A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Minggu, 13 Januari 2013

KPK Terinspirasi Ilma Nafia


BANJARMASIN – Kisah hidup Ilma Nafia (1,5), bocah penderita Hydrochepalus asal Kecamatan Cempaka Banjarbaru yang pengobatannya terkendala kesulitan ekonomi menginspirasi sekelompok masyarakat membentuk komunitas sosial. Pasalnya, ternyata banyak Ilma-Ilma lainnya yang juga perlu uluran tangan.
“Seperti fenomena gunung es. Setelah kita menggalang dana untuk Ilma, bermunculan adik-adik lainnya yang senasib dan harus dibantu,” ujar Ketua Komunitas Peduli Kemanusiaan (KPK) Muhamad Pazri saat launching komunitas tersebut secara resmi sekaligus doa bersama di Mesjid Baitul Hikmah Unlam Banjarmasin, Selasa (9/1) malam.
Dituturkan Pazri yang juga Presiden BEM Unlam, anggota komunitas ini tak cuma mahasiswa. Tapi gabungan personel BPK/PMK, emergency, bahkan insan media.
“KPK terbentuk untuk kepedulian murni membantu sesama. Sudah seharusnya wartawan, mahasiswa, BPK/PMK, emergency, dan lainnya bersatu. Sebelumnya sendiri-sendiri,” katanya.
Diakuinya, inspirasi untuk membentuk komunitas ini berawal dari keprihatinan terhadap Ilma Nafia. Tanpa disadari, perhimpunan untuk menggalang dana ternyata cukup bermanfaat. Terlebih, setelah membantu Ilma, bermunculan kasus-kasus pasien tak mampu lainnya.
“Mudah-mudahan ke depan KPK tidak hanya menjadi komunitas milik beberapa orang, tapi semua orang dan bisa menghimpun lebih banyak lagi relawan,” harapnya.
Sampai sekarang ada beberapa anak yang sudah dibantu, baik dari segi dana maupun ranah advokasi.
Pazri mengatakan kepercayaan dan kejujuran akan selalu dipegang komunitas ini, serta tidak berharap materi.
Terkait kegiatan doa bersama, Ketua Pelaksana Khairil Sa’bani mengatakan bahwa selain upaya secara lahiriah dengan membantu donasi sebesar-besarnya,  juga perlu diiringi dengan doa kepada Tuhan untuk kesembuhan pasien yang mereka sokong pendanaannya. Pada kesempatan itu mereka juga menggelar salat hajat bersama dipimpin ulama KH Misbahul Munir.
“Sekarang tinggal membantu M Rifani (penderita Hydrochepalus), sebelumnya ada lima pasien. Ilma Nafia, Izzati (tumor), Nurizkiyah (kelainan jantung), dan M Fitrianoor (tumor otak),” ucapnya.
Sayang, meski sudah berupaya membantu semaksimal mungkin, tapi Nurizkiyah dan M Fitriannor akhirnya meninggal dunia.

Tidak ada komentar: