A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Senin, 25 Juli 2011

2011, Gejolak Harga Sembako Kecil

TPID Sidak Pasar dan Gudang Beras

BANJARMASIN – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan merapatkan barisan untuk menjaga kestabilan ekonomi Kalsel jelang Ramadan dan lebaran.
Setelah menggelar rapat terbatas beberapa waktu lalu, Kamis (21/7) tim yang terdiri dari sejumlah unsur seperti Bank Indonesia (BI), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), Dinas Pertanian, dan Bulog melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional di Banjarmasin dan gudang beras.
Sidak yang bertujuan untuk mengetahui stok dan harga bahan-bahan pokok itu diawali dengan kunjungan ke Pasar Muara Kelayan, kemudian dilanjutkan ke Pasar Sentra Antasari dan diakhiri dengan kunjungan ke dua buah gudang beras besar di kawasan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar.
Dari hasil sidak tersebut, stok sejumlah bahan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, gula, dan tepung dijamin aman. Harganya pun masih dalam batas normal, kecuali telur dan daging ayam.
Namun demikian, Kepala Disperindag Kalsel Farida Wariansi yang dikonfirmasi mengatakan bahwa dari laporan perbandingan harga rata-rata bahan kebutuhan pokok masyarakat di Banjarmasin jelang Ramadan tahun 2010 dengan tahun 2011, secara umum gejolak harga yang terjadi pada tahun 2011 ini tidak sesignifikan tahun 2010 lalu.
“Secara umum, harga sembako di Kalsel aman. Secara nasional, kita tidak termasuk daerah yang berada di zona merah yang mengalami kenaikan harga hingga di atas 10 persen,” katanya.
Untuk beras Unus Mutiara misalnya, pada 2010 mengalami kenaikan 5,97 persen, sedangkan pada 2011 justru turun 3,06 persen. Kondisi yang sama juga dialami oleh beras Karang Dukuh dan beras ganal.
Untuk minyak goreng, pada tahun 2010 lalu mengalami kenaikan harga antara 2-5 persen, sedangkan pada tahun 2011 harga minyak goreng kemasan cenderung stabil, sementara harga minyak goreng curah justru turun 38 persen.
Sedangkan untuk gula pasir, kenaikan harganya pada tahun 2011 ini sedikit lebih tinggi daripada tahun 2010. Pada 2010 , harga gula pasir mengalami kenaikan 2,39 persen, dan pada 2011 naik 4,24 persen. Akan tetapi, harganya sendiri antara tahun 2010 dan 2011 tidak jauh berbeda.
Adapun lonjakan harga yang tajam terjadi pada bawang merah. Pada 2010, harganya turun 30 persen, sedangkan pada 2011 harganya melonjak 21,7 persen.
Kondisi sebaliknya dialami cabai merah. Meski pada Juli 2011 ini harganya mengalami kenaikan sekitar 17 persen, namun masih jauh lebih rendah jika dibanding Juli 2010 yang mencapai Rp 44.182 perkilogram, yakni Rp 16.667 perkilogram. Demikian pula halnya dengan cabai rawit.
“Tahun ini, gejolak harga sembako di Kalsel relatif kecil. Cuma kami tetap mengimbau masyarakat agar jangan melakukan aksi borong untuk meredam gejolak yang lebih besar,” tukasnya.
Ditambahkannya, Disperindag Kalsel telah menyusun berbagai langkah untuk menjamin kesiapan Kalsel menjelang Ramadan dan lebaran, seperti agenda operasi pasar, koordinasi dengan pelaku usaha, hingga koordinasi dengan Administrasi Pelabuhan (Adpel) Trisakti dan PT Pelindo III Cabang Banjarmasin agar pasokan sembako yang datang mendapat prioritas untuk sandar lebih dulu.

Tidak ada komentar: