Bulog Tambah Pasokan
BANJARMASIN - Stok beras di Kalsel berada pada posisi "lampu kuning" alias perlu diwaspadai. Pasalnya, posisi stok per 01 Agustus 2010 sebanyak 5.708 ton dengan rata-rata penyaluran per bulan sebanyak 2.500 ton, maka ketahanan stok diperkirakan hanya cukup sampai 2,3 bulan ke depan atau sampai dengan bulan Oktober 2010. Padahal, untuk amannya, idealnya stok minimal harus mencukupi untuk tiga bulan.
Oleh sebab itu, guna memperkuat ketahanan stok beras dan dalam rangka mengantisipasi mundurnya musim panen akibat cuaca atau iklim yang tidak kondusif (el nino), maka pada bulan Agustus 2010 ini Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan akan mendatangkan pasokan tambahan (move in nas) sebanyak 6 ribu ton dari provinsi Sulawesi Selatan.
"Jadi, bukan impor, tapi move in karena semua merupakan stok Bulog, dari daerah yang surplus kita alihkan ke daerah yang membutuhkan," ujar Kepala Perum Bulog Divre Kalsel, Isang Ansyari, Senin (9/8).
Dengan demikian, stok beras Kalsel akan mencapai kurang lebih 11.708 ton sehingga ketahanan stok cukup untuk 4,7 bulan penyaluran atau sampai dengan bulan Desember 2010.
"Tapi bukan berarti dengan masuk 6 ribu ton itu kita tenang. Kita masih terus upayakan pengadaan supaya aman betul. Di Aluh-Aluh dan Batola memang sekarang ini sudah mulai panen. Ini yang kita harapkan bisa menambah stok,” katanya.
Adapun panen raya diperkirakan akan terjadi pada akhir Agustus atau awal September 2010 dengan produksi sekitar 15-20 ribu ton. Kalau semua berjalan sesuai rencana, Bulog optimis stok beras akan aman sampai dengan bulan Mei 2011.
“Musim hujan yang panjang dan faktor-faktor lainnya membuat beras yang masuk tertunda karena rata-rata penggilingan sangat mengandalkan sinar matahari sehingga kita cari aman saja dengan mendatangkan 6 ribu ton tadi,” cetusnya.
Sementara itu, sampai dengan 2 Agustus 2010, realisasi pengadaan beras dalam negeri (DN) baru mencapai 3.761 ton atau 13,93 persen dari target 27 ribu ton setara beras.
“Memang agak seret karena pengaruh harga beras di luar seperti Kalteng dan Pulau Jawa. Konon katanya banyak beras kita yang dikirim keluar karena harganya lebih tinggi,” ucapnya.
BANJARMASIN - Stok beras di Kalsel berada pada posisi "lampu kuning" alias perlu diwaspadai. Pasalnya, posisi stok per 01 Agustus 2010 sebanyak 5.708 ton dengan rata-rata penyaluran per bulan sebanyak 2.500 ton, maka ketahanan stok diperkirakan hanya cukup sampai 2,3 bulan ke depan atau sampai dengan bulan Oktober 2010. Padahal, untuk amannya, idealnya stok minimal harus mencukupi untuk tiga bulan.
Oleh sebab itu, guna memperkuat ketahanan stok beras dan dalam rangka mengantisipasi mundurnya musim panen akibat cuaca atau iklim yang tidak kondusif (el nino), maka pada bulan Agustus 2010 ini Perum Bulog Divisi Regional Kalimantan Selatan akan mendatangkan pasokan tambahan (move in nas) sebanyak 6 ribu ton dari provinsi Sulawesi Selatan.
"Jadi, bukan impor, tapi move in karena semua merupakan stok Bulog, dari daerah yang surplus kita alihkan ke daerah yang membutuhkan," ujar Kepala Perum Bulog Divre Kalsel, Isang Ansyari, Senin (9/8).
Dengan demikian, stok beras Kalsel akan mencapai kurang lebih 11.708 ton sehingga ketahanan stok cukup untuk 4,7 bulan penyaluran atau sampai dengan bulan Desember 2010.
"Tapi bukan berarti dengan masuk 6 ribu ton itu kita tenang. Kita masih terus upayakan pengadaan supaya aman betul. Di Aluh-Aluh dan Batola memang sekarang ini sudah mulai panen. Ini yang kita harapkan bisa menambah stok,” katanya.
Adapun panen raya diperkirakan akan terjadi pada akhir Agustus atau awal September 2010 dengan produksi sekitar 15-20 ribu ton. Kalau semua berjalan sesuai rencana, Bulog optimis stok beras akan aman sampai dengan bulan Mei 2011.
“Musim hujan yang panjang dan faktor-faktor lainnya membuat beras yang masuk tertunda karena rata-rata penggilingan sangat mengandalkan sinar matahari sehingga kita cari aman saja dengan mendatangkan 6 ribu ton tadi,” cetusnya.
Sementara itu, sampai dengan 2 Agustus 2010, realisasi pengadaan beras dalam negeri (DN) baru mencapai 3.761 ton atau 13,93 persen dari target 27 ribu ton setara beras.
“Memang agak seret karena pengaruh harga beras di luar seperti Kalteng dan Pulau Jawa. Konon katanya banyak beras kita yang dikirim keluar karena harganya lebih tinggi,” ucapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar