A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 04 Agustus 2010

Dari Puncak Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2010

“Kita Krisis Manusia Berkualitas”

Dengan penuh percaya diri, lima orang gadis cilik nampak berlenggak-lenggok memperagakan sebuah tarian di hadapan Walikota Banjarmasin, HA Yudhi Wahyuni dan hadirin lainnya. Sambil memegang belahan tempurung kelapa yang sudah dihias di kedua tangan, tubuh mereka meliuk-liuk seirama alunan musik yang menggema. Sementara tak jauh dari situ, seorang perempuan paruh baya ikut menggoyang-goyangkan badan sebagai pemandu.

NAZAT FITRIAH, Banjarmasin

Demikianlah pemandangan menarik yang terlihat ketika para murid SLB Negeri Pelambuan unjuk kebolehan menarikan Tarian Tempurung dalam acara puncak peringatan Hari Anak Nasional (2010) di halaman Balaikota, kemarin (3/8).

Meski tuna rungu wicara, namun penampilan mereka sama sekali tidak mengecewakan. Tidak hanya busananya yang serasi, tapi gerakannya juga sangat kompak. Padahal, tak ada satupun di antara mereka yang dapat menangkap nada-nada dari musik pengiring yang diputar.

“Anak-anak ini tidak bisa mendengar, jadi tidak tahu musik. Makanya, harus tetap kita pandu. Harap maklum kalau gerakannya tidak sesuai dengan musiknya,” ucap Sumiati, salah seorang guru sekaligus pelatih tari di SLB Negeri Pelambuan seraya tersenyum.

Siswa-siswi SLB Negeri Pelambuan sendiri ternyata sudah sering ‘manggung’ seperti ini. Untuk penampilan kali ini, mereka telah mempersiapkan diri dengan berlatih secara khusus dan intensif selama seminggu sebelumnya.

“Jadi, selama seminggu itu pelajaran dikesampingkan dulu karena anak-anak seperti ini kalau tidak dilatih secara rutin akan cepat lupa, terutama untuk kekompakan dan mempaskan gerakan dengan musik,” tuturnya.

Secara umum, Tarian Tempurung ingin menggambarkan tentang kegembiraan anak-anak karena anak-anak memang hidupnya adalah di dunia bermain yang penuh dengan tawa dan keceriaan. Sedangkan tempurung dipilih karena relatif mudah diperoleh dan dibentuk.

“Harapannya dengan anak-anak tampil seperti ini, bakat dan keterampilan mereka dapat tergali. Karena kalau mau menggenjot akademisnya susah, makanya keterampilan mereka yang ingin kita angkat,” katanya.

Sementara itu, berbagai penampilan menarik lainnya juga turut memeriahkan acara bertema “Anak Indonesia Belajar Untuk Masa Depan” dengan sub tema “Kami Anak Indonesia, Jujur, Berakhlak Mulia, Sehat, Cerdas, dan Berprestasi” ini, seperti drumband dan pembacaan puisi. Di samping itu, acara juga diisi dengan penyerahan hadiah kepada seluruh pemenang lomba dalam rangka Hari Anak Nasional yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin serta sejumlah guru berprestasi.

Walikota Banjarmasin HA Yudhi Wahyuni kepada wartawan seusai acara menyatakan bahwa peringatan Hari Anak Nasional sedianya tidak hanya dipandang sebagai kegiatan seremonial belaka, melainkan diharapkan menjadi momentum untuk mengingatkan masyarakat terhadap pemenuhan hak anak, termasuk mendapatkan pendidikan yang layak guna mewujudkan anak Indonesia yang sehat, cerdas, ceria dan berakhlak mulia yang siap menyambut masa depan.

“Kita mengalami krisis manusia berkualitas. Kita lihat bagaimana anak-anak zaman sekarang mengalami krisis moral. Kalau tidak dari sekarang kita antisipasi, ke depan bisa hancur kita. Semua tergantung orang tua, jadilah orang tua yang berkulitas untuk melahirkan anak-anak yang berkualitas,” tandasnya.

Tidak ada komentar: