, masalah usia minimal ini terkait dengan psikologi anak agar anak lebih matang saat memasuki bangku sekolah.
Di sisi lain, sekolah juga telah diinstruksikan untuk mengutamakan siswa dari lingkungan setempat. Hal ini dimaksudkan untuk menghapus stigma sekolah pinggiran. Masyarakat pun dihimbau agar tidak menyerbu sekolah di tengah kota, namun cukup memilih sekolah yang jaraknya dekat dengan rumah saja.
“Kita ingin mengubah paradigma agar sekolah pinggiran terangkat. Jadi, bervariasi nanti SD yang ada di Banjarmasin,” ujarnya.
Sebagaimana PSB SMP, SMA, dan SMA, Disdik Kota Banjarmasin melarang adanya pungutan dalam bentuk apapun pada PSB SD, termasuk di sekolah standar nasional (SSN) dan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), kecuali untuk keperluan pribadi siswa seperti seragam dan atribut sekolah.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan H Fendie SPd MPd menambahkan bahwa mulai tahun ajaran baru ini, jumlah siswa yang diterima di SD akan dikurangi sesuai dengan standar nasional pendidikan (SPN), yakni 32 siswa per kelas. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sekolah dalam menyediakan fasilitas pendukung di luar ruang kelas.
“Kita akan lakukan secara bertahap mulai dari SD SSN dan menyusul SD inti pada tahun 2011-2012. Sekolah swasta juga kita anjurkan untuk menyesuaikan, karena pada tahun 2014 semua sekolah diharapkan untuk bisa memenuhi SPN,” katanya.
Akan tetapi, khusus sekolah yang terletak di daerah pinggiran masih dibolehkan untuk menerima overload namun kelas harus dibuat paralel walau sebagian harus masuk siang supaya tidak ada anak yang tidak tertampung.
“Tapi bagi sekolah yang berdekatan tidak dizinkan melampaui daya tampung,” tandasnya.
Namun, para orang tua yang ingin mendaftarkan putra-putrinya tak perlu khawatir jika sang anak tidak memiliki ijazah TK.
Kepala Bina TK, SD, dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarmasin Drs H Sarwani SE MM menegaskan bahwa seorang anak tidak diwajibkan sekolah TK agar bisa masuk SD. Selain itu, juga tidak ada aturan yang menyebutkan bahwa masuk SD harus melalui tes tertentu.
“Yang diatur hanya usia anak, harus minimal enam tahun. Kalau kurang lebih baik nanti saja,” katanya.
Dijelaskannya, masalah usia minimal ini terkait dengan psikologi anak agar anak lebih matang saat memasuki bangku sekolah.
Di sisi lain, sekolah juga telah diinstruksikan untuk mengutamakan siswa dari lingkungan setempat. Hal ini dimaksudkan untuk menghapus stigma sekolah pinggiran. Masyarakat pun dihimbau agar tidak menyerbu sekolah di tengah kota, namun cukup memilih sekolah yang jaraknya dekat dengan rumah saja.
“Kita ingin mengubah paradigma agar sekolah pinggiran terangkat. Jadi, bervariasi nanti SD yang ada di Banjarmasin,” ujarnya.
Sebagaimana PSB SMP, SMA, dan SMA, Disdik Kota Banjarmasin melarang adanya pungutan dalam bentuk apapun pada PSB SD, termasuk di sekolah standar nasional (SSN) dan rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), kecuali untuk keperluan pribadi siswa seperti seragam dan atribut sekolah.
Sementara itu, Kepala Seksi Kurikulum dan Kelembagaan H Fendie SPd MPd menambahkan bahwa mulai tahun ajaran baru ini, jumlah siswa yang diterima di SD akan dikurangi sesuai dengan standar nasional pendidikan (SPN), yakni 32 siswa per kelas. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemampuan sekolah dalam menyediakan fasilitas pendukung di luar ruang kelas.
“Kita akan lakukan secara bertahap mulai dari SD SSN dan menyusul SD inti pada tahun 2011-2012. Sekolah swasta juga kita anjurkan untuk menyesuaikan, karena pada tahun 2014 semua sekolah diharapkan untuk bisa memenuhi SPN,” katanya.
Akan tetapi, khusus sekolah yang terletak di daerah pinggiran masih dibolehkan untuk menerima overload namun kelas harus dibuat paralel walau sebagian harus masuk siang supaya tidak ada anak yang tidak tertampung.
“Tapi bagi sekolah yang berdekatan tidak dizinkan melampaui daya tampung,” tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar