A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Senin, 14 Februari 2011

SMAN 7 Banjarmasin Terapkan Moving Class

Guru Enjoy, Siswa Tidak Bosan


Ada pemandangan berbeda yang terlihat di lingkungan SMA Negeri 7 Banjarmasin. Kini, setiap ruang kelas memiliki nama sendiri-sendiri yang diambil dari nama-nama mata pelajaran. Di samping itu, setiap kali jam pelajaran berganti, para siswa pun akan beramai-ramai pindah dari satu kelas ke kelas lain.


NAZAT FITRIAH, Banjarmasin


Ini setelah salah satu sekolah yang menyandang predikat rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) di Banjarmasin itu menerapkan sistem kegiatan belajar baru, yaitu moving class atau kelas berjalan layaknya sekolah-sekolah di luar negeri, tepatnya sejak tanggal 20 September 2010 seusai libur panjang puasa dan lebaran tahun lalu. Jadi, sekarang siswa yang mendatangi guru, bukan sebaliknya.

“Bahan ajar yang dibutuhkan semua sudah tersedia di kelas, sehingga memudahkan guru. Siswa juga setiap dua jam harus move, jadi tidak ngantuk,” ujar Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMAN 7 Banjarmasin, Edi Haryanto kepada Radar Banjarmasin.

Saat akan moving, pihak sekolah akan menyetel tape. Sebuah lagu berdurasi kurang lebih lima menit pun akan bergaung ke segala penjuru sekolah. Saat lagunya habis, siswa sudah harus sampai ke kelas masing-masing.

Penerapan moving class ini merupakan bagian dari persiapan menuju sekolah berstandar internasional (SBI). Karena sistem pendidikan di SBI menggunakan sistem kredit semester (SKS) seperti di bangku kuliah, maka mau tak mau SBI juga harus menerapkan moving class. Sebelumnya, pihak sekolah terlebih dulu melakukan studi banding ke beberapa sekolah lain yang sudah maju dan menerapkan moving class, seperti SMA Taruna Nusantara dan SMAN 3 Malang.

“Diharapkan, kalau sudah waktunya kita diminta untuk menerapkan SKS, akan lebih mudah,” imbuhnya.

Pada awalnya, cukup banyak kendala yang harus dihadapi, seperti masalah ruangan. Dengan sistem moving class, otomatis ruang kelas yang dibutuhkan lebih banyak. Dalam hal ini, diperlukan analisis ruang. Misalnya, Matematika dalam seminggu ada 40 jam pelajaran, berarti cukup satu ruang. Sedangkan Kimia dalam seminggu ada 70 jam, berarti perlu dua ruang. Sebagai gambaran, di SMAN 7 ada 20 rombongan kelas, berarti idealnya dibutuhkan 30 ruangan kelas. Untuk sementara ini, dengan 24 ruang kelas dan dua kelas umum serta ditambah beberapa laboratorium, jumlah ruangan dapat dikatakan sudah ideal.

“Cuma karena laboratorium ini letaknya jauh, waktu lima menit tidak cukup bagi siswa untuk pindah. Tapi nanti setelah beberapa ruang kelas baru yang mau kita bangun selesai, nantinya lab hanya akan dipakai saat perlu praktek saja supaya moving-nya ontime,” tuturnya.

Memang, perbedaan lain yang menyolok dari moving class adalah dukungan sarana dan prasarana yang lebih jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, dimana setiap kelas akan dilengkapi dengan segala kebutuhan peralatan pembelajaran sesuai mata pelajaran masing-masing.

“Cuma karena ini masih baru dan belum sempat dianggarkan dalam APBS, jadi kita belum sempat menyetting ruangan. Tapi perlahan-lahan ke depan akan kita setting seperti itu,” timpalnya.

Selanjutnya, yang tidak kalau membuat pusing adalah menyusun jadwal mengajar guru. Dengan moving class, variabel tabrakan tidak hanya jam, tapi juga ruang. Namun, hal itu bisa diatasi dengan program komputer, sehingga bisa di-setting sedemikian rupa.

“Awalnya memang banyak siswa yang mengeluh. Biasanya mereka suka membawa barang yang tidak penting, sampai helm juga dibawa ke dalam kelas karena takut hilang. Kalau guru sih senang-senang saja,” katanya.

Namun, sekarang para siswa umumnya justru merasa lebih senang dengan sistem baru ini. Erwin, siswa kelas XI IPA 1 mengaku lebih enak moving class daripada kelas konvensional karena bisa merasakan atmosfer baru setiap kali pelajaran berganti.

“Pertamanya memang susah beradaptasi dengan kelas yang bukan kelas kita dan capek pindah-pindah. Tapi enaknya lagi bisa ganti-ganti tempat duduk,” ucapnya.

Fernanda, siswa kelas XI IPA 1 lainnya juga mengaku lebih senang moving class karena membuatnya tidak cepat bosan.

“Kayaknya waktu terasa lebih cepat. Nggak enaknya capek, apalagi kalau harus ke lab,” katanya.

1 komentar:

gambutku mengatakan...

sekarang jd seperti kuliah saja klo sekolah di sman 7 banjarmasin.:D