A good journalist is not the one that writes what people say, but the one that writes what he is supposed to write. #TodorZhivkov

Rabu, 03 April 2013

B2C Banjarmasin, Ajak Mahasiswa ke Kampus Bersepeda



Dorong Kampus Bangun Parkiran Khusus Sepeda

Didiskriminasikan di jalan, susah cari parkir, sampai jadi bahan ledekan, sudah biasa buat anak-anak muda pegiat Bike to Campus (B2C) Banjarmasin ini. Tapi mereka tetap bersepeda ke kampus untuk mengampanyekan gaya hidup sehat sekaligus hemat energi.

“Awalnya saya search di Google, di Banjarmasin ternyata Bike to Campus belum ada. Lalu saya mulai dari Twitter bulan Mei 2012 untuk mengajak siapa yang mau ikut, tapi responsnya sedikit,” kata M Sarwani, mahasiswa semester empat FISIP Unlam jurusan Ilmu Pemerintahan, menceritakan terbentuknya B2C Banjarmasin, Sabtu (16/3).
B2C adalah bagian nonresmi dari komunitas pekerja bersepeda, Bike to Work (B2W) Indonesia. Anggotanya para mahasiwa yang menggunakan sepeda sebagai transportasi ke kampus.
“Terus saya cari teman di kampus, ada satu, tapi sudah mau lulus,” sambungnya.
Selain aktif berkicau di media sosial, mereka juga membagi pamflet dan membuat video-video tentang manfaat bersepeda atau efek negatif yang disebabkan penggunaan kendaraan bermotor, seperti kemacetan dan polusi. 
“Saya sendiri naik sepeda ke kampus mulai April 2012. Sebelumnya naik sepeda motor. Waktu itu kan ada isu harga BBM mau naik. Saya pikir kenapa tidak mulai naik sepeda saja,” tuturnya.
Ia menambahkan, jumlah kendaraan di Banjarmasin sudah terlalu banyak, sedangkan jalan tidak bertambah luas. Di Unlam sendiri, mahasiswa yang bersepeda ke kampus masih bisa dihitung.
“Sebagai gambaran, di angkatan saya saja yang jumlah mahasiswanya 200-an, yang pakai sepeda cuma dua orang,” imbuhnya.
Setelah hampir setahun B2C terbentuk, diakuinya perkembangannya tidak terlalu menggembirakan, walaupun jumlah mahasiswa yang bersepeda ke kampus ada peningkatan. Selain di Unlam, pegiat B2C juga tersebar di beberapa kampus lain, seperti Uniska dan STIE. 
“Kebanyakan sih alasannya gengsi, terus capek kalau jarak rumah jauh. Tapi misalnya seminggu sekali saja naik sepeda, tidak apa-apa, tidak harus setiap hari,” katanya lagi.
Faisal, mahasiswa semester dua FKIP Unlam jurusan Pendidikan Matematika yang baru sebulan bergabung di B2C Banjarmasin menambahkan, tidak ada perasaan gengsi naik sepeda ke kampus. Selain sehat, mengurangi polusi, juga menghemat uang jajan.
“Dari awal kuliah sudah pakai sepeda. Kalau di jalan kadang sih suka merasa diremehkan, sering diklaksoni, kalau diserempet sudah tak terhitung,” seloroh mahasiswa asal HSU yang tinggal di Jl HKSN itu.
Lain lagi dengan Firman. Mahasiswa semester dua jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Unlam yang juga baru sebulan bergiat di B2C Banjarmasin ini mengatakan, naik sepeda punya kenikmatan tersendiri.
“Kalau nggak naik sepeda itu nggak ada rasanya, nggak bisa lihat pemandangan. Kalau naik kendaraan kan biasanya cepat-cepat,” ucapnya yang dari zaman sekolah selalu naik sepeda.
Tahun ini, B2C Banjarmasin punya misi yang cukup besar. Yakni, mendorong kampus agar menyediakan parkiran khusus sepeda yang nyaman dan aman.
“Kalau optimis masih terlalu jauh ya. Tapi mudah-mudahan rektorat memberi lampu hijau,” harapnya.

Tidak ada komentar: