Dorong Kampus Bangun Parkiran Khusus Sepeda
Didiskriminasikan di
jalan, susah cari parkir, sampai jadi bahan ledekan, sudah biasa buat anak-anak
muda pegiat Bike to Campus (B2C) Banjarmasin ini. Tapi mereka tetap bersepeda
ke kampus untuk mengampanyekan gaya hidup sehat sekaligus hemat energi.
“Awalnya saya search di Google, di Banjarmasin ternyata Bike
to Campus belum ada. Lalu saya mulai dari Twitter bulan Mei 2012 untuk mengajak
siapa yang mau ikut, tapi responsnya sedikit,” kata M Sarwani, mahasiswa semester
empat FISIP Unlam jurusan Ilmu Pemerintahan, menceritakan terbentuknya B2C
Banjarmasin, Sabtu (16/3).
B2C adalah bagian nonresmi dari komunitas pekerja bersepeda,
Bike to Work (B2W) Indonesia. Anggotanya para mahasiwa yang menggunakan sepeda
sebagai transportasi ke kampus.
“Terus saya cari teman di kampus, ada satu, tapi sudah mau
lulus,” sambungnya.
Selain aktif berkicau di media sosial, mereka juga membagi
pamflet dan membuat video-video tentang manfaat bersepeda atau efek negatif
yang disebabkan penggunaan kendaraan bermotor, seperti kemacetan dan
polusi.
“Saya sendiri naik sepeda ke kampus mulai April 2012.
Sebelumnya naik sepeda motor. Waktu itu kan ada isu harga BBM mau naik. Saya
pikir kenapa tidak mulai naik sepeda saja,” tuturnya.
Ia menambahkan, jumlah kendaraan di Banjarmasin sudah
terlalu banyak, sedangkan jalan tidak bertambah luas. Di Unlam sendiri,
mahasiswa yang bersepeda ke kampus masih bisa dihitung.
“Sebagai gambaran, di angkatan saya saja yang jumlah
mahasiswanya 200-an, yang pakai sepeda cuma dua orang,” imbuhnya.
Setelah hampir setahun B2C terbentuk, diakuinya
perkembangannya tidak terlalu menggembirakan, walaupun jumlah mahasiswa yang
bersepeda ke kampus ada peningkatan. Selain di Unlam, pegiat B2C juga tersebar
di beberapa kampus lain, seperti Uniska dan STIE.
“Kebanyakan sih alasannya gengsi, terus capek kalau jarak
rumah jauh. Tapi misalnya seminggu sekali saja naik sepeda, tidak apa-apa,
tidak harus setiap hari,” katanya lagi.
Faisal, mahasiswa semester dua FKIP Unlam jurusan Pendidikan
Matematika yang baru sebulan bergabung di B2C Banjarmasin menambahkan, tidak
ada perasaan gengsi naik sepeda ke kampus. Selain sehat, mengurangi polusi,
juga menghemat uang jajan.
“Dari awal kuliah sudah pakai sepeda. Kalau di jalan kadang sih suka merasa diremehkan, sering diklaksoni, kalau diserempet sudah tak terhitung,” seloroh mahasiswa asal HSU yang tinggal di Jl HKSN itu.
“Dari awal kuliah sudah pakai sepeda. Kalau di jalan kadang sih suka merasa diremehkan, sering diklaksoni, kalau diserempet sudah tak terhitung,” seloroh mahasiswa asal HSU yang tinggal di Jl HKSN itu.
Lain lagi dengan Firman. Mahasiswa semester dua jurusan Ilmu
Komunikasi FISIP Unlam yang juga baru sebulan bergiat di B2C Banjarmasin ini
mengatakan, naik sepeda punya kenikmatan tersendiri.
“Kalau nggak naik sepeda itu nggak ada rasanya, nggak bisa
lihat pemandangan. Kalau naik kendaraan kan biasanya cepat-cepat,” ucapnya yang
dari zaman sekolah selalu naik sepeda.
Tahun ini, B2C Banjarmasin punya misi yang cukup besar. Yakni, mendorong kampus agar menyediakan parkiran khusus sepeda yang nyaman dan aman.
Tahun ini, B2C Banjarmasin punya misi yang cukup besar. Yakni, mendorong kampus agar menyediakan parkiran khusus sepeda yang nyaman dan aman.
“Kalau optimis masih terlalu jauh ya. Tapi
mudah-mudahan rektorat memberi lampu hijau,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar