Hasil Sidak Gabungan Jelang Ramadan
BANJARMASIN – Sehari jelang Ramadan, kemarin gabungan Bagian Ekonomi Setdako Banjarmasin, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan), Dinas Kesehatan (Dinkes), Balai POM, Satpol PP, serta Poltabes Banjarmasin menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Hypermart Duta Mall. Kebetulan, mereka menemukan beberapa jenis buah dan sayuran busuk yang dijual dengan harga miring.
Meski jumlahnya tidak banyak, pengelola Hypermart tetap diminta untuk menarik semua produk yang sudah tidak layak konsumsi tersebut. Jika kedapatan mengulang kesalahan yang sama lagi, maka pemkot akan bertindak tegas.
“Yang ada harus diamankan dan untuk selanjutnya tidak boleh dijual lagi. Harus semuanya baru,” ujar Kasubag Produksi Daerah Bagian Ekonomi Setdako Banjarmasin, Dodi Herlianto.
Distankan yang diwakili Kasi Kesehatan Hewan dan Veteriner, Sulasno menambahkan bahwa dari penampilannya secara kasat mata saja, barang-barang yang harus ditarik tadi memang tidak layak dan jika dikonsumsi sangat membahayakan kesehatan.
“Kalau bagian yang baik masih sekitar 75 persen, yang buruk bisa dipotong. Tapi tadi itu sudah parah sekali,” cetusnya.
Sayangnya, pihak Hypermart pelit bicara saat diminta konfirmasinya terkait masalah ini dengan alasan penanggung jawab untuk bagian buah dan sayur pada hari itu kebetulan sedang libur.
Sementara itu, selain di Hypermart, sidak sebelumnya lebih dulu digelar di Pasar Sudimampir dan Makro. Tidak ada temuan apapun yang bermasalah saat dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah produk yang dijual di kedua tempat ini.
Di Pasar Sudimampir, hanya dua kios yang menjual kurma dan kue-kue kering yang sempat disambangi berhubung situasi pasar yang sangat ramai dan padat sehingga sidak menjadi tidak efektif. Rombongan kemudian langsung mengalihkan tujuannya ke toko grosir Makro di Jl A Yani kilometer 4,5.
“Memang tadi di Pasar Sudimampir cuma dua tempat karena kurang efektif. Tapi hari Jumat dan Senin sebelumnya, Disperindag dan BPOM sudah jalan ke beberapa distributor dan minimarket, hasilnya tidak ada temuan apapun. Kalau ini sudah bagus, berarti ada dampak positif dari seringnya kita memantau,” terang Kabid Perdagangan Disperindag Kota Banjarmasin, Dra Sri Wahyuning Nugroho.
Dijelaskannya lebih lanjut, bagian perlindungan Disperindag sendiri mempunyai jadwal pemantauan rutin setiap bulannya. Pemantauan dilakukan di beberapa titik, baik pasar tradisional, minimarket, maupun swalayan.
“Kalau Disperindag bukan cuma makanan, tapi semua barang beredar. Jadi, setiap bulan sudah terjadwal. Untuk bulan ini mungkin semua barang SNI, berikutnya produk dalam kemasan, berikutnya apa lagi. Khusus bagian perdagangan, pemantuan yang dilakukan termasuk masalah stok dan harga. Jadi, keamanan stok apalagi menjelang hari besar kita pantai sampai ke distributor,” bebernya.
Diungkapkannya, dari hasil pemantauan pihaknya beberapa waktu lalu terkait stok dan harga barang di pasaran, semua masih tergolong aman dan belum mengalami gejolak yang berarti.
“Mudah-mudahan jangan. Makanya, kami mengimbau masyarakat agar membeli sesuai kebutuhan. Dengan demikian, tidak akan terjadi kenaikan harga yang signifikan,” ucapnya.
Dari pengamatannya, kenaikan harga barang khususnya sembako menjelang bulan Ramadhan disebabkan karena meningkatnya konsumsi masyarakat. Akibatnya, sesuai mekanisme pasar, peningkatan permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan suplai otomatis akan mendorong kenaikan harga.
“Yang jarang minum teh, sekarang kalau buka puasa minum teh. Yang biasanya tidak bikin kue, sekarang banyak yang bikin kue. Jadi, sebetulnya konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan boleh dibilang tidak menurun, tapi justru meningkat. Hanya berubah jadwal saja,” katanya.
Waspada Produk Kadaluarsa
BANJARMASIN – Konsumsi masyarakat yang meningkat selama bulan Ramadan tak pelak dapat menimbulkan ekses negatif. Berkaca pada pengalaman tahun-tahun yang lalu, ada saja pedagang nakal yang ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan menjual barang-barang kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi.
Kabid Perdagangan Disperindag Kota Banjarmasin, Dra Sri Wahyuning Nugroho menuturkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat ketika berbelanja.
Untuk produk dalam kemasan, maka pembeli diminta untuk meneliti yang terutama adalah kondisi kemasan, masa kadaluarsa, dan izin edar.
“Kalau produk industri rumah tangga kodenya PIRT yang dikeluarkan Dinkes, produk dalam negeri MD yang dikeluarkan BPOM, dan ML untuk produk impor juga yang dikeluarkan BPOM,” jelasnya.
Selanjutnya, pembeli juga perlu untuk mengecek berat bersih dan komposisi produk.
Nah, untuk makanan basah seperti daging, Sri juga memberikan beberapa tips agar pembeli tidak salah memilih daging yang tidak sehat.
“Pertama, cium aromanya. Lihat juga warnanya, yang bagus itu kalau kemerahan dan tidak pucat. Lalu kandungan airnya, kalau mengandung air bila digantung akan menetes. Bila diletakkan di meja, kalau tidak mengandung air dagingnya akan lengket di tempatnya dan keras. Kalau mengandung air atau daging gelonggongan, dagingnya biasanya lembek. Nah, kalau ayam biasanya kan sering diwarna, jadi lihat tulangnya. Kalau kebiruan, itu ayam tiren (mati kemaren, red),” paparnya.
Sedangkan untuk mendekteksi adanya kandungan formalin, menurutnya bisa diketahui dari ada tidaknya lalat yang merubung.
“Kalau tidak ada lalat yang merubungi, itu berarti berformalin. Sama juga ikan, kalau dagingnya keras artinya sudah dicelup di formalin,” ujarnya.
BANJARMASIN – Sehari jelang Ramadan, kemarin gabungan Bagian Ekonomi Setdako Banjarmasin, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian dan Peternakan (Distankan), Dinas Kesehatan (Dinkes), Balai POM, Satpol PP, serta Poltabes Banjarmasin menggelar inspeksi mendadak (sidak) di Hypermart Duta Mall. Kebetulan, mereka menemukan beberapa jenis buah dan sayuran busuk yang dijual dengan harga miring.
Meski jumlahnya tidak banyak, pengelola Hypermart tetap diminta untuk menarik semua produk yang sudah tidak layak konsumsi tersebut. Jika kedapatan mengulang kesalahan yang sama lagi, maka pemkot akan bertindak tegas.
“Yang ada harus diamankan dan untuk selanjutnya tidak boleh dijual lagi. Harus semuanya baru,” ujar Kasubag Produksi Daerah Bagian Ekonomi Setdako Banjarmasin, Dodi Herlianto.
Distankan yang diwakili Kasi Kesehatan Hewan dan Veteriner, Sulasno menambahkan bahwa dari penampilannya secara kasat mata saja, barang-barang yang harus ditarik tadi memang tidak layak dan jika dikonsumsi sangat membahayakan kesehatan.
“Kalau bagian yang baik masih sekitar 75 persen, yang buruk bisa dipotong. Tapi tadi itu sudah parah sekali,” cetusnya.
Sayangnya, pihak Hypermart pelit bicara saat diminta konfirmasinya terkait masalah ini dengan alasan penanggung jawab untuk bagian buah dan sayur pada hari itu kebetulan sedang libur.
Sementara itu, selain di Hypermart, sidak sebelumnya lebih dulu digelar di Pasar Sudimampir dan Makro. Tidak ada temuan apapun yang bermasalah saat dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah produk yang dijual di kedua tempat ini.
Di Pasar Sudimampir, hanya dua kios yang menjual kurma dan kue-kue kering yang sempat disambangi berhubung situasi pasar yang sangat ramai dan padat sehingga sidak menjadi tidak efektif. Rombongan kemudian langsung mengalihkan tujuannya ke toko grosir Makro di Jl A Yani kilometer 4,5.
“Memang tadi di Pasar Sudimampir cuma dua tempat karena kurang efektif. Tapi hari Jumat dan Senin sebelumnya, Disperindag dan BPOM sudah jalan ke beberapa distributor dan minimarket, hasilnya tidak ada temuan apapun. Kalau ini sudah bagus, berarti ada dampak positif dari seringnya kita memantau,” terang Kabid Perdagangan Disperindag Kota Banjarmasin, Dra Sri Wahyuning Nugroho.
Dijelaskannya lebih lanjut, bagian perlindungan Disperindag sendiri mempunyai jadwal pemantauan rutin setiap bulannya. Pemantauan dilakukan di beberapa titik, baik pasar tradisional, minimarket, maupun swalayan.
“Kalau Disperindag bukan cuma makanan, tapi semua barang beredar. Jadi, setiap bulan sudah terjadwal. Untuk bulan ini mungkin semua barang SNI, berikutnya produk dalam kemasan, berikutnya apa lagi. Khusus bagian perdagangan, pemantuan yang dilakukan termasuk masalah stok dan harga. Jadi, keamanan stok apalagi menjelang hari besar kita pantai sampai ke distributor,” bebernya.
Diungkapkannya, dari hasil pemantauan pihaknya beberapa waktu lalu terkait stok dan harga barang di pasaran, semua masih tergolong aman dan belum mengalami gejolak yang berarti.
“Mudah-mudahan jangan. Makanya, kami mengimbau masyarakat agar membeli sesuai kebutuhan. Dengan demikian, tidak akan terjadi kenaikan harga yang signifikan,” ucapnya.
Dari pengamatannya, kenaikan harga barang khususnya sembako menjelang bulan Ramadhan disebabkan karena meningkatnya konsumsi masyarakat. Akibatnya, sesuai mekanisme pasar, peningkatan permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan suplai otomatis akan mendorong kenaikan harga.
“Yang jarang minum teh, sekarang kalau buka puasa minum teh. Yang biasanya tidak bikin kue, sekarang banyak yang bikin kue. Jadi, sebetulnya konsumsi masyarakat saat bulan Ramadhan boleh dibilang tidak menurun, tapi justru meningkat. Hanya berubah jadwal saja,” katanya.
Waspada Produk Kadaluarsa
BANJARMASIN – Konsumsi masyarakat yang meningkat selama bulan Ramadan tak pelak dapat menimbulkan ekses negatif. Berkaca pada pengalaman tahun-tahun yang lalu, ada saja pedagang nakal yang ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya dengan menjual barang-barang kadaluarsa atau tidak layak dikonsumsi.
Kabid Perdagangan Disperindag Kota Banjarmasin, Dra Sri Wahyuning Nugroho menuturkan ada beberapa hal yang harus diperhatikan masyarakat ketika berbelanja.
Untuk produk dalam kemasan, maka pembeli diminta untuk meneliti yang terutama adalah kondisi kemasan, masa kadaluarsa, dan izin edar.
“Kalau produk industri rumah tangga kodenya PIRT yang dikeluarkan Dinkes, produk dalam negeri MD yang dikeluarkan BPOM, dan ML untuk produk impor juga yang dikeluarkan BPOM,” jelasnya.
Selanjutnya, pembeli juga perlu untuk mengecek berat bersih dan komposisi produk.
Nah, untuk makanan basah seperti daging, Sri juga memberikan beberapa tips agar pembeli tidak salah memilih daging yang tidak sehat.
“Pertama, cium aromanya. Lihat juga warnanya, yang bagus itu kalau kemerahan dan tidak pucat. Lalu kandungan airnya, kalau mengandung air bila digantung akan menetes. Bila diletakkan di meja, kalau tidak mengandung air dagingnya akan lengket di tempatnya dan keras. Kalau mengandung air atau daging gelonggongan, dagingnya biasanya lembek. Nah, kalau ayam biasanya kan sering diwarna, jadi lihat tulangnya. Kalau kebiruan, itu ayam tiren (mati kemaren, red),” paparnya.
Sedangkan untuk mendekteksi adanya kandungan formalin, menurutnya bisa diketahui dari ada tidaknya lalat yang merubung.
“Kalau tidak ada lalat yang merubungi, itu berarti berformalin. Sama juga ikan, kalau dagingnya keras artinya sudah dicelup di formalin,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar