BANJARMASIN – Sudah sejak lama Pasar Terapung menjadi ikon Kota Banjarmasin yang memang terkenal dengan budaya dan tradisinya yang identik dengan kehidupan sungai.
Namun, tak dapat dipungkiri jika kian lama pesona Pasar Terapung kian memudar sehingga memaksa Pemerintah Kota Banjarmasin harus memutar otak untuk mengembalikan pamornya lagi.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Banjarmasin, Hesly Junianto mengatakan bahwa ada wacana untuk membuat jam operasional Pasar Terapung menjadi lebih lama. Bahkan, kalau bisa sampai sore hari sehingga masyarakat yang ingin berkunjung dapat lebih leluasa, tidak perlu lagi harus datang pada waktu subuh.
“Pasar Terapung kita ini terlalu pagi munculnya dan terlalu cepat hilangnya. Masalahnya para pedagangnya itu kan alami dan seperti toko grosir, orang beli langsung pulang. Nah, sekarang bagaimana caranya supaya bisa dibuat dari jam sekian sampai jam sekian dan jangan berubah-ubah? Kalau bisa sore hari juga ada karena orang ingin lihat pasar terapung itu tidak pernah berhenti, seperti di Thailand,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya masih terus berupaya memotivasi para pedagang sembari mengkaji inovasi-inovasi apalagi yang bisa dilakukan untuk mengangkat Pasar Terapung sebagai tempat wisata yang mampu mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan.
“Terkait lamanya jualan ini yang masih dicari bagaimana caranya memotivasi para pedagang. Mata pencaharian mereka kan dari berjualan, kalau tidak ada yang beli masa mereka mau jualan terus? Nah, kalau bisa juga ada aktivitas lainnya di Pasar Terapung, sedang kita kaji apa,” paparnya.
Sementara itu, beragam cara sebenarnya sudah ditempuh untuk mengembangkan Pasar Terapung ini, di antaranya dengan menjadikan daerah sekitarnya sebagai kampung wisata melalui program PNPM Wisata dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Hal itu dilakukan agar wisatawan yang datang dapat benar-benar merasakan nuansa kehidupan sungai yang sesungguhnya.
Penduduk setempat juga disosialisasi agar sadar wisata dan dilatih bagaimana tata cara menyambut tamu yang baik. Bahkan, ada sebagian rumah-rumah penduduk yang mengapung di atas sungai atau lanting yang disulap menjadi semacam guest house atau tempat tinggal.
Namun, lagi-lagi sangat disayangkan terobosan-terobosan yang sudah dilakukan ini belum juga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata secara signifikan.
Menurut Hesly, ada dua hal yang perlu dibenahi lagi, yakni promosi dan apa-apa yang harus dipromosikan.
“Kalau guest house itu umumnya orang-orang luar saja yang berminat karena di Banjarmasin itu kan hotel banyak. Makanya, saya bilang promosi itu yang penting. Kendalanya selain dana, apa yang mau dipromosikan juga harus siap,” katanya.
Namun, tak dapat dipungkiri jika kian lama pesona Pasar Terapung kian memudar sehingga memaksa Pemerintah Kota Banjarmasin harus memutar otak untuk mengembalikan pamornya lagi.
Kepala Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disparbudpora) Kota Banjarmasin, Hesly Junianto mengatakan bahwa ada wacana untuk membuat jam operasional Pasar Terapung menjadi lebih lama. Bahkan, kalau bisa sampai sore hari sehingga masyarakat yang ingin berkunjung dapat lebih leluasa, tidak perlu lagi harus datang pada waktu subuh.
“Pasar Terapung kita ini terlalu pagi munculnya dan terlalu cepat hilangnya. Masalahnya para pedagangnya itu kan alami dan seperti toko grosir, orang beli langsung pulang. Nah, sekarang bagaimana caranya supaya bisa dibuat dari jam sekian sampai jam sekian dan jangan berubah-ubah? Kalau bisa sore hari juga ada karena orang ingin lihat pasar terapung itu tidak pernah berhenti, seperti di Thailand,” ujarnya.
Sejauh ini, pihaknya masih terus berupaya memotivasi para pedagang sembari mengkaji inovasi-inovasi apalagi yang bisa dilakukan untuk mengangkat Pasar Terapung sebagai tempat wisata yang mampu mendatangkan lebih banyak lagi wisatawan.
“Terkait lamanya jualan ini yang masih dicari bagaimana caranya memotivasi para pedagang. Mata pencaharian mereka kan dari berjualan, kalau tidak ada yang beli masa mereka mau jualan terus? Nah, kalau bisa juga ada aktivitas lainnya di Pasar Terapung, sedang kita kaji apa,” paparnya.
Sementara itu, beragam cara sebenarnya sudah ditempuh untuk mengembangkan Pasar Terapung ini, di antaranya dengan menjadikan daerah sekitarnya sebagai kampung wisata melalui program PNPM Wisata dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. Hal itu dilakukan agar wisatawan yang datang dapat benar-benar merasakan nuansa kehidupan sungai yang sesungguhnya.
Penduduk setempat juga disosialisasi agar sadar wisata dan dilatih bagaimana tata cara menyambut tamu yang baik. Bahkan, ada sebagian rumah-rumah penduduk yang mengapung di atas sungai atau lanting yang disulap menjadi semacam guest house atau tempat tinggal.
Namun, lagi-lagi sangat disayangkan terobosan-terobosan yang sudah dilakukan ini belum juga mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisata secara signifikan.
Menurut Hesly, ada dua hal yang perlu dibenahi lagi, yakni promosi dan apa-apa yang harus dipromosikan.
“Kalau guest house itu umumnya orang-orang luar saja yang berminat karena di Banjarmasin itu kan hotel banyak. Makanya, saya bilang promosi itu yang penting. Kendalanya selain dana, apa yang mau dipromosikan juga harus siap,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar