BANJARMASIN – Dari hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Selatan, selama bulan Juni 2011, komposisi jumlah observasi dari 70 transaksi harga gabah di 10 kabupaten di Kalimantan Selatan didominasi gabah kering panen (GKP). Harga rata-rata GKP di tingkat petani sendiri mengalami kenaikan 2,43 persen.
Kepala BPS Kalsel Bambang Pramono mengungkapkan, di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Siam Kerdil senilai Rp 6.686 perkilogram yang terjadi di Kecamatan Barambai Kabupaten Barito Kuala.
“Sedangkan harga terendah senilai Rp 3.096 perkilogram yang berasal dari gabah kualitas GKP varietas IR 42 terjadi di Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan,” ungkapnya.
Secara umum, komponen mutu gabah selama dua bulan terakhir cenderung fluktuatif. Pada periode ini, kadar air gabah kualitas GKP relatif makin merosot dari bulan ke bulan. Hal ini disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi hingga Mei 2011. Rata-rata kadai air dan kadar hampa gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 15,07 persen dan 3,64 persen.
Sementara itu, selama Juni 2011, harga rata-rata gabah kualitas GKP di tingkat petani terjadi kenaikan masing-masing 2,43 persen dibandingkan bulan lalu.
“Di tingkat penggilingan, harga gabah juga ikut mengalami kenaikan sebesar 2,79 persen,” tambahnya.
Pada bulan Mei 2011, harga rata-rata gabah kualitas GKP di tingkat petani mencapai Rp 4.313.67 perkilogram, dan pada bulan Juni 2011, naik menjadi Rp 4.418,68 perkilogram. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan pada bulan Mei 2011 mencapai Rp 4.379,99 perkilogram, dan pada bulan Juni 2011 naik menjadi Rp 4.502,34 perkilogram.
Kenaikan ini pun membuat disparitas dengan harga pembelian pemerintah (HPP) semakin jauh, dimana HPP di tingkat petani ditetapkan sebesar Rp 2.640 perkilogram, dan HPP di tingkat penggilingan sebesar Rp 2.685 perkilogram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar