A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Selasa, 17 Mei 2011

NPL Kalsel Membaik

BANJARMASIN – Tingkat kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) di Kalimantan Selatan pada bulan Maret 2011 membaik.

Deputy Pemimpin Bank Indonesia (BI) Banjarmasin, Maurdis H Damanik kemarin mengatakan, NPL bulan Maret 2011 berada di posisi 3,32 persen dengan nominal Rp 588 miliar dari total kredit yang disalurkan sebesar Rp 17,7 triliun. Pada bulan sebelumnya, NPL Kalsel berada di posisi 3,47 persen.

“Ini cukup menggembirakan karena lebih baik dari NPL nasional yang berkisar 4-4,5 persen dan turun dibanding Februari,” ujarnya.

Namun, BI berharap angka tersebut bisa lebih ditekan lagi. Pada akhir tahun 2010 tadi, NPL Kalsel hanya 2,27 persen.

“Penyaluran kredit itu salah satu pendukung pengembangan ekonomi daerah. Kalau kredit bermasalah meningkat, roda ekonomi akan terganggu karena akan mengurangi kesempatan bagi masyarakat lainnya untuk mendapatkan kredit,” terangnya.

Namun, disinggung mengenai faktor penyebab NPL di Kalsel, ia menolak menjelaskan lebih lanjut. Ia hanya mengatakan bahwa kredit macet bisa disebabkan karena usaha debitur tidak berkembang dengan baik, atau karena karakter debiturnya sendiri.

Sementara itu, sektor industri pengolahan tercatat menjadi penyumbang kredit bermasalah terbesar dengan kontribusi 13 persen, disusul angkutan dan komunikasi sebesar 9 persen, konstruksi sebesar 8,9 persen, dan pertambangan sebesar 8,4 persen. Sedangkan sektor perdagangan yang merupakan salah satu sasaran penyaluran kredit konvensional dengan tingkat penyerapan terbesar, hanya berkontribusi sekitar 3 persen.

“Sektor perdagangan di Kalsel didominasi oleh retail dan usaha kecil. Mereka lebih tahan banting dibanding usaha skala besar, bahkan dikala krisis,” katanya.

Tidak ada komentar: