BANJARMASIN – Inflasi Kota Banjarmasin pada bulan Agustus
2011 atau selama bulan Ramadan lalu melampaui prediksi.
Berdasar hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan
Selatan, perkembangan indeks harga konsumen atau inflasi Kota Banjarmasin pada
bulan Agustus 2011 tercatat sebesar 1,53 persen. Sedangkan laju inflasi tahun
kalender (Januari-Agustus 2011) sebesar 2,83 persen dan laju inflasi year on
year (Agustus 2011 terhadap Agustus 2010) sebesar 5,04 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kalsel Zulkifli
kemarin mengungkapkan, perkembangan harga berbagai komoditas pada bulan Agustus
2011 secara umum menunjukkan adanya kenaikan.
“Inflasi Kota Banjarmasin sendiri terutama didorong oleh
kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, kelompok sandang, dan kelompok
transpor,” ujarnya.
Dijelaskannya, kelompok makanan jadi pada bulan Agustus 2011
mengalami inflasi 2,82 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi antara
lain rokok kretek filter, nasi dan lauk pauk, dan kue kering,” paparnya.
Pada kelompok sandang, inflasi yang terjadi sebesar 3,03
persen yang disumbang oleh kenaikan harga sandang laki-laki, sandang anak-anak,
dan emas perhiasan. Sementara inflasi kelompok transpor yang sebesar 1,08
persen disebabkan oleh kenaikan tarif angkutan udara.
Dalam kesempatan yang sama, Peneliti Muda Kantor Bank Indonesia
(BI) Banjarmasin Miko Bayuaji mengatakan bahwa inflasi Kota Banjarmasin pada
bulan Agustus 2011 melampaui prediksi BI.
“Sebelumnya kami perkirakan inflasi maksimal 1,42 persen,”
katanya.
Meski demikian, jika melihat komoditas yang menyumbang
inflasi seperti makanan jadi, sandang, dan ongkos angkut, itu merupakan
indikasi bahwa inflasi terjadi karena faktor musiman dimana intensitas konsumsi
masyarakat selama puasa biasanya memang lebih tinggi.
Hal itu setidaknya terlihat dari transaksi tunai sepanjang
bulan Agustus 2011 yang mengalami net outflow, artinya kebutuhan uang tunai
untuk transaksi meningkat seiring melonjaknya aktivitas perekonomian, yang
mencapai Rp 1,06 triliun dari prediksi Rp 1,6 triliun.
Oleh sebab itu, katanya, inflasi pada bulan Agustus 2011
tidak perlu dirisaukan karena sifatnya hanya sementara.
“Penyumbang inflasi
yang selalu menghantui setiap Lebaran datang seperti beras dan daging ayam ras
harganya malah turun,” sambungnya.
Kepala BPS Kalsel Bambang Pramono menambahkan, stabilnya
harga kebutuhan pokok seperti beras disebabkan karena pada tahun lalu harganya
sudah naik sangat tinggi sehingga mencapai titik jenuh.
“Pedagang juga sepertinya tidak berspekulasi lagi dan tidak
menahan stoknya,” katanya.
Demikian pula dengan daging ayam ras, kenaikan harga sudah
terjadi sejak beberapa bulan sebelum bulan puasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar