Parameter Lain Masih di Atas Baku Mutu
BANJARMASIN – Hasil pemantauan kualitas air sungai pada
triwulan II 2012 menunjukkan perbaikan tingkat keasaman. Tapi untuk parameter
yang lain masih banyak tidak memenuhi persyaratan baku mutu air kelas I.
“Dari 10 titik yang sebelumnya nilai keasamaanya sangat
tinggi di bawah 6,0 mulai bagus, tinggal dua titik yang belum memenuhi
persyaratan baku mutu, yakni di Sungai Barito Kuin Pertamina dan Sungai Alalak
Kayu Tangi,” ungkap Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Kota
Banjarmasin Hamdi, (7/8).
Dari sisi kandungan bahan organik dan kimia yang larut di
dalam sungai yang ditunjukkan melalui angka BOD dan COD, rata-rata berada di
atas baku. Begitu pun kandungan logam seperti Mangan (Mn) dan Besi (Fe).
Dituturkan Hamdi, Mangan secara alami memang ada di alam.
Tapi berbagai aktivitas manusia bisa membuat kandungannya berlebih, terutama
pertambangan yang memberi kontribusi terbesar. Idealnya baku mutu Mangan 0,1
mg/liter, sedangkan hasil uji laboratorium 10 sampel air sungai bervariasi
antara 0,09-0,2 mg/liter.
“Besi juga begitu, di semua titik di atas baku mutu.
Maksimum 0,3 mg/liter, tapi semua titik di atas 1 mg/liter. Memang di Kalsel
umumnya kandungan Besi tinggi secara alami karena pengaruh struktur bebatuan
dan tanah. Tapi masalahnya ini sudah jauh dari baku mutu,” paparnya.
Hasil ini menunjukkan bahwa diperlukan upaya keras lagi
untuk memelihara kualitas sungai. Sayangnya, dari semua daerah di Kalimantan
Selatan, bahkan di Pulau Kalimantan, hanya Banjarmasin yang sudah melakukan
identifikasi sumber-sumber pencamaran sungai dan perhitungan beban
pencemarannya. Mengingat sungai-sungai yang mengalir di Banjarmasin berhulu di
daerah lain, menurut Hamdi semua daerah mestinya juga melakukan identifikasi
serupa sehingga bisa diambil langkah penanganan yang tepat.
“Kalau di Banjarmasin jelas, pencemaran dari industri hanya
satu persen, sisanya 51 persen dari limbah domestik dan 48 persen dari sektor
pertanian. Makanya sekarang PD PAL (Perusahaan Daerah Pengelolaan Air Limbah,
Red) diharapkan bisa optimal. Selama ini sebelum ada identifikasi BLHD fokus ke
institusi, seperti hotel, industri, restoran, dan rumah sakit. Ternyata tidak
signifikan,” paparnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar