A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 15 Agustus 2012

Keasaman Sungai Membaik


Parameter Lain Masih di Atas Baku Mutu

BANJARMASIN – Hasil pemantauan kualitas air sungai pada triwulan II 2012 menunjukkan perbaikan tingkat keasaman. Tapi untuk parameter yang lain masih banyak tidak memenuhi persyaratan baku mutu air kelas I.
“Dari 10 titik yang sebelumnya nilai keasamaanya sangat tinggi di bawah 6,0 mulai bagus, tinggal dua titik yang belum memenuhi persyaratan baku mutu, yakni di Sungai Barito Kuin Pertamina dan Sungai Alalak Kayu Tangi,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota Banjarmasin Hamdi, (7/8).
Dari sisi kandungan bahan organik dan kimia yang larut di dalam sungai yang ditunjukkan melalui angka BOD dan COD, rata-rata berada di atas baku. Begitu pun kandungan logam seperti Mangan (Mn) dan Besi (Fe).
Dituturkan Hamdi, Mangan secara alami memang ada di alam. Tapi berbagai aktivitas manusia bisa membuat kandungannya berlebih, terutama pertambangan yang memberi kontribusi terbesar. Idealnya baku mutu Mangan 0,1 mg/liter, sedangkan hasil uji laboratorium 10 sampel air sungai bervariasi antara 0,09-0,2 mg/liter.
“Besi juga begitu, di semua titik di atas baku mutu. Maksimum 0,3 mg/liter, tapi semua titik di atas 1 mg/liter. Memang di Kalsel umumnya kandungan Besi tinggi secara alami karena pengaruh struktur bebatuan dan tanah. Tapi masalahnya ini sudah jauh dari baku mutu,” paparnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya keras lagi untuk memelihara kualitas sungai. Sayangnya, dari semua daerah di Kalimantan Selatan, bahkan di Pulau Kalimantan, hanya Banjarmasin yang sudah melakukan identifikasi sumber-sumber pencamaran sungai dan perhitungan beban pencemarannya. Mengingat sungai-sungai yang mengalir di Banjarmasin berhulu di daerah lain, menurut Hamdi semua daerah mestinya juga melakukan identifikasi serupa sehingga bisa diambil langkah penanganan yang tepat.
“Kalau di Banjarmasin jelas, pencemaran dari industri hanya satu persen, sisanya 51 persen dari limbah domestik dan 48 persen dari sektor pertanian. Makanya sekarang PD PAL (Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah, Red) diharapkan bisa optimal. Selama ini sebelum ada identifikasi BLHD fokus ke institusi, seperti hotel, industri, restoran, dan rumah sakit. Ternyata tidak signifikan,” paparnya.

Tidak ada komentar: