BANJARMASIN – Produksi padi sawah dan padi ladang Kalimantan Selatan pada tahun 2011 diperkirakan akan mencapai 1,97 juta ton GKG (gabah kering giling, red) atau naik 7,18 persen dari produksi tahun 2010 sebesar 1,84 juta ton GKG. Demikian yang disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel Bambang Pramono dalam keterangan persnya terkait angka tetap (ATAP) padi/palawija 2010 dan angka ramalan (ARAM) II padi/palawija 2011.
Perkembangan angka produksi padi dan palawija secara rutin dilaporkan oleh BPS dan dijadikan sebagai salah satu dasar bagi pemerintah untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan dalam pembangunan pertanian yang sesuai dengan kondisi petani.
“Secara total produksi padai tahun 2010 turun sebesar 144.903 ton atau 5,87 persen dari tahun 2009. Hal ini disebabkan adanya penurunan luas panen sebesar 18.903 ha dan penurunan produktivitas sebesar 0.83 ku/ha atau 2,08 persen,” ujarnya.
Diungkapkannya, angka tetap produksi padi sawah tahun 2010 turun 140.149 ton atau 7,70 persen dibanding tahun 2009 yang disebabkan oleh penurunan luas panen sebesar 26.447 ha atau turun 5,95 persen dan penurunan produktivitas sebesar 0,77 ku/ha atau 1,88 persen.
“Penurunan secara umum disebabkan oleh perubahan iklim, yaitu curah hujan yang tinggi yang mengakibatkan air dalam, terutama di lahan lebak,” jelasnya.
Sedangkan produksi padi ladang tahun 2010 mencapai 158.926 ton atau naik 19,19 persen dari tahun 2009 akibat adanya peningkatan luas panen sebesar 7.544 ha atau 16,52 persen, serta peningkatan produktivitas sebesar 0,67 ku/ha atau 2,30 persen.
“Secara umum, kenaikan produksi padi ladang ini disebabkan adanya ketersediaan air yang cukup,” katanya.
Pada tahun 2011, produksi padi sawah diperkirakan akan meningkat 146.994 ton atau 8,73 persen seiring dengan adanya peningkatan luas panen sebesar 32.175 ha atau 7,70 peresn dan kenaikan produktivitas sebesar 0,39 ku/ha atau 0,97 persen.
“Diharapkan, iklim ikut mendukung sehingga lahan lebak bisa ditanami kembali,” imbuhnya.
Sebaliknya, produksi padi ladang diperkirakan akan turun 148.775 ton atau 9,28 persen yang disebabkan oleh penurunan luas panen sebanyak 5.105 ha atau 9,59 persen.
“Penurunan luas panen ini dikarenakan LTA (luas tanaman akhir, red) bulan April 2011 turun dibanding tahun lalu karena curah hujan yang tinggi pada bulan Oktober-Maret sehingga petani tidak bisa mengolah lahan,” tuturnya.
Sementara itu, BPS juga memprediksi bahwa produksi sejumlah komoditi palawija pada tahun 2011 akan ikut mengalami penurunan akibat berkurangnya luas panen dan tingkat produktivitas yang disebabkan curah hujan tinggi, seperti jagung, kacang tanah, dan kacang hijau.
Produksi jagung diperkirakan hanya akan mencapai 104.114 ton atau turun 10,59 persen, kacang tanah 13.465 ton atau turun 6,78 persen, dan kacang hijau 1.104 ton atau turun 16,33 persen.
“Perkiraan penurunan luas panen terutama terjadi di Kabupaten Banjar dan Tanah Laut,” pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar